Dengan penuh semangat dan wajah berseri-seri 320 pelajar dari 16 Sekolah Menengah Pertama di Surabaya secara bergilir selama 4 hari mulai tanggal 7 hingga 10 Oktober 2025 mengikut Heroic Track yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) di area Tugu Pahlawan sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan.

Para pelajar didampingi oleh kakak-kakak pemandu dari Begandring Soerabaia, Bangiler Reenactor, Soerabaia Combine Reenactor dan Sepanjang Heritage yang menjadi mitra Pemerintah Kota Surabaya dalam pelestarian nilai sejarah yang berkaitan dengan memori kejuangan dan kepahlawanan.

Agar konkret dampaknya, Disbudporapar menyiapkan soal pre test untuk mengukur pengetahuan peserta pada saat belum menerima materi serta post test pada saat setelah pemberian materi, selama peserta mengikuti Heroic Track. Oleh kakak-kakak pemandu, para peserta diajak menelusuri jejak-jejak sejarah yang berhubungan dengan pertempuran Surabaya, antara lain di : Mandiri Heritage, Gedung Pelni, Gedung Suara Asia, Viaduk Pahlawan, Kantor Gubernur Jawa Timur, makam pahlawan tak dikenal, monumen Tugu Pahlawan dan berakhir di museum 10 November. Para peserta yang berasal dari lintas SMP, diantaranya : SMP Negeri 4, SMP Muhammadiyah 7, SMP Negeri 8, SMP Stella Maris, SMP Negeri 38, SMP Barunawati, SMP Negeri 7 SMP Hang Tuah 4, SMP Negeri 2, SMP Ta’miriyah, SMP Negeri 5, SMP Lab School Unesa 1, SMP Negeri 1, SMp Muhammadiyah 2, SMP Negeri 43 dan SMP Angelus Custos, para peserta tampak antusias menjelajah sudut-sudut yang merekam peristiwa pertempuran Surabaya, meski cuaca cukup terik. Selama kegiatan Heroic Track didampingi oleh rekan-rekan dari Disbudporapar, Dispendik, Dinkes, Dishub dan Sat Pol PP Kota Surabaya agar kegiatan berjalan sukses, lancar, aman dan terkendali.

Totok Wiji, Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya Disbudporapar menuturkan “Tujuan Heroic Track ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejarah kota Surabaya, serta memperkenalkan objek wisata sejarah yang dapat menumbuhkan sikap kepahlawanan, patriotisme dan kejuangan 45 pada generasi muda khususnya siswa/siswi SMP di kota Surabaya”, hal serupa juga dituturkan oleh Fajar Kurniawan dari Bangiler Reenactor yang menjadi salah satu pemandu “Kota Surabaya yang mendapat julukan Kota Pahlawan tidak boleh kehilangan jati dirinya, Heroic Track dapat menjadi salah satu media belajar sejarah secara asik dan rekreatif namun tidak menghilangkan nilai-nilai kejuangan dan kesakralan kisah-kisah kepahlawanan di Surabaya, semoga para peserta Heroic Track dapat menjadi pelopor dalam tegaknya Surabaya sebagai Kota Pahlawan”, tidak hanya itu Riyanto pegiat sejarah dari Soerabaia Combine Reenactor yang turut sebagai pendamping menyampaikan bahwa “Adik-adik pelajar SMP itu adalah tenaga segar dari pada Bangsa Indonesia, dan wajib kita bangun nilai-nilai kejuangan dan patriotismenya, terkhusus mewarisi jiwa Soera Ing Baja yang sudah mendarah-daging bagi warga kota ini”, senada juga disampaikan oleh Fikry Attamimi dari Sepanjang Heritage “Dari anak-anak mudalah sikap kejuangan dan kepahlawanan Surabaya harus dikuatkan, karena merekalah pewaris sejati sikap itu”.

Maka tak lupa Begandring Soerabaia mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
- Pemerintah Kota Surabaya.
- Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya.
- Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
- Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
- Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
- Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya.
- UPTD Monumen Tugu Pahlawan Surabaya.
- Bangiler Reenactor.
- Soerabaia Combine Reenactor.
- Sepanjang Heritage.
- Historeen ID.

Menukil pidato Presiden Soekarno pada 10 November 1952 bersamaan dengan momen peresmian Tugu Pahlawan yang berjudul “Selesaikan Jang Ketjil, Hadapi Jang Besar”, beliau menurutkan “Bukan kebangsawanan jang menentukan keksatriaan atau kepahlawanan; keksatriaan dan kepahlawanan itu ditentukan oleh budi-pekerti mengabdikan diri-sendiri kepada kebenaran dan kepentingan umum”, sekian.

Achmad Zaki Yamani.