Susur Kalimas sambil Nonton Teatrikal Pertempuran Simpangsche Ziekenhuis

Letupan senapan di eks Simpangsche Ziekenhuis (RS Simpang) membisingkan telinga. Para pejuang Surabaya yang sedang patroli air di Kalimas pun siaga. Mereka melakukan perlawanan udara terhadap aksi pesawat Sekutu yang meraung-raung di langit Simpang.

Misil pejuang melesat ke udara. Bertubi-tubi, tiada henti. Ledakan silih berganti. Korban berjatuhan. Beberapa pejuang ditandu untuk perawatan. Yang selamat bisa bertahan hidup. Yang gugur dikubur di lahan kosong di bantaran kali.

Itulah sekelumit aksi teatrikal yang dimainkan Komunitas Roodebrug Soerabaia, Minggu (22/5/2022) siang. Aksi tersebut untuk melengkapi narasi perjuangan Arek-Arek Suroboyo dalam rangka penulisan dan entri Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya. Ensiklopedia ini disusun Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya, Begandring Soerabaia dan Roodebrug Soerabaia.

Penulisan Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan serupa, tahun 2021. Kali ini, penggalian data didasarkan pada peradaban dan peristiwa yang ada di Daerah Aliran Air (DAS) Kalimas.

Kalimas secara keseluruhan mengalir dari percabangan sungai di Ngagel hingga ke hilir di Semampir yang akhirnya bermuara di Selat Madura. Untuk tahap pertama, sasaran penelusuran dan sekaligus perekaman gambar dilakukan di ruas antara Jembatan Gubeng dan Jembatan Peneleh.

Struktur kedua jembatan tersebut sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Jembatan Gubeng dengan kontruksi beton dibangun tahun 1920an. Sedangkan Jembatan Peneleh dibangun dengan kontruksi besi baja pada tahun 1890an. Keduanya menjadi objek sejarah yang menjadi bahan informasi tentang kesejarahan Kota Surabaya.

Teatrikal di Kalimas, Jembatan Gubeng, dan Jembatan Peneleh adalah sebagian kecil kisah sejarah Surabaya yang dapat dieksplor dari kegiatan wisata air Kalimas. Masih banyak kisah lain yang ada di ruas sungai antara Jembatan Gubeng dan Jembatan Peneleh.

Baca Juga  Nostalgia di Tuinhuiz dan Simpangsche Societeit

Kisah sejarah kota semakin banyak lagi di ruas kali yang dimulai dari Sluis (pintu air Ngagel) hingga Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas.

Museum Hidup

Berperahu di Kalimas sambil belajar sejarah Kota Surabaya adalah wujud kegiatan edukatif atas gagasan museum hidup (living museum) Kalimas. Museum hidup Kalimas adalah sebuah konsep museum yang bersifat outdoor. Artefak-artefaknya adalah benda dan bangunan yang in situ.

Gagasan Museum Hidup Kalimas pernah disampaikan perwakilan Begandring Soerabaia kepada Dispusip Surabaya, beberapa tahun silam.

Artefaknya adalah benda, bangunan dan struktur yang ada di tempatnya masing masing (in situ) di sepanjang kiri kanan Kalimas. Ketika artefak-artefak itu berada di sekitar Daerah Aliran Sungai Kalimas, maka cara menikmatinya harus dengan susur Kalimas.

Susur sungai inilah yang dijajaki FIB Unair dan Dispusip Surabaya. Mereka menggunakan Kamera 360 saat susur Kalimas yang hasilnya dipakai untuk entri Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya. Sehingga, siapa pun pengunjung ensiklopedia digital dapat menikmati informasi yang disajikan seolah sambil berperahu di Kalimas.

Ada empat buah perahu bermesin yang dipakai susur Kalimas. Diikuti Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Purnawan Basundoro, Kepala Dispusip Mia Santi Dewi, serta perwakilan Begandring Soerabaia dan Roodebrug Soerabaia.

Demi keamanan (safety), para peserta susur kali tidak lupa melengkapi diri dengan jaket pelampung (life jackets) yang telah disediakan di setiap perahu wisata.

Selain menjadi entri Ensiklopedia Kearifan lokal Surabaya, temuan-temuan akan menambah khazanah informasi Kalimas sebagai objek wisata air.

Program ensiklopedia digital yang diinisiasi FIB Unair ini  dianggap terobosan baru di bidang kebudayaan. Sehingga FIB Unair menjadi nominator Times Higher Education (THE) Awards Asia, akang bergengi perguruan tinggi tingkat internasional. Penganugerahannya akan digelar di Jepang, akhir Mei 2022. (*)

Baca Juga  Kisah Dua Istana Peninggalan VOC di Surabaya, Salah Satunya Berusia 370 Tahun!

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *