Sejarah Gedung Kantor Telkom Utara Surabaya

begandring.com -

Kantor Telkom Utara di Surabaya merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi saksi perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia. Gedung ini awalnya dikenal sebagai Kantor Telepon Utara, dibangun pada tahun 1913–1915 dan menjadi salah satu pelopor arsitektur modern di Kota Surabaya.

Bangunan berlantai tiga ini dirancang oleh Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, arsitek kelahiran Tulungagung yang bekerja di Burgelijke Openbare Werken (BOW) atau Dinas Pekerjaan Umum Hindia Belanda. Dengan konstruksi utama berupa beton, Kantor Telepon Utara tampil sebagai simbol kemajuan teknologi dan arsitektur pada masanya.

Gedung Telepon Utara pada Awal Abad ke-20

Sejak awal berdirinya, gedung ini difungsikan sebagai pusat pengendali telepon untuk wilayah utara Surabaya. Jaringan telepon yang terhubung dengan Tanjung Priok dan Weltevreden (Batavia) menjadikan Surabaya sebagai kota metropolis pada masa itu. Tercatat ada sekitar 568 pelanggan telepon yang aktif, dan koneksi internasional antara Jawa dan Belanda pun semakin lancar.

Pada masa Revolusi, bangunan ini beralih fungsi menjadi pos pertahanan para pemuda. Mereka menyerang pasukan Sekutu (Inggris) yang bermarkas di Gedung Internatio dari arah utara. Kini, bangunan bersejarah tersebut masih berfungsi sebagai Kantor Telkom dan menjadi bagian penting dari wajah heritage Surabaya.

Gambar: Foto Ir. FJL Ghijsels

Awal Perencanaan

Sejak tahun 1909, desain kantor pos, telegraf, dan layanan telepon di Hindia Belanda mulai dikerjakan oleh para insinyur Departemen Pekerjaan Umum di Batavia. Contohnya, kantor pos utama di Medan dirancang oleh Ir. S. Snuyf pada 1909, sedangkan kantor pos di Weltevreden dirancang oleh Ir. J.F. Van Hoytema pada 1913.

Pada tahun 1913, F.J.L. Ghijsels mendapat mandat untuk mendesain gedung pertukaran telepon baru di Surabaya. Gaya desainnya mencerminkan arsitektur modern Eropa pada masa itu, dengan ciri khas:

  • Atap datar,
  • Fasad simetris,
  • Kanopi beton di atas jendela dan pintu masuk.

Revisi Desain dan Pembangunan

Tahun 1915, desain kedua dibuat di biro BOW dengan tetap menggunakan rancangan Ghijsels sebagai dasar. Perubahan meliputi:

  • Perpanjangan dinding samping untuk ruang tambahan,
  • Perbesaran pintu masuk,
  • Fasad utama tetap dipertahankan,
  • Sebagian besar atap datar tetap digunakan.

Tantangan Konstruksi dan Fondasi Bangunan

Catatan resmi BOW menyebutkan bahwa kondisi tanah di lokasi pembangunan cukup sulit, sehingga diperlukan fondasi tiang pancang dengan biaya besar. Untuk menghindari kerusakan bangunan sekitar, metode penekanan tiang ke dalam tanah digunakan, dan terbukti efektif.

Bangunan ini menggunakan:

  • Dua lantai dengan lantai dan balok beton bertulang,
  • Pilar beton sebagai penopang,
  • Kanopi beton di atas jendela dan pintu,
  • Atap datar dari bahan beton yang menjadi ciri khas siluet bangunan.

Meski memberikan tampilan modern, atap datar tersebut cukup sulit dibuat kedap air dan biaya konstruksinya tergolong tinggi. Hal ini dicatat dalam Laporan BOW tahun 1918–1920 (halaman 276–277).

Penyelesaian dan Biaya Pembangunan

Tidak ada catatan pasti mengenai tanggal selesainya pembangunan Gedung Telepon Utara. Namun, Laporan BOW pada tahun 1918, 1919, dan 1920 menyebutkan proses pembangunan yang masih berlangsung. Pekerjaan ini baru dilaporkan selesai pada tahun 1922 dengan biaya konstruksi sebesar 277.837 gulden.

Gambar: Revisi Tampak Depan Bangunan Gedung Telkom Sumber : Architectuur & Stedebouw in Indonesie 1870/1970

Renovasi dan Pelestarian Arsitektur

Setelah selesai dibangun, gedung ini juga mengalami renovasi. Interiornya diperbarui untuk menyesuaikan kebutuhan operasional, namun eksterior bangunan dipertahankan dalam bentuk aslinya sebagai bentuk pelestarian warisan arsitektur kolonial.

Hingga kini, Kantor Telkom Utara Surabaya tidak hanya berfungsi sebagai kantor telekomunikasi, tetapi juga menjadi bangunan cagar budaya yang mencerminkan sejarah panjang perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia.

*) Penulis : Avivah | Editor : Dev Team

Referensi:

  • KITLV Media
  • https://kekunaan.blogspot.com/2016/02/kantor-telkom-surabaya-unit-pelayanan.html
  • Tim Penyusun Pemerintah Kota Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan, 2003, Perencanaan Pelestarian Benda-Benda Cagar Budaya di Kota Surabaya.
  • Huib Akhary. 1990. Architectuur & Stedebouw in Indonesie 1870/1970. Pers Walburg
  • Ir. F.J.L Ghijsels, Architect In Indonesia (1910-1929) – drs. H Akihary

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Spam check: