Pengunjung Museum Pendidikan Surabaya: “Aku pulang. Air habis, haus, terus mulih”.

Begandring.com: Surabaya (22/8/23) – Entah mengapa tempat publik senyaman ini tidak ada fasilitas kantin atau kafe dan semacam ya. Ini kesan yang selalu dan mudah muncul ketika berkunjung dan menikmati wahana Museum Pendidikan di jalan Genteng Kali Surabaya.

Museum nya relatif biasa saja. Tapi lingkungan museum ini luar biasa. Sangat layak digunakan sebagai sarana pendukung Pendidikan luar sekolah. Apalagi lokasinya berhadapan dengan sebuah sekolah dan kantor Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur.

Secara alami lingkungan Museum Pendidikan Surabaya ini menawarkan rekreasi taman yang indah dan nyaman. Letaknya menyatu dengan Taman Ekspresi. Berada di bantaran sungai Kalimas yang airnya sering bergelombang karena sungai nya diarungi oleh perahu perahu wisata.

Pohon pohon tropis lindung tumbuh memayungi lingkungan taman yang ditata dengan rapi, bersih dan teratur. Bagi mereka yang berkunjung ke museun ini tentu tidak luput dari rangkaian alam dalam taman ini.

Taman indah yang enak digukanan sebagai sarana edukasi dan diskusi. Foto: nng/Begandring.

Suasana semakin nyaman ketika menjelang senja. Angin di bulan Agustus semilir menerpa dedaunan dan menjatuhkan daun daun kuningnya bagai suasana di musim gugur. Di momen momen itulah duduk di kursi kursi taman yang ditata sebagai tempat bercengkerama santai dan berdiskusi berbagai tema terasa menyenangkan.

Kenyamanan itu menjadikan pengunjung bisa menikmati taman museum bisa berlama lama di sana. Bukan museumnya! Mereka terbuai dengan kenyamanan dan keindahan alam dan taman. Tapi sayang, kenyamanan itu diganggu oleh rasa ingin minum dan makan cemilan. Makan makanan dan minum yang ringan ringan adalah pendamping kenikmatan yang umum di segala suasana.

Baca Juga  Masjid Bahagia, Jejak Muhammadiyah di Surabaya
Pengunjung harus membawa makanan dan minuman sendiri dari luar jika ingin semakin menikmati taman Museum Pendidikan Surabaya. Foto: nng/Begandring.

Ketersediaan makanan kecil dan minuman ringan umum disediakan di fasilitas publik dan rekreasi seperti museum. The British Museum di London, The Rijksmuseum di Amsterdam dan Louvre Museum di Paris serta Museum Fatahilah di Jakarta juga menyediakan fasilitas kafe dan souvenir sebagai oleh oleh dan kenang kenangan. Kenapa Museum Pendidikan Surabaya tidak?

Padahal penyediaan fasilitas itu tidak hanya menambah kenyamanan pengunjung, tapi sekaligus membuka peluang ekonomi dan kreativitas (ekonomi kreatif) bagi warga Surabaya. Kota Surabaya adalah kota yang dengan gencar gencarnya mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dan museum Pendidikan adalah wadah yang tepat untuk usaha ekonomi kreatif. Tapi justru disana tidak ada. Akibatnya pengunjung harus meninggalkan tempat itu karena bekal minum yang ia bawa sudah habis.

 

Kenyamanan terganggu tat kala kebutuhan biologis (minum dan cemilan) tidak ada. Foto: nng/Begandring.                                             

“Aku pulang. Air habis, haus, terus mulih”, alasan Ita Surojoyo, seorang pengunjung Museum.

Selain Ita, masih ada pengunjung lainnya yang harus berjalan keluar lingkungan museum dan menuju ke warung kopi di seberang jalan untuk secangkir kopi di saat senja.

Hal sepele ini yang mengganggu kenyamanan pengunjung. Konsekuensinya pengunjung harus siap membawa makanan dan minuman dari luar. Itu bagi mereka yang tau dan sudah lebih dari satu atau dua kali berkunjung ke sana. Tapi bagi pengunjung yang pertama kali? Mereka pasti merasakan kenyamanan nya terganggu.

Baca Juga  Gelar Pahlawan Nasional untuk M Tabrani

Museum Pendidikan nya sendiri sudah lumayan dan memberikan wahana edukasi sejarah pendidikan. Penataan museum diawali dengan era pra aksara, era kerajaan ketika media belajar masih menggunakan daun lontar dan kulit untuk sarana tulis dan baca, era kolonial ketika masih menggunakan sabak hingga buku buku pada umumnya.

Disini juga dipamerkan bangku bangku sekolah tempo dulu, sepeda yang biasa dipakai pelajar hingga mesin cetak serta kamera kamera lama.

Pengunjung berharap Museum Pendidikan ini dilengkapi dengan kantin atau kafe sehingga pengunjung menjadi lebih nyaman berada di lingkungan Museum Pendidikan Surabaya. (nng)

Artikel Terkait

One thought on “Pengunjung Museum Pendidikan Surabaya: “Aku pulang. Air habis, haus, terus mulih”.

  1. Manajemen kantor bisa siapkan
    Pendingin dan lemari kaca kecil untuk makanan ringan. Bisa dipakai nyerap produk umkm. ….dan melayani
    Pengunjung.

    Replika barang moseum saya rasa bisa dibuat dalam bentuk souvenir dan dijual….

    Lagian…..
    kalau memang haus… beli online kan bisa… kahtik jadi alasan pulang segala… arep nglimpe koncone wae kok alasane maaacem-macem….. he..he…he

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *