Merah Putih Berkibar di Markas Polisi Istimewa.

Begandring.com: Surabaya (19/8/23) – Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia diikrarkan pada 17 Agustus 1945. Empat hari kemudian, 21 Agustus 1945, dibacakan Proklamasi Polisi Republik Indonesia. Pembacaan proklamasi Polisi RI ini bertempat di Gedung Broederschool yang terletak di Coen Boulevard No 7 Soerabaia (Jl M Jasin Polisi Istimewa saat ini).

Gedung ini dibangun oleh arsitek Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers dari Weltevreden, Batavia. Gedung mulai digunakan pada tahun 1923 sebagai Lagere School (SD). Kemudian berubah menjadi Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO (SMP).

Pada tahun 1942, Jepang menyerbu Hindia-Belanda dan tentunya juga masuk ke Kota Surabaya. Tahun 1943, Broederschool dikuasai oleh tentara Jepang dan digunakan untuk Sekolah Polisi Jepang Futsuka, asrama Keibodan serta dijadikan Markas Tokubetsu Kaisatsu Tai Karesidenan Surabaya, Kesatuan Polisi Khusus bentukan Jepang yang dipimpin oleh Keibu Moehammad Jasin.

Rekan ulang peristiwa pengibaran bendera merah Putih di depan gedung Polisi Istimewa di jalan Coen Boulevard (Jl. Polisi Istimewa) oleh Reenactor Begandring. Foto: Begandring.

Moehamad Jasin selaku komandan Surabaya Syuu Tokubetsu Keisatsu Tai, pada tanggal 18 Agustus 1945 mendapatkan kepastian berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari anak buahnya yang bernama Nainggolan. Perlu dicatat bahwa penyebaran informasi pada masa itu belumlah semudah sekarang, apalagi Jepang menyegel radio-radio yang ada.

Nainggolan saat itu begitu bersemangat, kemudian ia mengajak seorang kawannya yang bernama Sugito untuk merencanakan pengibaran bendera Indonesia, bendera Merah-Putih. Mereka merencanakan untuk mengibarkan bendera pada keesokan harinya.

Pada hari minggu tanggal 19 Agustus 1945 terjadilah peristiwa bersejarah itu, Nainggolan dan Sugito sungguh-sungguh melaksanakan rencana mereka. Ketika pimpinan Jepang mengetahui bahwa bendera Merah-Putih dikibarkan maka marahlah ia. Sugito dan Nainggolan ditempeleng dan dimaki-maki. Merah putih pun kembali turun dan bendera Jepang kembali dikibarkan.

Baca Juga  Semangat dr. Soetomo Kembali Menyala Dalam Peneleh Studieclub

Bendera Merah-Putih memang sempat dikibarkan selama beberapa waktu, sebelum ketahuan Jepang. Rupanya peristiwa ini diketahui oleh masyarakat sekitar yaitu warga kampung Dinoyo. Warga Dinoyo ini kemudian membentuk kelompok perjuangan dengan nama Pemuda 40.000 Dinoyo.

Pengibaran ini sekaligus sebagai tanda Proklamasi Polisi Republik Indonesia. Foto: Begandring.

Saat itu lokasi sekolah ini sangat terbuka, belum banyak bangunan dan juga tidak banyak pepohonan, nampak luas dan sepi dengan tiang-tiang lampu gas ditepi jalan sebagai penerangan saat malam tiba. Sehingga peristiwa naiknya merah putih dapat dengan mudah terlihat dan segera menyebar ke penduduk kampung.

Para pemuda kampung Dinoyo yang melihat dan mendengar peristiwa itu mendidih darahnya. Lima orang pemuda menghadap Inspektur Polisi Tk 1 Moehamad Jasin dan menyatakan diri sebagai utusan dari Pemuda Dinoyo serta menyatakan mendukung tindakan Polisi Istimewa dalam pengibaran bendera Merah Putih.

Bagi Nainggolan dan Sugito, semangat para pemuda kampung ini pun diibaratkan tuangan bensin pada api. Mereka kembali terbakar dan menurunkan bendera Jepang serta disusul dengan menaikkan kembali bendera Merah-Putih. Kali ini para pemuda kampung Dinoyo turut menjaga sekeliling tiang bendera, para anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menempatkan pagar berduri di sekeliling tiang.

Melihat situasi tidak kondusif, Jepang memutuskan untuk tidak mengambil langkah apapun. Mereka membiarkan aksi itu terjadi. Jepang saat itu kondisinya sudah kalah perang. Mereka sudah menyerah, moril mereka sudah runtuh. Bendera Merah-Putih masih berkibar di tempatnya hingga beberapa hari.

Para pemuda Dinoyo ini kemudian mengirimkan perwakilan untuk menemui pak Jasin. Tujuannya untuk menyampaikan agar Tokubetsu Keisatsu Tai tidak.bernasib sama seperti PETA, dilucuti persenjataannya.

Esok harinya pada tanggal 20 Agustus 1945, jam 1 siang, Inspektur Polisi Tk I Jasin mengundang beberapa anggotanya, diantaranya, Pembantu Inspektur Polisi Tk I Soetarjo, Komandan Polisi Surip, Komandan Polisi Abidin, Komandan Polisi Musa. Rapat itu membicarakan permintaan para pemuda Dinoyo agar Tokubetsu Kaisatsu Tai menjadi pelopor perjuangan, bagaimana agar mereka tidak bernasib sama seperti PETA, dilucuti kemudian dikembalikan ke masyarakat.

Baca Juga  70 Mahasiswa Arsitektur Untag Surabaya Observasi Peneleh

Hasil dari pertemuan itu yang pertama mereka akan memutuskan jaringan kabel telepon dan menawan para pimpinan Tokubetsu Kaisatsu Tai yang berkewarganegaraan Jepang. Setelah itu gudang senjata akan dibongkar dan seluruh senjata berat akan dibagikan. Disusul keesokan paginya, direncanakan akan mengadakan apel pagi dimana Inspektur Polisi Tk 1 Jasin akan mengikrarkan berdirinya Polisi Republik Indonesia. Dilanjutkan dengan upaya penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan.

Semua rencana dalam rapat itu bisa terlaksana dengan lancar, telepon diputus, petinggi Jepang Sindokan Takata dan Fuku Sindokan Nishimoto yang menjabat sebagai pimpinan Polisi di tawan, untuk gudang senjata, bukan hanya senjata yang jatuh ketangan mereka, tetapi juga truk-truk dan kendaraan lapis baja. Semua kendaraan ditulisi “Poelisi Repoeblik Indonesia” dan dipasang bendera merah putih.

Selasa, tanggal 21 Agustus 1945, apel dilaksanakan dengan dihadiri 250 pasukan dihalaman depan sekolah ini. Bendera Merah-Putih yang dikibarkan Nainggolan masih ditempatnya sehingga tidak dilakukan pengibaran ulang.

Inspektur Polisi Tk 1 Moehamad Jasin membacakan Proklamasi Polisi, mereka yang terlahir sebagai pasukan baru bernama Polisi Republik Indonesia melakukan unjuk kekuatan dengan berbaris ke Jl Tunjungan, berjalan kaki dan dengan panser, mereka meneriakkan pekik Merdeka!.

Gedung St. Louis menjadi saksi bisu para pelaku sejarah kemerdekaan Indonesia di Surabaya, khususnya Tokubetsu Kaisatsu Tai yang selanjutnya menjadi Polisi Istimewa dan merupakan cikal bakal Korps Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia atau sering disingkat Korps Brimob Polri, kesatuan operasi khusus yang bersifat paramiliter milik Polri. (zak).

 

Sumber :

Lintas Perjalanan Kepolisian RI Sejak Proklamasi-1950, hal 26, oleh dr. H. Hadiman, 1986.

 

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x