Kilang Minyak Wonokromo Diserang
Rabu, 17 Mei 1944 sekitar pukul 08.25 gabungan armada Sekutu melakukan serangan udara atas kota Surabaya. Sebelum serangan armada Sekutu melakukan pendekatan 40 mil atau sekitar 65 km dari sasaran di perairan selatan Jawa Timur.
Surabaya tampaknya benar-benar terkejut atas serangan itu, tidak ada perlawanan dari pesawat tempur Jepang baik saat pra dan pasca serangan udara, hanya meriam anti serangan udara yang melakukan perlawanan. Kerugian dari pihak Sekutu hanya satu pesawat yang hilang ditembak jatuh.

Dalam operasi serangan udara itu, ada 3 lokasi yang menjadi sasaran utama di Surabaya, yaitu :
- Fasilitas Dok di pelabuhan Tanjung Perak.
- Pabrik Mesin Braat di Ngagel.
- Kilang Minyak di Wonokromo.
Sebagai salah satu target serangan, kilang minyak Wonokromo tidak hanya memproduksi bahan bakar kendaraan umum namun juga memproduksi bahan bakar pesawat udara.

Kilang minyak itu diserang oleh 12 pesawat Dauntless, sedangkan 9 pesawat Avenger menyerang pabrik mesin Braat, kedua sasaran ini dikawal oleh 8 pesawat Corsair. Kilang Minyak Wonokromo dihajar 10 bom GP.AN-M44 dengan berat 453 kg, serangan diarahkan langsung ke bangunan dan tangki kilang. Ledakan, kehancuran dan kebakaran besar melanda seluruh kilang. Namun satu bom gagal dilepaskan dari Dauntless saat menukik ke kilang minyak, tetapi berhasil dilepaskan kemudian saat menukik lebih dangkal di Lapangan Udara Bugis di Malang.

Pesawat penyerang ini kembali ke Kapal Induk Illustrious dan Saratoga pukul 10.50, mereka baru mengetahui bahwa masih banyak target yang layak untuk dihancurkan, termasuk kapal selam Jepang yang masih berada di pelabuhan Tanjung Perak, Satuan Tugas ini menyesal tidak memerintahkan serangan kedua pada sore hari tanggal 17 Mei 1944 itu.
Djawa Baroe edisi 11 tanggal 1 Juni 1944 melaporkan serangan ini dalam sebuah tajuk berjudul “Rangkaian Tjeritera Haroem” yang mereka tulis sebagai berikut :
Dalam penjagaan bahaja oedara
Pesawat moesoeh jang bermaksoed membom Soerabaja pada tgl. 17 Mei 44., alangkah sombongnja, telah melakoekan serangan diwaktoe pagi-pagi benar laloe terpaksa moendoer karena dimandikan api meriam penangkis kita jang seroe-sengit. Kemoedian kembali mereka menjerang kemari dengan memilih waktoe tengah malam. Dan kedatangan mereka ditjegat lagi oleh meriam penangkis kita sehingga mereka hanja mengoerangi sadja pembom setjara membabi-boeta laloe melarikan diri dengan kelam kaboetnja. Perboeatan sjaitan Amerika jang boeas sewenang-wenang, jaitoe tidak hanja membom setjara membabi boeta tetapi djoega sampai-sampai berani menembak dengan senapan sehingga membinasakan dan memberi loeka kepada pendoedoek kota jang ta’ berdosa itoe, telah menimboelkan kegoesaran jang amat sangat diantara segenap lapisan pendoedoek. Oleh karena itoe rasa permoesoehan terhadap Amerika/Inggeris, sjaitan kedjam itoe bertambah berkobar-kobar. Sementara itoe soenggoehpoen serangan pesawat moesoeh dilakoekan dengan tidak djemoe-djemoenja, segenap pendoedoek kota Soerabaja telah bertindak dengan tenterem dan tenang, mendjaga lingkoengan pekerdjaan masing-masing, dan telah memenoehi kewadjibannja, dengan meloepakan kepentingan dan keselamatan diri sendiri.
Disini diterakan beberapa tjeritera-haroem jang dipoengoet dari bekas-bekas pemboman membabi boeta itoe.
Setelah pesawat moesoeh melarikan diri, maka di Roemah Sakit Oemoem Negeri Soerabaja (RS Simpang) mendjadi agak rioeh adanja, karena korban serangan membabi-boeta itoe diangkoetnja kesana dengan perahoto atau mobil amboelans. Dr. Soegiri dan Dr. Soetojo jang menanggoengi bagian ‘ilmoe bedah segera memberi tindakan bertoeroet-toeroet dengan memimpin para manteri. Membedah bagian-bagian jang loeka, membedah peroet…… jang mempergoenakan pisau jang berloemoer darah hanjalah kedoea dokter tsb. Setelah berdjoeang mati-matian sehari semalam, dan hampir-hampir tidak makan dan tidak minoem, mereka laloe djatoeh pingsan. Njawa loeka jang berharga dari orang-orang jang mendapat itoe telah tertolong oleh perdjoeangan kedoea dokter pembedah jang benar-benar mempersembahkan djiwa-raganja itoe.
Jang terlebih dahoeloe mendatangi dengan tjepat roemah sakit itoe ialah 50 orang kaoem poeteri Nippon. Tjara-tjara pertolongan pertama jang dari doeloe dipeladjari oleh mereka telah memboektikan hasilnja jang njata. Tindakan-tjepat bagi orang-orang jang loekanja ringan diberikan oleh mereka jang bertindak dengan sangat tangkas serta teratoer. Bagi orang-orang Indonesia jang mendapat loeka, jang sedang menitikkan air mata karena merasa sangat berterima kasih, dibawakanlah minoeman-manis jang hangat atau makanan-makanan lainnja oleh kaoem poeteri tadi. Kaoem poeteri berpakaian mompe tadi jang telah bekerdja dengan meloepakan diri sendiri itoe soenggoeh mendjadi poesat poedjian dari segenap pihak.

