LEGENDA MAKAM BAJUL PUTIH DI SURABAYA BARAT

“Makam Bajul Putih”, begitulah masyarakat sekitar Pedukuhan (Kampung) Gendong, Kelurahan Romokalisari, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya menyebutnya.

Kampung “Gendong” terletak di area Surabaya Barat, tepatnya tidak jauh dari keberadaan Stadion Bung Tomo dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Kini di wilayah sekitar tersebut, banyak dijumpai area per-tambakan dan bangunan pabrik.

Lokasi Makam Bajul Putih terletak di dalam Kampung Gendong, dan makam berada di pinggir Kali Lamong, yang merupakan sebuah sungai sebagai batas wilayah Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik. Bangunan makam dibangun cungkup, dan berbentuk seolah makam manusia.

Konon pada suatu ketika saat itu ditemukan seekor Bajul (Buaya) yang mati di Kampung Gendong yang terletak persis di bibir Kali Lamong yang berbatasan dengan wilayah Gresik. Tentu temuan Bajul / Buaya yang berukuran besar itu menimbulkan bau tak sedap hingga tercium warga sekitar.

Setelah ditemukan kondisi mayat hewan ganas Buaya Muara tersebut, kondisinya sudah mengapung beberapa waktu, dan sudah mulai busuk di beberapabbagian tubuhnya. Kemudian warga sekitar menguburkan buaya tersebut. Pada saat proses penguburan, karena ukuran buaya sangat panjang, warga melipat tubuh buaya menjadi beberapa lipatan, kemudian diikat, dibungkus kain dan menguburnya. Kini tetenger tempat dikuburkannya “Bajul Putih” yang berupa makam dengan batu nisan itu masih dikeramatkan masyarakat sekitar. Dan hingga kini, menurut pitutur warga setempat, di Kali Lamong yang arusnya lumayan deras, masih sering dijumpai keberadaan Buaya. Mengingat Kali Lamong berujung dengan laut yang berada di utaranya, tentu area muara Kali Lamong banyak dihuni hewan Buaya.

Tidak jauh dari lokasi tersebut, juga terdapat pemakaman umum warga Kampung Gendong, yang di dalamnya terdapat sebuah “Punden” berupa Pohon Asem yang dibawahnya terdapat banyak benda-benda arkeologis seperti : fragmen bata kuno, pecahan tembikar, terakota, watu pipisan dan gandik, serta beberapa sebaran bata kuno di sekitar area punden. Hingga kini “Punden” tersebut masih dikeramatkan dan disakralkan warga sekitar Kampung Gendong. Lokasi Punden dikelilingi rawa bakau pinggiran Kali Lamong.

Baca Juga  Ada Apa Dengan Watoe Toelis ???

Foto dan cerita oleh : “Om” TEPE Wijoyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *