Larinya Pendiri Majapahit Di Kěrěmbangan

begandring.com -

“RĚMBANG”

(Rute Pelarian Narārya Sanggrāma Wijaya “Pendiri Majapahit)”

Oleh : “Om” TP Wijoyo

Tamra Prasasti “Kudadu” yang dikeluarkan oleh Raja Majapahit “Śrī Kṛtarajasa Jayawardhanā” pada tahun 1216 Śaka (1294 M), menyebut sebuah toponimi “Rěmbang”, terkait tempat yang dikunjungi “Narārya Sanggrāma Wijaya” (Raden Wijaya), ketika hendak menyeberang ke “Madhura” menuju ke “Songěněp”.

Prasasti Kudadu menjelaskan dengan detail rute pelarian “Narārya Sanggrāma Wijaya”, ketika dikejar pasukan Jayakatyěng dari “Kambang Śrī (diduga kini menjadi Bangsri, Sukodono, Sidoarjo), menyeberang Bangawan, hingga sampai di Desa Kudadu (diduga kini menjadi Kedurus, Karangpilang, Surabaya), dan menuju ke Rěmbang (diduga kini menjadi Krembangan, Surabaya).

Toponimi “Rěmbang” diduga kini menjadi “Kěrěmbangan” atau yang pada akhirnya menjadi “Krěmbangan”, yang kini secara administrasi menjadi Wilayah Kecamatan, Surabaya Utara. Pada peta lama “Soerabaja En Omstreken”, tahun 1915, masih tertulis jelas nama “Kěrěmbangan”.

Nama Kelurahan “Morokrembangan”, Kecamatan Krembangan, diduga dari kata “Moro” yaitu “Muara” Sungai Kuno Surabaya yang mengarah ke arah Laut Jawa. Hal ini bisa dilihat pada Peta Lama Tahun 1677, ketika masa Trunojoyo. Dari peta itu bisa dilihat aliran Sungai Kuno Surabaya (Rivier van Soerabaja) dan Sungai Pegirikan (Rivier van Ampel).

Makam Buyut Rembang

Di daerah Krembangan terdapat sebuah Makam di dalam Masjid, dan masih dikeramatkan masyarakat sekitar. Makam tersebut adalah “Makam Buyut Rěmbang”.

Kok tidak disebut “Buyut Krembangan” ?

Apakah hal ini terkait nama “Rěmbang” yang disematkan oleh masyarakat sekitar, menjadi bagian dari “Tětěngěr” bahwa nama kuno “Krěmbangan” adalah “Rěmbang”.

#MelawanLupa

#Jasmerah

#BerceritaSurabaya

#SesuWatu

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Spam check: