Agatha Retnosari, Anggota Komisi B DPRD Jatim Dalam Surabaya Urban Heritage

Pemuda Peduli Surabaya bersama Agatha  Retnosari, anggota komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur menggelar seminar bertajuk Surabaya Urban Heritage di Aria Hotel Surabaya pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Menurut Agatha kegiatan, yang dihadiri oleh ꧌꧇꧑꧒꧕꧇ꦥꦼꦱꦼꦂꦠ꧍ 125 peserta ini, adalah upaya menambah wawasan kesejarahan bagi generasi muda tentang kekayaan heritage dan culture kota Surabaya.

“Jas Merah adalah pesan Presiden Pertama Indonesia, ꧌ꦱꦸꦏꦂꦤ꧍ Soekarno, yang tidak boleh dilupakan termasuk jejak Soekarno di Surabaya”, kata Agatha ketika mengawali paparannya di hadapan 125 peserta dari beragam latar belakang.

Agatha Retnosari memberikan paparannya terkait dengan Surabaya Urban Heritage di Aeia Hotel pada Sabtu 14 Oktober 2023. Foto: Aga/Begandring.

Agatha mencontohkan ꧌ꦫꦸꦩꦃꦭꦲꦶꦂꦧꦸꦁꦏꦂꦤ꧍ Rumah Lahir Bung Karno di Pandean IV dan Rumah HOS Tjokroaminoto di Peneleh VII yang menjadi jejak Bung Karno di lingkungan ꧌ꦥꦼꦤꦺꦭꦺꦃꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Peneleh Surabaya adalah bagian dari heroic urban landscape (HUL). Peneleh memang sebuah kawasan ꧌ꦕꦒꦂꦧꦸꦢꦪ꧍ Cagar Budaya yang sangat berpotensi sebagai daerah tujuan wisata di kota Surabaya. 

Di kawasan ini tidak hanya terdapat dua obyek wisata sejarah, masih ada obyek obyek lain sebagai penunjang kawasan bersejarah seperti ꧌ꦩꦏꦩ꧀ꦌꦫꦺꦴꦥꦥꦼꦤꦺꦭꦺꦃ꧍ Makam Eropa Peneleh,꧌ꦱꦸꦩꦸꦂꦗꦺꦴꦧꦺꦴꦁ꧍ sumur Jobong, ꧌ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦗꦩꦶꦏ꧀꧍ Masjid Jamik Peneleh dan ꧌ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦥꦼꦤꦺꦭꦺꦃ꧍ Jembatan Peneleh.

“Soekarno pernah berada di kawasan itu mulai dia lahir dan ngekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto”, tambah Agatha.

Pada kesempatan itu Agatha memang mengajak peserta untuk lebih mengenal Surabaya sebagai kota bersejarah, utamanya bersejarah dalam kaitannya dengan jejak riwayat Soekarno.

Tidak hanya jejak Soekarno secara fisik seperti tempat tempat yang pernah disinggahinya, tetapi jejak jejak pemikirannya yang bersifat nasional. Pemikiran ini adalah konsep ꧌ꦠꦿꦶꦱꦏ꧀ꦠꦶ꧍ Tri Sakti. 

Baca Juga  Begandring dan FIB Unair Ikut Ramaikan Pasar Urban NgeJazz Rek

Gagasan Trisakti memiliki tiga rumusan, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Agatha menambahkan bahwa salah satu wujud berkepribadian dalam kebudayaan adalah terkait dalam wujud bahasa.

“꧌ꦠꦁꦒꦭ꧀꧇꧒꧘꧇ꦎꦏ꧀ꦠꦺꦴꦧꦼꦂ꧇꧑꧙꧒꧘꧇꧍ Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak persatuan bangsa Indonesia dengan bahasa sebagai medianya”, jelas Agatha.

꧌ꦧꦲꦱꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ꧍ Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang menyatukan segala perbedaan yang secara kedaerahan masing masing menggunakan bahasa daerahnya sendiri sendiri. Sesanti bangsa Indonesia adalah ꧌ꦨꦷꦤ꧀ꦤꦺꦏꦠꦸꦔ꧀ꦒꦭꦲꦶꦏ꧍  Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi tetap satu.

Kekayaan daerah menopang kekayaan bangsa dan menjadikan sebuah bangsa yang besar, Indonesia. Tidak ada bangsa lain di dunia ini seberagam bangsa Indonesia. Beragam pulau, etnis dan termasuk bahasa. Setidaknya ada sekitar ꧌꧗꧐꧐꧍ 700 bahasa daerah di Indonesia.dan sekitar 12 aksara Nusantara sebagai simbol simbol bahasa daerah.

