Kampung Wisata Sejarah Peneleh dalam program Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC) 2023

Begandring.com – Kerja sama antar negara di dunia Pendidikan telah banyak dilakukan oleh universitas di Indonesia termasuk beberapa universitas di Jawa timur. Salah satu Kerjasama tersebut adalah Program WAEJUC yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur dengan the Western Australian Government sejak tahun 2017.

Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC) adalah program Kerjasama antara 10 universitas di Jawa Timur dengan 5 universitas di Western Australia yang diharapkan akan mampu membangun kolaborasi yang kuat dalam penelitian akademis, dan mobility programme.

Rombongan berbaur dengan warga di Peneleh V di lingkungan Masjid Jami’ Paneleh. Foto: Begandring.

Program ini sempat terhenti karena pandemic Covid-19 namun tahun ini East Java Exploration (EJx) yang menjadi bagian penting Kerjasama WAEJUC kembali dilaksanakan mulai dari tanggal 27 Juni – 10 Juli 2023. 10 mahasiswa yang mengikuti program tersebut berasal dari universitas anggota WAEJUC yaitu The University of Western Australia, Murdoch University, Curtin University, University of Notre Dame Australia, and Edith Cowan University.

Ada 5 universitas di Surabaya yang menjadi anggota WAEJUC dan salah satunya adalah UPN “Veteran” Surabaya yang pada Rabu 28 Juni lalu mengenalkan Kampung Wisata Sejarah Peneleh kepada 10 mahasiswa peserta EJx. Menurut Ibu Qanita, pendamping rombongan mahasiswa UPN dan Australia, hasil belajar selama berada di Jawa Timur akan dipresentasikan nantinya Ketika Kembali ke Australia.

Penulis, Ita Surojoyo, berswafoto bersama peserta. Foto: Ita/Begandring.

Salah satu topik East Java Exploration (EJx) yang diangkat oleh Universitas Pembangunan nasional Jawa Timur (UPN) kali ini adalah ‘’Surabaya, the Multicultural City”. Sebagai Kawasan yang sedang dalam proses menjadi Kawasan Wisata Sejarah, Peneleh menjadi semacam mata kuliah pariwisata bagi 10 mahasiswa Australia. Selama mereka berkegiatan di Peneleh, Begandring Soerabaia memberi pendampingan dan memperkenalkan beberapa destinasi wisata di antaranya Makam Belanda, Masjid Jami’, Museum HOS Cokroaminoto, Jembatan Peneleh, Rumah Lahir Bung Karno, dan Sumur Jobong era Kerajaan Majapahit (sekitar abad 15).

Baca Juga  Lihat Proses Penjernihan dan Cicipi Air Minum Langsung dari Kran di IPAM Ngegel
Mengunjungi Makam Eropa Peneleh. Foto: Begandring.

Banyak hal baru yang mereka pelajari selama perjalanan singkat ke Kawasan Peneleh seperti bagaimana penataan perumahan warga, model bangunan, kegiatan warga sehari-hari, kegiatan keagamaan, kuliner, dan busana. Menurut Jack, salah satu peserta EJx dari University of Notre Dame Australia, Peneleh menyimpan keunikan tersendiri mulai dari bangunan peninggalan kolonial sampai Rumah lahir Bung Karno yang terletak di gang kecil. Selain Itu ia juga mengagumi kisah perjalanan Orang Tua Soekarno yang berpindah dari Bali ke Surabaya dan sejarah perjalanan Soekarno menuntut ilmu.

Banyak dari peserta menemukan hal yang tidak lumrah selama tour singkat dan menanyakan banyak hal terkait Peneleh. Tim Begandring yang membersamai kegiatan tersebut memberi banyak wawasan dan menjawab keingintahuan mahasiswa Australia tersebut seperti diperbolehkannya hewan ada di area permukiman warga, kemudahan membuka usaha berjualan makanan, dan bangunan tua yang berada di antara bangunan modern.

Mahasiswa Australia terheran ada hewan ternak di dalam kampung. Foto: Begandring.

Perjalanan diakhiri dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh Nanang Purwono, Ketua Komunitas Begandring Soerabaia di kafe Lodji Besar yang menempati bangunan yang sudah berdiri sejak 1907. Diskusi membahas seputar tour singkat dan feedback yang diberikan oleh peserta. (Ita Surojoyo) 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *