Temuan Tengkorak Manusia di Makam Eropa Peneleh Dilaporkan ke Polisi.

Begandring.com – Ketua Begandring Soerabaia, Nanang Purwono bersama dr. Jimmy Taruna (anggota), yang didampingi A. Hermas Thony (penasehat, yang juga dikenal sebagai tokoh budaya Surabaya) melaporkan temuan artefak tengkorak dan tulang belulang manusia (8/7/2023) berusia 130 tahun ke Polsek Genteng Surabaya pada Jumat petang, 14 Juli 2023.

Tengkorak ini, berdasarkan penelusuran Begandring Soerabaia dengan menggunakan metoda pencocokan hasil laman Krancher.com dan peta daftar registrasi Makam Eropa Peneleh, diketahui bahwa tengkorak itu atas nama Maria van den Bolck, berusia 85 tahun, meninggal pada 1 Juli 1888.

Meski tulang belulang itu adalah jenis tulang orang Eropa, warga Hindia Belanda (kini Indonesia) di Surabaya, Begandring masih perlu melaporkan temuan ini ke pihak polisi untuk memastikan bahwa tulang tulang itu bukan orang korban pembunuhan.

Pelaporan ini atas masukan dr. Jimmy, yang diperkuat oleh A. Hermas Thony, yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, agar nantinya lebih leluasa ketika artefak ini hendak dijadikan dan dimanfaatkan sebagai benda edukatif guna menunjang konsep Pengembangan Peneleh sebagai kawasan bersejarah.

Tim Begandring Soerabaia melaporkan temuan tengkorak manusia ke Polsek Genteng Surabaya. Foto: Begandring.

 

Di Polsek Genteng, para pelapor diterima oleh Djoko, Kanit Reskrim. Disampaikan kepada Djoko bahwa penemuan itu terjadi pada Sabtu, 8 Juli 2023. Adapun tujuan pelaporan ini adalah untuk memastikan bahwa artefak tulang tulang itu bukan korban pembunuhan.

“Kami akan turunkan tim Inafis untuk mengecek tulang tulang dan tengkorak, dan tentunya tidak malam ini ya. Semoga hari selasa kami bisa turun ke TKP”, kata Djoko.

Menurut A.H. Thony temuan artefak fragmentasi tulang tulang dan tengkorak ini penting untuk ditindak lanjuti demi tujuan tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan penelitian.

Baca Juga  Lebaran, Ater-Ater, dan Mercon RRT
Sebelum melaporkan, AH Thony dan dr
Jimmy Taruna terlebih dahulu mendatangi TKP di Makam Eropa Peneleh. Foto: Begandring.

“Selain itu, ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap nilai nilai kemanusiaan dan sejarah. Siapa tau ada ahli waris di Belanda kelak mengetahui bahwa tulang tulang nenek moyangnya diketahui masih ada”, jelas AH Thony.

Thony salut kepada Begandring Soerabaia yang ternyata bisa mengidentifikasi tulang siapakah itu. Padahal, ketika tulang dan tengkorak itu diketemukan, kondisi makam sudah rusak. Nisan yang umumnya terbuat dari marmer sudah hilang sehingga tidak diketahui identitas makamnya siapa. Nomor registrasi makam juga sudah tidak ada.

“Praktis makam ini tanpa identitas. Batu nisan dan nomor registrasi tidak ada. Tapi kawan kawan Begandring bisa melacaknya dan ketemulah siapa nama orang yang dikubur di sini. Hasil penelusuran nya juga mengungkap usia dan tanggal kematian”, tambah Thony.

Karenanya dengan ketemunya identitas atas tulang tulang dan tengkorak perlu disikapi dengan baik sebagai wujud memperlakukan peninggalan sejarah bersama (shared history) antara Indonesia dan Belanda.

Makam Eropa Peneleh bisa menjadi jembatan persaudaraan dan kerjasama Indonesia dan Belanda. Foto: Begandring.

“Kita perlu menyampaikan kepada perwakilan Pemerintah Belanda mengenai temuan ini sebagai bentuk timbal balik atas sikap pemerintah Belanda yang baru baru ini telah mengembalikan benda benda pusaka nusantara bersejarah kepada Indonesia”, kata AH Thony, yang juga sebagai tokoh budaya Surabaya.

Penyerahan benda benda pusaka bersejarah itu ditandai dengan penandatanganan surat serah terima oleh Hilmar Farid sebagai Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI dan Gunay Uslu, Menteri Muda urusan Kebudayaan dan Media Belanda di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda pada Senin (10/7/2023) pagi waktu setempat.

Baca Juga  Menikmati Sejarah Pandean dalam Mural

Perhatian Pemerintah Kota Surabaya terhadap Makam Eropa Peneleh melalui upaya Pengembangan Peneleh adalah upaya membangun persahabatan melalui sejarah bersama (shared history) antara Indonesia dan Belanda. 

Kunjungan wisatawan dari Swedia ke Makam Eropa Peneleh. Foto: Begandring.

Makam Eropa Peneleh adalah salah satu aset di wilayah kelurahan Peneleh yang menjadi pendukung wisata kampung sejarah. Banyak tokoh tokoh penting di era Hindia Belanda yang dimakamkan di pemakaman Eropa terbesar di Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Di antaranya adalah Herman van der Tuuk, peletak dasar bahasa Indonesia; Schmutzer, peletak dasar politik etis (perburuhan) di Hindia Belanda; Daniel Franscois Willem Pietermaat, salah satu pejabat Hindia Belanda yang membangun Masjid Kemayoran Surabaya; Ohannes Kurkdjian, photograher yang banyak merekam Surabaya dan kota kota lainnya di Hindia Belanda dan Peter Merkus, Gubernur Jendral Hindia Belanda yang meninggal di Istana Simpang (sekarang Grahadi) ketika menjalankan tugas di wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur (Java’s van den Oosthoek). 

Rencananya, penemuan kerangka manusia yang teridentifikasi bernama Maria van den Bolck dan upaya pengembangan Makam Eropa Peneleh ini akan disampaikan ke perwakilan pemerintah kerajaan Belanda di Surabaya (Honorary Counsul) dan di Jakarta (Duta Besar Belanda untuk Indonesia). (nng).

 

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
andelta
1 year ago

Namanya makam ya jelas pasti ada tulang tengkorak e toh. Aneh betul idenya melaporkan kek ginian ke polisi😂

Admin
admin
1 year ago
Reply to  andelta

terima kasih atas komentarnya. memang secara logika ada. tapi dari kuburan kuburan yang menganga dikbarkan terlah diambil ahli warisnya atau dicuri orang. ketika ada tulang yang ditemukan dengan tkdak sengaja, dikawatirkan itu adalah tulang baru yang diduha hasil pembunuhan. untuk memastikan dipanggillah polisi.

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x