Poetatgede Riwajatmoe Kini

begandring.com -

Bercerita Surabaya Oleh : “Om” TP Wijoyo

“Putatgede” merupakan nama sebuah Kelurahan yang secara administrasi wilayah masuk dalam Kecamatan Sukomanunggal, Kotamadya Surabaya.

Secara kajian toponimi, nama “Putatgede” berasal dari penggabungan 2 Pedukuhan / Dusun.

Berdasarkan Peta lama terbitan tahun 1892, di kawasan tersebut tertulis dua nama Dusun yaitu : “Sånågědé” dan “Poetat Kidul”. Sebelah barat posisi dua Dusun tersebut berada, terdapat Dusun “Kali Kěndal”

Pada Peta lama terbitan tahun 1915 “Soerabaja En Omstreken”, hal ini juga masih tergambar sama dengan keterangan nama-nama Pedukuhan / Dusun yang sama dengan Peta lama tahun 1892.

Kemudian pada perkembangannya, dua nama Pedukuhan “Sånågědé” dan “Poetat Kidoel” digabung secara administrasi menjadi nama *”Poetat Gědé”* (ejaan lama), yang kini : *Putatgědé*.

Nama *”Putat”* merujuk pada nama jenis tumbuhan Putat, dengan nama latin “Planchonia valida”, yang merupakan tumbuhan liar yang hidup di hutan primer di Malaysia dan Indonesia. “Putat” dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, termasuk dalam suku Lecythidaceae.

Selain itu juga terdapat family Putat yang bernama “Putat sungai (Barringtonia racemosa)”, atau sering juga disebut “Putat” (saja), yang merujuk pada tumbuhan sejenis pohon kecil yang tumbuh di dekat Pantai, Sungai / Kali, dan Rawa-rawa.

“Putat Sungai” merupakan jenis tumbuhan ber-pohon yang berasosiasi dengan mangrove, dan kebanyakan dijumpai di hutan-hutan primer dan sekunder di dataran tanah yang tergenang atau dipengaruhi oleh pasang-surut air laut, sering pada lapisan belakang, atau di belakang, hutan Mangrove. Namun Putat Sungai juga didapati pada hutan pantai, hutan rawa air tawar, sepanjang tepi aliran sungai, tepi hutan rawa gambut, dan kadang kala juga di hutan-hutan wilayah perbukitan hingga ketinggian 200 hingga 1000 meter diatas permukaan laut.

Jadi toponimi “Putatgede”, yang merupakan gabungan dari dua Pedukuhan “Sånågědé” dan “Putat Kidul”, mengandung dua nama tumbuhan masa lalu yaitu : *”Sånå”* dan *”Putat”*. Nama “Sånå” (baca : *Sono*), merujuk pada nama tumbuhan “Angsana” atau “Sono Kembang” (nama latin : Pterocarpus indicus) adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat, yang dalam perdagangan dikelompokkan sebagai narra atau rosewood. Masyarakat Jawa lebih menyebutnya dengan *”Sonokembang”*.

Di dalam wilayah Kelurahan Putatgede, lebih tepatnya di dekat Jalan Raya Bukit Darmo, terdapat sebuah Punden, yang masih disakralkan masyarakat sekitar. Punden tersebut diyakini masyarakat sekitar sebagai cikal bakal dari Kelurahan Putatgede. Di dalam area punden terdapat bangunan Pendopo khas Jawa, dan terdapat sebuah kolam beebentuk bibiran sumur, dan terdapat Pohon Putat, sebagai tetenger cikal bakal desa.

Pada hari tertentu, masyarakat Kelurahan Putatgede, menyelenggarakan acara “Tradisi Sedekah Bumi”, yang dipusatkan di area Punden Putatgede. Hal ini perwujudan dari rasa syukur masyarakat Kelurahan Putatgede, sekaligus melestarikan (uri-uri) tradisi yang telah lama berlangsung secara turun temurun.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Spam check: