Re-revitalisasi Kampung Eropa Surabaya

Begandring.com: Surabaya (23/12/23) – Kawasan Kota Eropa Surabaya segera di re-revitalisasi. Sebelumnya sudah pernah aktivitas revitalisasi. Mendatang, dalam waktu dekat, akan ada upaya merevitalisasi lagi terhadap kawasan itu.

Seperti apa hasil dari revitalisasi yang pernah ada di kawasan Kampung Eropa ? Menurut pengamatan lapangan pekerjaan “revitalisasi” tampak begitu parsial pada spot spot tertentu dan kurang memiliki orientasi revitisasi kesejarahan sebagai dasar melakukan revitalisasi. Misalnya pemasangan tiang tiang PJU tidak berorientasi historis. Design PJU berbentuk kontemporer dan terlihat modern. 

Coba bandingkan dengan PJU di lingkungan De Javasche Bank, Museum BI. Disana PJU PJU-nya sangat memperhatikan model PJU seperti yang pernah ada di Surabaya tempo dulu. Apakah kota Surabaya tidak bisa membuatnya? Tentulah bisa ! Tapi mengapa tidak dibuat? Inilah bahwa “revitalisasi” itu belum terkonsep dengan baik.

Jelajah sejarah Kampung Eropa Surabaya. Foto: nanang/begandring.com

Sekarang ini, dalam rangka melakukan re-revitalisasi kawasan Kampung (kota) Eropa, Walikota Surabaya Eri Cahyadi melibatkan masyarakat. Media media Surabaya, termasuk media nasional yang ada di Surabaya, berlomba menulis bagaimana seharusnya revitalisasi di kawasan Kampung Eropa Surabaya itu.

Dari pemberitaan yang menampung pandangan dan pendapat pihak pihak terkait di Surabaya, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang apa yang seharusnya dikerjakan dalam rangka merevitalisasi kembali Kampung Eropa.

Revitalisasi Kampung Eropa Surabaya tidak sekedar mempercantik rupa nenek nenek renta berusia lanjut. Tapi revitalisasi itu harus berangkat dari dalam (inner) sehingga aura kecantikan itu memancar keluar (outer). 

Penampilan boleh tua, namun ketuaan itulah yang menjadi modal untuk memberikan semangat yang berdampak pada nilai nilai kebermanfaatan untuk tujuan tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian, kebudayaan, keagamaan dan pariwisata sebagaimana diamanatkan dalam UU 11/2010 tentang Cagar Budaya.

Baca Juga  Tengkorak Maria van den Bolck Menarik Perhatian. 
Sudut perumahan bangsa Eropa di jalan Kedali. Foto: nanang/begandring.com

Karenanya revitalisasi seharusnya tidaklah berorientasi fisik bangunan dan fasilitas publiknya saja, tapi revitalisasi harus disertai dengan orientasi SDM, para pelaku dan pengelola cagar budaya dan bangunan. SDM disana dan pihak pihak terkait harus punya arti, maksud dan tujuan revitalisasi. Jika mereka tidak mengerti, maka percuma saja pekerjaan fisik yang dilakukan.

Adalah tanggung jawab Pemerintah untuk bisa melakukan pembinaan kepada para pelaku dan pengelola aset di kawasan itu. Dari pengamatan penulis, Pemerintah Kota Surabaya memang sudah melakukan hal itu dalam bentuk forum pengelola bangunan cagar budaya. Tapi, melihat hasilnya yang dimana para pengelola gedung ini sebagian besar belum ramah pengunjung bangunan cagar budaya.

Pengunjung kesulitan melihat, masuk dan memanfaatkan bangunan cagar budaya untuk tujuan tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian, kebudayaan, keagamaan dan pariwisata sebagaimana diamanatkan dalam UU 11/2010 tentang Cagar Budaya. 

Akibatnya bangynan cagar budaya yang bernilai sejarah itu kurangbermanfaat buat publik, kecuali bagi penggunanya atau lengolanya. It is good for nothing. Percuma bagi publik.

Nah, seperti apakan orientasi revitalisasi Kampung Eropa Surabaya sekarang? (nanang)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *