Tonton Atraksi Barongsai dan Festival Lampion, Subtrack Edisi Imlek Sukses Bikin Melek

Begandring.comSelalu ada hal baru di setiap gelaran Subtrack. Di edisi Imlek, peserta menyaksikan langsung atraksi Barongsai dan Festival Lampion saat melintas Kampung Tambak Bayan.

Suasana mendung dan sedikit gerimis di pagi itu (10/2) tidak mengurangi antusiasme Subtrackers, peserta kegiatan Subtrack, yang sudah mendaftar sejak seminggu lalu. Berkumpul di SDN Sulung yang terletak di Jalan Sulung Sekolahan, peserta duduk di dalam kelas salah satu gedung sekolahan paling ikonik di Surabaya. Yakni, galeri Sekolah Artefak SDN Sulung.

Subtrackers di Ruang Kelas Sekolah Artefak SDN Sulung, Surabaya. Foto: Begandring.com

“Dulu Soekeni Sosrodihardjo, ayahanda Presiden Soekarno, ditugaskan mengajar di sini antara tahun 1898 hingga akhir tahun 1901. Namanya masih Indlandsche School, atau sekolah untuk rakyat pribumi. Soekarno lahir 6 Juni 1901 di Kampung Pandean. Jadi, ini sekolah yang jadi bagian penting riwayat Soekarno. Juga penanda penting sejarah pendidikan di Surabaya,” ujar Toufan Hidayat, Direktur Subtrack Komunitas Begandring Soerabaia. (Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Kembalikan Nama SDN Sulung, Sekolah Tempat Ayah Bung Karno Pernah Mengajar)

Subtrackers lantas diajak menyusuri jalan-jalan di area yang telah terbentuk sejak era klasik Surabaya, menuju Kampung Tambak Bayan.

TP Wijoyo, pegiat Komunitas Begandring menuturkan, topinim Tambak Bayan berasal dari nama seorang. “Kampung Tambakbayan ini diduga dulunya merupakan lokasi kediaman Adipati Tambakbaya dari Kerajaan Pajang. Pada peta 1866 nama kampung Tambak Bajan sudah disebut,” jelasnya. (Baca juga: Tambak Bayan Surabaya dan Kisah Pelarian Bangsawan Pajang).

Barongsai dan Lampion

Setibanya di Tambak Bayan, peserta melihat atraksi Barongsai yang dimainkan oleh warga setempat. Kampung Tambak Bayan memang dikenal memiliki tradisi perayaan Imlek rutin, karena terdapat komunitas peranakan Tionghoa di sana.

Baca Juga  Kisah Heroik Pertempuran di Gedung RRI Surabaya

Tak hanya warga komunitas Tionghoa, beberapa komunitas fotografer serta Paguyuban Cak dan Ning juga turut menyemarakkan Imlek-kan di Tambak Bayan.

Kemeriahan perayaan Imlek di Tambak Bayan. Foto: Courtesy Ivan Boediman

Achmad Zaki Yamani, Ketua Begandring Soerabaia menuturkan, awalnya Subtrack digelar hari Minggu. Namun, tim Subtrack memutuskan melakukan improvisasi.

“Kami minta izin dan berkoordinasi dengan teman-teman dan warga. Akhirnya sepakat Subtrack diajukan Sabtu, agar bisa melihat Barongsai dan menyemarakkan agenda lainnya di pagi hari,” ujarnya.

Festival Lampion di Tambak Bayan. Foto: Begandring.com

Improvisasi itu rupanya langkah jitu. Tak sedikit peserta Subtrack memberi apresiasi.

“Tim Subtrack edisi Imlek keren banget,” ujar Sarah Safira, seorang peserta.

Komentar senada disampaikan oleh Listya, peserta setia Subtrack. Dirinya menyempatkan berfoto-foto dengan latar keriuhan suasana Imlekan pagi hari di Tambak Bayan.

“Subtrack selalu mboiss pol,” ujar Listya.

Peserta Subtrack berfoto di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Foto: Begandring.com

Dari Tambak Bayan, Subtrackers melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Pahlawan di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Johar, hingga finish di Depot Bougenvile di tepi Kalimas. Di bangunan berarsitektur kolonial itu, peserta melepas lelah dengan menyantap hidangan sambil bertukar foto dan berkenalan.

Ada pula yang memilih makan di bibir sungai yang dulu sempat menjadi sarana transportasi utama sehingga ramai hilir mudik perahu.

Subtrack merupakan kegiatan rutin Komunitas Begandring Soerabaia yang bertujuan mengajak publik untuk mengenal sudut-sudut kawasan bersejarah di Surabaya. Kegiatan Subtrack ini juga salah satunya yang membuat meraih penghargaan dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Pemerintah Kota Surabaya, serta Detik.com Jatim Award.

Selain Subtrack, kegiatan lain adalah diskusi sejarah Begandringan, penelitian, dan produksi film serta ekonomi kreatif lain. Jika di pagi harinya dilaksanakan Subtrack, pada malam harinya diselenggarakan diskusi bertema “Sejarah Kedatangan Kaum Tionghoa dan Perannya di Surabaya” di Rumah Besar Tambak Bayan. (*)

Baca Juga  Peneleh Studieclub Hadir Dalam Pameran Bersama Cross Musea di GNI Surabaya. 

 

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x