Gubernur Soerjo Bakal Dibikin Animasi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim mempersiapkan produksi film animasi sejarah Gubernur Gubernur Soerjo, gubernur Jatim pertama yang asli pribumi.

Persiapan ini dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) di Malang, 17-19 Maret 2022. Dua perwakilan Begandring  Soerabaia diundang dalam acara tersebut. Mereka, Nanang Purwono (ketua) dan Achmad Zaki Yamani (divisi edukasi dan pelatihan). Hasil FGD diharapkan memberi dan menguatkan data dan fakta sejarah yang dibutuhkan sebagai sumber produksi film animasi

Kepala Disbudpar Jatim Sinarto MM. dalam pembukaan FGD, mengatakan, media bisa menyampaikan pesan-pesan penting yang mengandung nilai-nilai kepahlawanan dari tokoh-tokoh pejuang yang berjasa bagi Jawa Timur.

“Seperti, nilai-nilai kepahlawanan Gubernur Jawa Timur pertama, RMTA Soerjo,” kata Sinarto.

Sinarto, yang juga seorang dalang itu, mengkomparasikan antara tokoh- tokoh kepahlawanan dengan pewayangan. Jika nilai dan karakter bisa terpublikasikan melalui pergelaran wayang, tentunya nilai, sifat, dan karakter tokoh pahlawan bisa juga dikenali.

“Kita harus membuat agenda pendidikan formal maupun non formal. Seperti yang dua tahun belakangan, Disbudpar telah membentuk Komunitas Taruna Budaya. Aktivitasnya membicarakan produk-produk kebudayaan,” ujar dia.

Jika produk animasi ini jadi, kata Sinarto, Komunitas Taruna Budaya yang akan mendapat manfaat. Selanjutnya adalah sekolah-sekolah formal untuk memperkenalkan ketokohan nenek moyang yang sengaja dihadirkan oleh Disbudpar.

Di antara peserta FGD ada kerabat keluarga Gubernur RMTA Soerjo. Namanya, Muries Subiyantoro. Dia berharap agar proses pembuatan animasi sejarah Gubernur Soerjo bisa menjadi titik temu perbedaan versi sejarah, khususnya tentang peristiwa kematian Gubernur Soerjo.

“Kisah kematian Gubernur Soerjo yang diakibatkan oleh gerombolan pemberontak yang berafiliasi pada organisasi terlarang perlu masuk dalam cerita animasi,” pinta Muries yang juga sebagai pemateri dalam FGD itu.

Baca Juga  Makam Belanda Peneleh jadi Taman Kepustakaan Sejarah
foto:begandring

Ia berharap pembuatan film animasi ini tidak sekedar proyek. Di mana setelah produknya selesai tidak ada tindak lanjut dalam rangka mempublikasikan film animasi Gubernur Soerjo.

Menurut dia, ada momen-momen yang bisa dibidik dalam rangka mempublikasikan film dan menginternalkan pesan-pesan kepahlawanan ke masyarakat.

“Harus ada upaya upaya terencana, sistematis dan massif dalam rangka mempublikasikan film. Misalnya, melalui kegiatan Haul Gubernur Soerjo dan Peringatan HUT Propinsi Jawa Timur Timur,” terang Muries.

Sinarto menambahkan, ada beberapa cara dalam rangka mempublikasikan pesan yang terkandung dalam film animasi nantinya. Yakni, melalui aktivitas komunitas budaya, jalur pendidikan formal, ekonomi kreatif, seni budaya seperti festival sendratari dan pariwisata.

Sementara itu, Nanang Purwono menegaskan, kekhawatiran akan keterputusan nilai-nilai sejarah masa lalu dari generasi muda sebagai tulang punggung pembangunan masa depan sangat berasa saat ini.

“Karenanya, perlu ada media sebagai jembatan yang bisa menghubungkan antarkeduanya. Sehingga nilai-nilai sejarah dapat menjadi dasar membangun optimisme untuk menatap masa depan tanpa meninggalkan ciri dan identitas bangsa,” jabar pria berpenampilan kalem ini.

“Salah satu jembatan penghubung adalah film animasi. Yang mampu menghadirkan rekayasa gambar yang cocok sebagai representasi benda, bentuk, dan alur cerita yang sesuai fakta dan data sejarah,” timpal Nanang.

Kegiatan FGD ini diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri dari akademisi, guru sejarah, komunitas sejarah, animator film serta dari unsur pemerintah se Jawa Timur.

Pata pemateri lain yang hadir, Sri Sutjianingsih )penulis buku Gubernur Soerjo), Indra Fibiona (BPNB DIY), dan Dr. Wisnu (Universitas Negeri Surabaya).

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x