Begandring.com-Pemugaran diinisiasi Komunitas Begandring dengan melibatkan TiMe Amsterdam, Pemerintah Kota Surabaya, dan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Makam Eropa Peneleh Surabaya segera dipugar. Inisiasi pemugaran dilakukan oleh Perkumpulan Begandring Soerabaia, dengan melibatkan organisasi warisan sejarah Belanda TiMe Amsterdam yang didanai Dutch Culture, organisasi kebudayaan di bawah Pemerintah Kerajaan Belanda. Sinergi dengan Perguruan Tinggi dan Pemerintah Kota juga dilakukan.
Persiapan pemugaran ini mulai dilakukan pada Senin (26/2) dengan melakukan verifikasi pada objek-objek yang akan dikerjakan. Pihak TiMe Amsterdam, Max Maijer dan Petra Timmer, datang ke makam Peneleh didampingi tim pemugaran dari Begandring Soerabaia. Yakni, Nanang Purwono, Yayan Indrayana, Kuncarsono Prasetyo, serta anggota-anggota lainnya.
Max Maijer dan Petra Timmer serta Tim Pemugaran dari Begandring Soerabaia. Foto: Begandring.com
Ada delapan makam tokoh penting yang akan dikembalikan ke bentuk aslinya. Antara lain makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Merkus, Fotografer Kurkdjian, Wakil Ketua Parlemen PJB Perez, Pendiri Masjid Kemayoran Daniel Francois Willem Pietermaat, Makam Biara Katholik Ursulinen, peletak dasar Bahasa Indonesia, Herman Van der Tuuk, Peletak politik etis, Julius Smutzer, dan pimpinan tinggi perusahaan asuransi Jan von Hemert. Pemugaran ini juga menyentuh penataan kaki gerbang selatan untuk Pusat Informasi Pengunjung.
Observasi langsung kondisi beberapa nisan di Makam Peneleh. Foto: Begandring.com
Didukung Pemkot Surabaya
Kegiatan pemugaran ini didukung Pemerintah kota Surabaya, dengan bersama-sama menyiapkan rencana penataan infrastuktur Makam Peneleh. Antara lain, perbaikan jalan setapak di dalam makam, penata penerangan, area terbuka untuk ruang aktifitas seni dan tempat bermain masyarakat, serta penataan koneksi dengan kawasan sejarah lainnya di Peneleh.
Dukungan juga dilakukan Departemen Arsitektur Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya dengan melakukan pendampingan dan tenaga pemugaran.
“Model pemugaran ini pertama kali di Indonesia,” tegas Ketua Umum Begandring Soerabaia Ahmad Zaki Yamani. Biasanya pemugaran situs bersejarah dilakukan Pemerintah saja atau swasta saja. Namun ini beda.
Inisatif muncul dari Komunitas Begandring Soerabaia dan organisasi warisan sejarah TiMe Amsterdam, didukung Pemerintah dua negara dan perguruan tinggi.
“Pemkot Surabaya berterimakasih kepada Begandring, karena ini bentuk kontribusi nyata warga kota terhadap keberlanjutan penyelamatan warusan budaya di Surabaya,” tegas Kabid Kebudayaan Pemkot Surabaya, Heri Purwadi.
Beberapa hari ini, Pemkot Surabaya, aktif rapat antar-instansi dengan tim Pemugaran Begandring untuk meyamakan konsep bersama penataan kawasan makam.
Heri Purwadi memimpin Rapat Koordinasi Pemugaran Makam Peneleh. Foto: Begandring.com
“Project ini menjadi dasar dan portofolio untuk keberlanjutan tahun tahun mendatang,” tegas Max Meijer.
Sepekan ini pihaknya akan mematangkan perencanaan dengan pihak pihak yang terlibat, menyusun kebutuhan anggaran, termasuk pembagian peran dalam kesepakatan kerjasama project.
Makam Eropa peneleh adalah satu-satunya makam Eropa terluas dan tertua di Indonesia yang terancam keberadaannya. Diresmikan 1 Desember 1847, makam seluas 4,5 hektare ini menyimpan 3.547 jenazah. Hingga ditutup tahun 1954 tidak pernah disentuh pemugaran. Akibatnya, banyak kerusakan akibat alam dan penjarahan. (*)
Penulis: Kuncarsono Prasetyo.