Memahami Keberagaman di Kampung Ampel dan Rumah Abu Han

Bukan hanya di Kampung Peneleh, para mahasiswa dan dosen Federation University of Australia juga mengunjungi sejumlah tempat bersejarah lain di Surabaya. Salah duanya di Kampung Ampel dan Rumah Abu Han.

Untuk menuju Kompleks Masjid Sunan Ampel, para mahasiswa Australia harus keluar masuk kampung dengan melewati lorong-lorong sempit. Aktivitas itu membuat mereka merasakan dan menyaksikan dari dekat atmosfer kampung-kampung etnis di Surabaya,

Sebelum masuk kompleks Masjid Sunan Ampel, para mahasiswa Australia mendapatkan pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan budaya dan kebiasaan setempat yang bersifat islami. Dengan penuh kesadaran mereka mengenakan kerudurung sebagai penutup kepala. Kahadiran mereka di Kampung Ampel juga mendapat perhatian dari warga.

Di kompleks Masjid Sunan Ampel, para mahasiswa Australia diterima oleh Gus Bidin, salah seorang pengurus takmir Masjid Ampel. Di sana mereka dijelaskan soal Sunan Ampel dengan jejaknya berupa masjid dan makam.

Selain itu, mereka juga menyaksikan masih adanya jejak peradaban kuno yang berupa sisa-sisa dari struktur bangunan yang bersifat Hindu. “Ada batuan candi dan umpak yang masih disimpan,” ujar Gus Bidin.

“Saya berterima kasih kepada rombongan dari Australia yang berkunjung ke kampung Ampel yang tidak hanya belajar tentang kisah Sunan Ampel, tapi juga tentang peradaban kuno yang ada di Kampung Ampel,” imbuh Gus Bidin.

Kunjungan kultural berikutnya ke Rumah Abu Han di Kampung Pecinan, tepatnya di Jalan Karet. Mereka kagum dengan peninggalan yang masih terjaga.

Rumah Abu Han adalah jejak sejarah keberadaan warga etnis Tionghoa di Surabaya. Marga Han adalah salah satu marga Tionghoa yang bermukim di kawasan Pecinan. Marga lainnya adalah The dan Tjoa.

Baca Juga  Gelar Kelas Sejarah di Javasche Bank

Kedatangan merga Han, The dan Tjoa di kawasan ini bukan tidak mungkin terkait dengan kehadiran gelombang etnis Pecinan pada abad abad sebelumnya.

Memahami Keberagaman di Kampung Ampel dan Rumah Abu Han
Mengunjungi Rumah Abu Han yang legendaris. foto: ist

Sebagaimana tercatat dalam dokumentasi kedatangan tentara Mongol pada 1293 (Archaeological Reseach in Asia: Mongol Fleet on the Way to Java -First Archaeological Remains From the Karimata Strait in Indonesia) dan Cheng Ho pada 1430-an (Ying-Yai Sheng-Lan, The Overal Survey of the Ocean’s Shores,) bahwa titik di mana kehadiran mereka adalah di kawasan Pecinan ini.

Kehadiran mahasiswa Australia di Surabaya ini tak lepas dari New Colombo Plan, program pemerintah Australia untuk universitas-universitas di Australia yang ingin mengadakan kegiatan di negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

Federation University of Australia adalah universitas yang berkesempatan melakukan kegiatan di Indonesia dengan counterpart Universitas Airlangga.

Sebenarnya kegiatan utama mereka adalah belajar tentang bagaimana promosi kesehatan di Indonesia. Di Universitas Airlangga, Jurusan Keperawatan dan Bisnis Federation University of Australia ini bermitra dengan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).

Kegiatan mereka ini sesuai dengan tujuan program dimana diharapkan para mahasiswa bisa berinteraksi dengan mahasiswa dan pejabat Fakultas di Universitas Airlangga serta dengan masyarakat agar dapat lebih baik memahami budaya setempat, khususnya budaya dalam menangani kesehatan masyarakat.

Di sela sela kegiatan akademik mahasiswa Australia di Surabaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menggandeng Fakultas Ilmu Budaya (FIB) untuk membuat kegiatan wisata yang berbasis sejarah dan budaya Surabaya.

Maka jadilah program Surabaya Historical Tour yang dikemas bersama Begandring Soerabaia dengan objek-obyek wisata mulai dari Joko Dolog, Kampung Ampel, Kampung Pecinan, Kampung Eropa dan Kampung Peneleh. (nanang purwono)

One thought on “Memahami Keberagaman di Kampung Ampel dan Rumah Abu Han

  1. Saya mencari urutan siapa org tau eyang kakung saya (ayahnya Almh. Mama), yg bernama Mas Ngabehi Harry Lapat Poerboadikusumo.
    Konon katanya, turunan dari buyut Brondong – katanya, buyut puteri saya pemilik jl. Sambongan / Pasar Atom ( Sam Bong Han).
    Apakah mksdnya turunan Han?
    Sy cari foto buyut saya spt apa.

    Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *