Begandring.com-Diproduksi hampir seluruh kru satus persen Arek Suroboyo serta dibintangi para seniman ludruk legendaris, Kartolo Numpak Terang Bulan (KNTB) mendefinisikan kembali dramaturgi seni pertunjukan dan sinematografi dalam satu karya yang “Jancuk, mentolo tak tumbak gegermu. Haha..”
Setelah sukses dengan Jack (2019), sutradara Ainun Ridho merilis film Kartolo Numpak Terang Bulan (KNTB). Dalam Gala Premiere yang dihadiri sekitar 200-an penonton (8/3) di Studio Royal Surabaya XXI, perasaan penonton dibuat campur aduk oleh film produksi Air Films dan SMK Dr. Soetomo itu.
Yang terbanyak tentu saja tertawa kemekel (terbahak-bahak) menikmati akting dan celetukan-celetukan khas Kartolo yang berperan sebagai Bapak Kos. Kartolo dalam film itu digambarkan sebagai sosok jenaka namun gagal berdamai dengan masa lalu.
Cast Film Kartolo Numpak Terang Bulan. Foto: Begandring.com
Ada juga sambaran khas dari Ning Tini, Sapari, Dedi Galajapo, atau juga Eko Tralala yang berperan sebagai satpam budheg.
“Mereka adalah seniman-seniman ikonik Surabaya. Kita tahu bersama, Cak Kartolo ini adalah living legend-nya Surabaya, dan bahkan Indonesia,” ujar Ainun Ridho.
Sutradara asli Arek Tembok Sayuran Surabaya yang lama berkarir di industri film dan iklan di Jakarta ini mengatakan, meski latar film sebagian besar di Surabaya, KNTB tidak melulu soal Surabaya. Hal tersebut memang terlihat dari background para mahasiswa yang indekos di rumah Kartolo.
Ada yang dari Papua, Malang, Tulungagung, dan Sumatera. Misi mereka: lulus kuliah dan bersaing mendapatkan hati dari Sari, anak Kartolo sang Bapak Kos.
Meski diperankan oleh artis-artis muda pendatang baru, sedikit pun artis Gen-Z ini tak tampak canggung beradu akting dengan para seniman-seniman senior legendaris. Sebut saja Alda Yunalvita yang memerankan Sari. Dara jelita yang kini tinggal di Boston, Amerika Serikat itu tampak terampil berakting sebagai sosok anak yang teramat rindu pada kasih sayang ayahnya.
Juga Arief Wibhisono yang memerankan Jon, model Arek Suroboyo yang slengekan namun solider terhadap teman. Atau Rizky Boncel, yang memerankan sosok Aremania yang berkuliah di kandang Bonek.
Masing-masing berhasil menampilkan aksen kedaerahan khas, berpadu dengan karakter Suroboyoan nan kental. Setting rumah sederhana berarsitektur jengki di kawasan perkampungan memberi nuansa khas dalam film ini.
Namun, apa yang sebenarnya membuat film ini menarik bukan hanya soal penghadiran beragam budaya, melainkan justru karena kejelian sutradara dalam mengusung isu-isu sensitif dengan cara penyikapan yang tak terduga namun tetap menyentuh dan haru.
Antusiasme Publik
Dalam Gala Premiere itu, tak sedikit penonton rela berdiri atau duduk ngesot karena tak kebagian kursi. Meski demikian, mereka tetap bertahan hingga film usai. Studio bioskop yang umumnya senyap dari suara penonton, malam itu berkali-kali riuh karena gelak tawa, atau penonton yang mencoba menirukan dialog dalam film yang juga melibatkan siswa-siswa SMK Dr. Soetomo itu dalam produksinya.
“Saya sampe kebelet pipis karena kebanyakan ketawa,” ujar Caca, seorang penonton.
Meski dominan tawa, tak jarang penonton dibawa pada suasana haru. Dilema ikatan batin ayah dan anak, bagaimana pun juga, kerap mampu memantik perasaan emosional tertentu.
Terlebih saat menyadari bahwa dua seniman legendaris sebagai pemeran dalam film itu, yakni Sapari dan Eko Tralala, kini telah berpulang. Film KNTB adalah akting pamungkas keduanya sebagai seniman tawa di Indonesia.
Indah Kurnia memberikan kesan setelah menonton film Kartolo Numpak Terang Bulan. Foto: Begandring.com
Dihadiri para tokoh masyarakat, birokrat, akademisi, pegiat komunitas, dan para influencer Jawa Timur, sulit menyangkal tingginya animo publik terhadap KNTB.
“Saya sangat bangga dengan film ini. Terlihat bagaimana genuine-nya karakter Si Jon tadi sebagai arek Suroboyo yang ekspresif namun tetap bisa bijak dan rasional menghadapi teman-temannya yang salah paham,” ujar Indah Kurnia, anggota DPR RI yang turut hadir menonton hingga tuntas.
Kartolo Numpak Terang Bulan (KNTB) akan beredar di jaringan bioskop XXI mulai 14 Maret 2024. Film jenaka bertema keluarga sarat nuansa budaya ini amat layak ditonton oleh siapa saja. (*)