Tepat pada waktoe pesawat pengintai moesoeh telah membom setjara membabi-boeta ditempat berdekatan dengan seboeah paberik, segenap pekerdja dipaberik tadi sesoenggoehnja telah moelai bekerdja. Tetapi ketika mendapat perintah soepaja mereka menjingkirkan diri, maka doea orang pemoeda bangsa Indonesia, saoedara Madiran dan saoedara Soeratono, jang ditempatkan dipaberik tadi setelah mereka lepas dari Seinen Kunrensho di Soerabaja dengan hasil jang sangat memoeaskan itoe, hendak menerdjoenkan diri oentoek memoetoeskan stop-kontakt dari motor-listrik. Mereka baroe membatalkan niat itoe karena dipegat serta diberi nasehat oleh pegawai Nippon. Tetapi ketika pemboman berachir mereka berdoea segera menggiatkan diri oentoek memperbaiki bagian-bagian jang mendapat ke-roesakan dan oentoek mengambil tindakan-tjepat dengan mendahoeloei lain-lain pekerdja. Gerak-gerik mereka berdoea jang soenggoeh berani lagi tangkas itoe sangat mengagoemkan sehingga kemoedian Kepala paberik terseboet sendiri mengoendjoengi Takahashi Soerabaja Sicho oentoek menjatakan terima kasihnja. Demikian diseboet-seboet orang bahwa gerak-gerik pemoeda-pemoeda jang telah lepas dari Seinen Kunrensho, dimana ditanam benar-benar semangat Nippon dalam dada pemoeda-pemoeda itoe oemoemnja menta’djoebkan orang.
Pada pagi tanggal 17 Mei, disalah seboeah roemah diantara Rombongan Pentjegah Api di Mauritslaan, jang telah menoenggoe dengan siap-sedia karena mengetahoei serangan oedara moesoeh itoe, telah djatoeh seboeah petjahan bom jang mendidih sambil menjemboerkan api dengan menemboes atap roemah tadi. Anggota-anggota Tonari Kumi jang segera mendatangi tempat terseboet, dengan moedahnja memadamkan api itoe didalam sekedjap mata sadja dengan mempergoenakan tikar-tikar basah, pemoekoel api, pasir dan air sebagaimana dipeladjari mereka didalam latihan sehari-hari.
Kita tidak takoet biar moesoeh datang berapa kali sekalipoen. Kita telah mempoenjai kejakinan: pasti akan dipadamkan” demikian oleh Tjokrosantoso Guncho dinjatakan kesannja jang soenggoeh menimboelkan kepertjajaan kepada kita.

Dari berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Surabaya penuh kesiapsiagaan dan kewaspadaan tinggi terhadap bahaya serangan udara yang sewaktu-waktu dilakukan oleh Sekutu.
Oleh : Achmad Zaki Yamani
Sumber :
Series World War II War Diaries Other Operational Records and Histories USS SARATOGA – Act Rep of Attack on Soerabaja, Java, 5 May 44.
Digitalcollections.universiteitleiden.nl
Codenames.info/operation transom.
Djawa Baroe 1 Juni 2604.