Karenanya kekayaan simbol simbol bahasa ini (aksara Nusantata) haruslah dipelihara dan dijaga kerena keberadaanya menjadi identitas bangsa. Menjaga Bahasa dan Aksaranya adalah menjaga obyek obyek kebudayaan sebagaimana diamanahkan dalam Undang Undang RI nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Agatha (kiri), Fifin (tengah, moderator) dan Nanang (kanan). Foto: aga/Begandring

Bahasa, yang tercantum dalam 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK), adalah bagian dari kebudayaan sebagaimana tercantum dalam gagasan Tri Sakti, yang salah satunya berbunyi berkepribadian dalam kebudayaan. Ketika simbol simbol bahasa, yang disebut aksara Nusantara lestari, maka sesungguhnya kepribadian dan jati diri bangsa itu akan terus bersemi.

 

꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮꦣꦶꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Aksara Jawa di Surabaya

Nanang Purwono, Ketua Begandring Soerabaia, pada kesempatan seminar Surabaya Urban Heritage, dalam paparannya menjelaskan bahwa ruang ruang Historic Urban Landscape (HUL) perlu diisi dengan dengan berbagai aktivasi kebudayaan sehingga ruang heritage (yang bersifat kebendaan) bisa lebih hidup. Ia mencontohkan museum Bahari di Jakarta, dimana sering digelar pertunjukan pertunjukan budaya Betawi.

Baca Juga  Pelatihan dan Sharing Sejarah, Relawan IET Kunjungi Lodji Besar
Nanang Purwono mengatakam aktivisme budaya layak dipanggungkan di ruang ruang Heritage. Foto:aga/Begandring.

Demikian pula dengan digunakannya kembali Aksara Jawa di kantor kantor di lingkungan pemerintah kota Surabaya. Sejak ꧌꧇꧒꧔꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍ 24 September 2023, Aksara Jawa sudah terpasang di atap gedung Balai Kota Surabaya. Sebelum 10 November 2023 penggunaan Aksara Jawa untuk nama kantor dan instansi di pemerintahan kota Surabaya. Ini namanya kebudayaan mengisi ruang heritage.

Dengan begitu, maka, akan bisa terjadi keterpautan antara isi ꧌ꦎꦎ\꧇꧑꧑꧇\꧇꧒꧐꧑꧐꧇꧍UU 11/2010 tentang Cagar Budaya dan isi UU 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Di sanalah ruang Cagar Budaya (heritage) akan menjadi panggung pertunjukan seni budaya perkotaan dan pada gilirannya di kota Surabaya akan banyak vibe ruang ruang pertunjukan seni budaya.

Nanang menegaskan bila 10 obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) digali, maka akan sangat banyak atraksi kebudayaan di kota Surabaya. Dari 10 OPK, yaitu ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa dari lingkup bahasa, jika dimajukan dan diaktualisasikan, maka akan muncul kebendaan dalam wujud karya seni yang bisa dinikmati mulai kerajinan dan kesenian.

Untuk mewujudkan itu semua, berdasarkan pengalaman ꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Soerabaia, perlu kolaborasi yang saling mendukung dan menguntungan (mutual collaboration) yang didasari oleh kolaborasi lintas pihak yang biasa di sebut Kolaborasi Pentahelix, maka jadilah Mutual Penthahelix Collaboration. 

꧌ꦥ꦳ꦺꦱ꧀ꦠꦶꦮ꦳ꦭ꧀ꦥꦼꦤꦺꦭꦺꦃ꧍ Festival Peneleh, yang digelar pada bulan Juli 2023, adalah contoh nyata dimana terjadi kolaborasi pentahelix yang mutual antara komunitas, pemerintah, dunia usaha, akademi dan media. Hal demikian perlu diduplikasi di tempat tempat lain demi pemerataan aktivasi kebudayaan dan pemanfaatan heritage.

Kota Surabaya tidak hanya dikenal sebagai kota Pahlawan, yang kisahnya hanya flash back ke belakang sampai tahun ꧌꧇꧑꧙꧔꧕꧇꧍ 1945. tetapi Surabaya adalah kota bersejarah yang menyimpan peradaban luhur hingga ke abad 13. 

Baca Juga  Koesno, Soera Ing Baja, dan Kisah Para Pereka Ulang

“꧌ꦥꦼꦤꦼꦩꦸꦮꦤ꧀ꦄꦂꦏꦺꦪꦺꦴꦭꦺꦴꦒꦶ꧍ Penemuan arkeologi berupa sumur jobong adalah bukti nyata. Prasasti Canggu dari abad 14 tidak dapat dibantah. Belum lagi literasi kuno yang merekam perjalanan kota telah mengungkap keberadaan Surabaya klasik. Semua ada bukti bukti historisnya”, tambah Nanang yang mengamati Surabaya sebagai kota wisata sejak tahun 1987 hingga sekarang (2023).

Penyaji dan peserta Seminar Surabaya Urban Heritage berfoto bersama. Foto: aga/Begandring.

Acara Seminar Surabaya Urban Heritage ini hasil kerjasama antara Agatha Retnosari (DPRD Provinsi Jawa Timur dan Pemuda Peduli Surabaya. Acara terbuka  ini diikuti oleh  beragam pihak dengan latar belakang yang berbeda beda pula. (nng).

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *