Begandring.com – Rumah Lahir Bung Karno (RLBK) di jalan Pandean IV/40 Surabaya telah dijadikan museum. Rumah ini mengenang riwayat orang terkenal yang bertaraf internasional, Soekarno, presiden Pertama Republik Indonesia. Kiprah Soekarno tidak lokal maupun nasional, tapi sudah berkelas internasional.
Selangkah sudah kota Surabaya semakin meng internasional dengan nama Soekarno. Apalagi Soekarno, berdasarkan penelitian Soekarno Institute dan Begandring Soerabaia, menguatkan bahwa Soekarno lahir di Surabaya dan tepatnya ada di Pandean IV/40 Surabaya. Penguatan tempat lahir Bung Karno sempat dibuat film yang berjudul “Koesno”.
Kini rumah lahir itu menambah daftar jumlah museum di kota Surabaya. Museum adalah pintu masuk utama yang membawa kita menuju pemahaman suatu bangsa. Maka banyak negara membangun dan mengoperasikan museum tidak hanya sebagai sarana untuk menunjukkan jati diri tetapi juga sebagai tempat belajar bagi masyarakat.
Selain itu museum adalah fasilitas umum non–profit yang memberi pelayanan kepada masyarakat terkait penelitian, mengoleksi, dan menyimpan serta memamerkan koleksi baik berupa benda (tangible) maupun tak benda (intangible cultural heritage ). Artefak tersebut ditata rapi dan dilengkapi dengan deskripsi yang sarat informasi agar pengunjung baik lokal maupun mancanegara bisa memahami apa yang sedang mereka lihat di museum.
Menurut UNESCO, diperkirakan ada sekitar 104 ribu museum yang tersebar di seluruh dunia. Dari ribuan museum yang masuk dalam database UNESCO tersebut, salah satunya adalah Museum Rumah Lahir Bung Karno (RLBK) yang diresmikan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi sebagai destinasi wisata sejarah pada hari Sabtu, 6 Mei 2023.
Berbeda dengan museum lainnya yang dominan memajang artefak, RLBK adalah museum baru yang memajang sejarah keluarga presiden Soekarno secara modern melalui audio visual dengan teknologi. Selain topik silsilah keluarga Soekarno dan koleksi foto keluarga, RLBK juga menayangkan film dokumenter berjudul Koesno yang diproduksi oleh TVRI Jawa Timur bekerjasama dengan komunitas sejarah Begranding Soerabaia. Film ini mengangkat cerita tentang Soekarno muda, kisah cinta dan perjalanan menjadi proklamator. Film dokumenter ini berhasil menjadi nominasi film dokumenter terbaik di Festival Film Indonesia 2022.
Soekarno lahir di Kota Surabata di rumah kontrakan yang berlokasi di Jalan Pandean IV/ 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Melalui proses yang panjang, rumah yang pernah dikontrak oleh Raden Soekeni Sosrodihardjo – ayah Soekarno mulai tahun 1897 tersebut akhirnya ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui Surat Keputusan Walikota Surabaya pada 2013 dan dijadikan museum pada 2023.
Setelah diresmikan dan dibuka untuk umum, RLBK mampu menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, apakah museum ini ramah untuk turis mancanegara?
Soekarno adalah tokoh penting di era pergerakan yang mampu membawa Indonesia menjadi negara merdeka. Selain itu, Soekarno adalah presiden yang mencuri perhatian dunia melalui kiprah dan diplomasinya. Pantas kiranya tokoh dunia ini dikenang.
Kota Surabaya sudah sangat tepat membuat museum yang secara khusus menarasikan masa masa kecil Soekarno, khususnya pada masa bayi. Sasarannya adalah publik, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Namun sangat disayangkan sebagai museum baru yang menjelaskan jati diri Soekarno, RLBK tidak menyertakan bahasa Inggris ke dalam setiap ilustrasinya. Hal ini sangat menyulitkan turis mancanegara memahami apa yang ada di museum.
Misalnya ketika Begandring Soerabaia mendampingi beberapa pengunjung museum yang berasal dari Suriname, mereka kesulitan memahami keterangan yang ada di setiap gambar silsilah keluarga Soekarno. Hal serupa juga terjadi ketika sekelompok mahasiswa dari 5 universitas di Western Australia berkunjung ke RLBK, mereka menyayangkan tidak tersedianya informasi dalam bahasa internasional terkait isi museum. Namun, mereka merasa terbantu dengan adanya pendamping dari Begandring Soerabaia dan Pokdarwis (kelompok sadar wisata) Kelurahan Peneleh, Surabaya.
Dengan tingginya antusias wisatawan, seiring dengan upaya pengembangan kawasan Peneleh, semoga pihak museum RLBK akan mempertimbangkan untuk menambahkan deskripsi pada setiap ilustrasi dan bahkan video Koesno dengan bahasa internasional sehingga RLBK tidak saja mampu memberi manfaat kepada pengunjung lokal dan nasional tetapi juga kepada tamu tamu mancanegara terkait pengetahuan tentang jati diri presiden pertama Republik Indonesia. (Ita)