Begandring.com – Wali kota Surabaya Eri Cahyadi bersama mitra Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur Doddy Zulverdi, yang dibersamai oleh jajaran pimpinan DPRD Kota Surabaya: Adi Sutarwijono (ketua), AH Thony (wakil ketua), Reni Astuti (wakil ketua) dan Laila Mufidah (wakil ketua) serta jajaran Bank Indonesia juga ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono, secara bersama sama memukul kentongan sebagai tanda resmi dimulainya Festival Peneleh & Java Coffee Culture 2023. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari sejak 7 Juli dan berakhir pada Minggu, 9 Juli 2023.
Pada dua hari pertama, kegiatan Festival berlangsung di jalan Makam Peneleh (7-8 Juli) dan pada hari terakhir berlanjut di jalan Tunjungan dengan gelaran Festival Java Coffee Culture 2023.
Ribuan warga Peneleh dan Surabaya memenuhi jalan Makam Peneleh menyaksikan gelaran panggung hiburan yang dihelat persis di depan gerbang Makam Eropa Peneleh. Sejumlah atraksi di panggung hiburan adalah persembahan warga Peneleh. Diantaranya adalah musik patrol, keroncong, story telling tentang Soekarno, tari reog hingga pemutaran film dokumenter “Koesno”.
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa Peneleh adalah bumi dimana para tokoh bangsa bercokol. Ada Soekarno dan HOS Tjokroaminoto sebagai guru bangsa, termasuk guru Soekarno ketika Soekarno indekost di rumahnya di Peneleh VII pada kurun waktu 1916-1921.
“Di Peneleh ini adalah tempat dimana para tokoh pergerakan bangsa bermukim, berfikir dan bergerak demi bangsa. Ada Soekarno dan ada HOS Tjokroaminoto. Jadi saya yakin, kelak ke depan para muda dan generasi muda Peneleh ini akan menjadi pemimpin pemimpin bangsa seperti mereka”, kata Eri Cahyadi mengawali sambutannya yang disaksikan oleh undangan dan hadirin dengan cara lesehan, sebuah konsep duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.
Eri Cahyadi mengapresiasi upaya membangkitkan dan mengembangkan potensi Peneleh sebagai tempat bersejarah di kota Surabaya. Festival Peneleh ini menjadi potret potensi Peneleh yang selanjutnya harus bisa dikembangkan secara bergotong royong, bersama sama demi tujuan bersama.
“Kalau bisa acara seperti ini bisa digelar setiap minggu untuk semakin mewadahi dan mengembangkan potensi lokal yang ada”, tegas Eri ketika menyudahi sambutannya.
Eri bisa memahami pentingnya acara yang bisa dikemas secara menghibur dan mendidik serta sekaligus berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat. Ketika Eri Cahyadi, yang dibersamai oleh Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, tiba di lokasi acara, mereka menyusuri stand pameran UMKM ya g memanjang di jalan Makam Peneleh, jualan peserta UMKM sudah mulai habis. Pemandangan serupa juga terlihat pada hari pertama, Jumat 7 Juli 2023. Bahwa dalam waktu 3 jam barang dagangan sudah ludes, laris manis.
Karenanya ajang pameran potensi lokal tidak hanya menyajikan khasanah kuliner seperti pada umumnya, tapi harus dibarengi dan dikemas dengan sajian potensi lainnya yang menghibur dan mendidik. Ajang serupa harus dikemas tersendiri mengingat pengembangan Peneleh adalah pengembangan potensi lokal khas Peneleh. Kekhasan Peneleh potensi sejarah, budaya dan tentu saja kuliner. Sehingga gelaran potensi lokal Peneleh harus bisa mengintegrasikan ketiga potensi itu: sejarah, budaya dan kuliner.
Wali Kota Eri menambahkan dan mengaku bahwa Festival Peneleh telah direncanakan sejak tahun 2018 bersama Komunitas Begandring Soerabaia. Bahkan, saat itu, Wali Kota Eri masih menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
Melalui Festival Peneleh, setidaknya bisa diamati langsung bagaimana animo masyarakat dan dampaknya dari kegiatan itu. Hal inilah yang tentu saja menjadi perhatian Bank Indonesia ketika kegiatan yang digelar bisa mengedukasi masyarakat dan sekaligus meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.
Selain di Peneleh, Festival Peneleh & Java Coffee Culture 2023 ini juga digelar di Jalan Tunjungan pada Minggu, 9 Juli 2023. Serangkaian kegiatan yang sangat edukatif telah dirancang dan dinikmati oleh masyarakat umum. Ada teatrikal kepahlawanan yang menggambarkan peristiwa nyata yang pernah terjadi di jalan Tunjungan pada 1945.
“Ini tentang pertahanan Tunjungan yang menokohkan Madun, pemuda asal Gentengkali”, terang Achmad Zaki Yamani, sutradara teatrikal dari Begandring Soerabaia.
Selain teatrikal juga ada Hall of fame dan panggung hiburan. Acara ini dihadiri oleh pejabat dari dua kementerian: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Koperasi dan UKM. Selain itu juga hadir Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar parawansa serta Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta.
Sebagai puncak Festival Peneleh, mereka akan menyusuri spot spot wisata sejarah di Peneleh, termasuk susur sungai Kalimas. Kegiatan ini sekaligus sebagai launching Pengembangan Peneleh yang berbasis sejarah, budaya dan kuliner. (Tim)