Subtrack: Bermula dari Hobi, Jadi Wisata dan Edukasi

Wawancara dengan Toufan Hidayat, Koordinator Subtrack Komunitas Begandring Soerabaia.

Upaya Toufan Hidayat menjadi Koordinator Subtrack dalam kurun tiga tahun ini tidak sia-sia. Sejak 2021, total Subtrack sudah diselenggarakan lebih dari 32 kali. Rinciannya, 15 kali Subtrack untuk audiens umum, dan 17 kali untuk subtrack pesanan atau untuk audiens khusus, baik dari mitra dalam maupun luar negeri. Itu belum termasuk Subtrack dadakan dalam rangka kunjungan tamu ke markas Begandring di Lodji Besar.

Total terdapat 12 rute/tema yang sudah dijelajahi. Mitra kerjasama berasal dari dalam dan luar negeri. Subtrack juga disebut sebagai salah satu pertimbangan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) memberikan penghargaan kepada Komunitas Begandring sebagai Komunitas Pelestari Cagar Budaya pada Juli 2023 lalu.

Bagaimana ceritanya?

Toufan Hidayat (memegang megaphone) memandu para peserta Subtrack. Foto: Begandring.com

Apa sih sebenarnya Subtrack itu?

Suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat umum dalam mengenal dan melihat langsung bangunan bersejarah. Itu dengan disertai narasi sejarah yang melekat dari tour guide, yang paham akan sejarah bedasarkan data valid.

Konkretnya, kegiatan Subtrack ini dasarnya adalah mengajak peserta untuk berjalan kaki santai “blusukan” di area tertentu bersejarah dengan didampingi tour guide beserta kru selama kurang lebih dua jam menyusuri rute yang ditentukan.

Kegiatan ini berbayar dan mendapat fasilitas tourguide yang berlisensi berpengalaman, konsumsi nasi kotak, e book area spot dan “kelas sejarah” setelah kegiatan membahas sejarah area yang sudah dilalui dan diskusi ringan dari dari peserta.

Flyer promosi Subtrack. Foto: Begandring.com

Bagaimana awalnya kok terpikir Subtrack?

Berawal dari hobi sesama anggota komunitas Begandring. Kami suka blusukan ke bangunan-bangunan lawas bareng-bareng. Ya ke punden, kuburan, rumah lawas, macem macem lah pokoknya. Itu sejak 2018.

Baca Juga  Kampung Wisata Sejarah Peneleh dalam program Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC) 2023

Lalu muncul sebuah ide untuk mewujudkan suatu misi, gimana ya kalau mengenalkan sejarah kota Surabaya. Dari para anggota komunitas Begandring Soerabaia secara nyata dan mengasyikan, kepada orang di luar komunitas kami. Sehingga munculah suatu kegiatan bertema Heritage Walk yang bernama “SUBTRACK” kependekan dari Surabaya Urban Track.

Kapan Subtrack pertama kali mulai?

Pertamakali diluncurkan di masa pandemi covid tanggal 2 mei 2021 tetapi sudah dalam masa “kondisi covid melandai” di spot Kota Tua kawasan Jembatan merah. Ketika masyarakat sudah mengalami kejenuhan di pembatasan aktivitas sehingga diperlukan suatu kegiatan yang sehat, cerdas dan asyik: Subtrack.

Subtrack edisi perdana, 2 Mei 2021 pada masa pandemi. Foto: begandring.com

Bagaimana cara masyarakat tahu atau ikut?

Diumumkan lewat media sosial dan “getok tular” rekan-rekan penikmat sejarah dan komunitas sejarah lain, sehingga masyarakat calon peserta bisa tahu dan mendaftar untuk ikut kegiatan ini. Juga lewat media sosial.

Sejauh ini bagaimana perkembangan dan respon peserta?

Subtrack sudah berjalan mempunyai 12 rute berbeda sejauh ini dan animo masyarakat peserta selalu antusias menyambutnya. Peserta Subtrack itu kalangan umum dan menjangkau segala umur dan status. Bahkan sering diikuti peserta dari luar negeri. Biasanya ketika kami buka pendaftaran, tidak sampai satu hari sudah full booked. Maksimal kami membatasi 30-35 peserta saja, agar lebih intens dan mudah mengendalikan kerumunan.

Kegiatan Subtrack ini sudah diapresiasi positif oleh Pemkot Surabaya, Instansi Negara (Bank Indonesia), Perguruan Tinggi, BUMN, biro perjalanan, dan juga banyak menjadi rujukan para akademisi dan mahasiswa dalam mencari dan menyusun informasi untuk keperluan penyusunan tugas akhir seperti skripsi dan tesis. Juga dapat penghargaan. Dari IAAI, Walikota Surabaya, dan Detik.com.

Baca Juga  Kisah Adriaan Stoop dan Kilang Minyak Wonokromo: Kilang Pertama di Hindia Belanda

Apa sih output dari Subtrack?

Salah satu output dari kegiatan Subtrack ini yang dirasakan oleh peserta adalah membawa dan mengajak para peserta melihat langsung bangunan dan area bersejarah sekaligus merawat “memori kolektif” akan peristiwa sejarah pada objek tersebut.

Sertifikat penghargaan dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) untuk Komunitas Begandring. Salah satunya didasarkan pada kegiatan Subtrack. Foto: Begandring.com

Kalau untuk warga di mana Subtrack dilakukan, apa dampaknya?

Kegiatan ini juga sekaligus memberikan manfaat kepada masyarakat setempat yang dilalui Subtrack dalam pelibatan langsung baik mengenalkan kampung wisata sejarah dan manfaat ekonomi yang dirasakan dari penjual makanan ringan kayak nack dan jajan gorengan, maupun aksesoris cinderamata khas kampung yang dilalui.

Masyarakat kampung wisata yang dilalui menyambut dan mengapresiasi secara positif karena kampungnya didatangi oleh para pelancong dan berinteraksi secara langsung sehingga terjalin suasana keakraban karena masyarakat Surabaya yang terkenal akan sifat egaliter dan keramahannya, sehingga hal ini memberikan pengalaman baru bagi para peserta yang terkadang belum pernah blusukan di kampung-kampung lawas Surabaya.

Peserta Subtrack memborong dagangan penjaja makanan ringan saat Subtrack edisi Plampitan. Foto: Begandring.com

Apa target ke depannya?

Subtrack tujuan lainnya adalah salah satu upaya dalam pengawasan dan pengingat kepada stakeholder dalam hal ini Pemkot Surabaya agar mampu menjaga, merawat dan melindungi aset yang bersejarah yang menjadi kaitan akan perjalanan perkembangan Kota Surabaya.

Ke depannya saya dan teman-teman Begandring berharap Subtrack bisa menjadi role-model akan suatu kegiatan bermanfaat seperti Heritage Walk. Yang mana itu melibatkan langsung masyarakat beserta Pemerintah kota dalam upaya meningkatan pariwisata dan pembelajaran sejarah. (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *