PETA KAWASAN AMPEL & SURABAYA TAHUN 1706

Oleh : “Om” TP Wijoyo

Halo teman-teman, kali ini “Om” TP Wijoyo mau bercerita terkait gambaran *PETA TAHUN 1706* wilayah Ampel dan Surabaya.

Peta itu dibuat, terkait kondisi wilayah Brang Wetan, khususnya Surabaya saat terjadi pemberontakan *Surapati* yang menguasai wilayah Pasuruan dan sekitarnya. Saat itu turun perintah dari *Susuhunan Paku Buwana I* di “Kartasura”, yang memerintahkan kepada seluruh Bupati Nagari Pasisiran dan Brang Wetan untuk bersama-sama menyerang kekuatan Surapati di Pasuruan. Termasuk perintah kepada Bupati Surabaya, yang saat itu dijabat oleh *Jangrana II*.

Peta itu proyeksinya terbalik. Jadi bagian bawah pada peta menunjuk arah UTARA. Sedangkan bagian atas peta menunjuk arah SELATAN.

Uraian Peta Surabaya Tahun 1706 :

– Tampak tersebut *Tempel Ampel* yang merujuk pada bangunan “Masjid Ampel”, yang pertama kali dibangun oleh Raden Rahmatullah pada kisaran pertengahan tahun 1400an. Kanjeng Sunan Ampel diberitakan Wafat pada tahun 1481 M (berdasarkan sumber : Babad Giri).

– Tampak di sebelah selatan Masjid Ampel tergambar banyak bangunan rumah (pemukiman) yang tergambar padat.

– Lokasi Masjid Ampel diapit dua Sungai besar yang membelah wilayah Surabaya, yaitu : bagian kanan di peta adalah *Rivier van Soerabaja* (Sungai Surabaya, yang kini disebut “Kali Mas”). Sedangkan sebelah kiri adalah *Rivier van Ampel* (yang kini lebih dikenal dengan “Kali Pegirikan”).

– Di selatan pemukiman Ampel, terdapat Sungai yang menghubungkan dua sungai besar itu. Kini Sungai penghubung itu telah hilang, dan menyisakan sebuah toponimi bernama *Kalimati*.

– Di sebelah selatan sungai penghubung (Kalimati), tampak tergambar bangunan padat, yang mungkin bisa diasumsikan sebuah pemukiman.

– Di seberang Sungai Surabaya, atau sebelah barat Ampel, terdapat Markas Militer VOC dengan gambar bendera Belanda. Pada peta tertulis keterangan : “S.Comp’s = Postight”.

Baca Juga  Tambak Bayan Surabaya dan Kisah Pelarian Bangsawan Pajang

– Dari Markas Militer VOC tergambar jalan yang mengarah ke selatan, menghubungkan dengan bangunan dengan keterangan tertulis *Paseban*. Bangunan Paseban ini bisa diidentifikasi kini berada di kawasan sekitar “Kebonrojo”, Gedung Gubernuran hingga lokasi Tugu Pahlawan dan sekitarnya. Lokasi “Paseban” diduga kuat tempat Bupati bersinggasana / berkedudukan. Saat tahun itu tercatat nama Bupati Surabaya yang memerintah adalah *Jangrana II* (atau disebut juga “Jayengrono II / Panatagama). Tokoh ini dalam sumber Sarasilah Boto Putih, disebut dengan nama “Surodrono / Surodirono”.

– Sebelah paling kanan di peta, tergambar Sungai yang tertulis *”Cali Watoe”*, yang saya duga merupakan anak sungai yang bermuara di Laut Utara Jawa, yang mengalir ke kawasan Asem Rowo, Kalibutuh dan sekitarnya. Yang kini masih kita jumpai toponimi nama “Kalibutuh”, pada peta tahun 1677 masih disebut “Cali Boto”.

– Pada Muara Kali Surabaya,bteegambar seperti pulau yang kini sudah hilang mengalami sedimentasi perkembangan Kota Surabaya. Bisa dibandingkan dengan peta tahun 1825, pulau tersebut masih tampak tergambar. Terkait toponimi “Morokrembangan” mungkin bisa dihubungkan dengan “muara” sungai di wilayah Karembangan. Nama “Krembangan” kini diduga berasal dari pergeseran toponimi dari “Rembang”, sebuah nama yang muncul dalam Prasasti Kudadu (berangka tahun 1216 saka = 1294 Masehi), yang menyebut daerah Rembang, saat pelarian Raden Wijaya setelah melewati Desa Kudadu.

Nah, itulah sedikit ulasan terkait gambaran wilayah Ampel & Surabaya beradasarkan peta tahun 1706.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Spam check: