Begandring.com: Surabaya (5/1/24) – Tahun baru 2024 telah berlalu. Namun hati yang bersih harus tetaplah melaju di sepanjang tahun 2024. Ada berbagai cara dalam bersih diri di Nusantara ini. Salah satunya adalah Melukat di Bali yang telah turun temurun.
Pesona pulau Dewata Bali tidak diragukan lagi, baik alam maupun budaya. Tak heran bila pesona alam dan budaya ini dapat dikemas menjadi satu kesatuan sebagai paket wisata.
Contoh wisata, yang makin populer itu, adalah Melukat. Menurut I Wayan Arcana, warga Surabaya asal Bali, Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia.
“Biasanya orang, yang merasa kena ilmu gaib atau disantet, begitu disiram oleh pandita dengan air suci, maka mereka akan berteriak kesakitan”, jelas Wayan. Kesakitan itu pertanda keluarnya hal hal gaib dari tubuh. manusia.
Awalnya, Melukat ini adalah tradisi internal keluarga dan umat hindu di Bali. Tradisi sudah dilakukan secara turun temurun oleh umat Hindu sampai saat ini.
Namun, tradisi ini semakin terbuka sehingga yang mengikuti upacara bersih diri ini berlatar belakang agama yang berbeda, termasuk beda kebangsaan. Apalagi Bali sudah menjadi tempat yang sangat terbuka. Maka, Melukat semakin populer di mata mancanegara.
Menurut Wayan, pemandu wisata di Bali memiliki peranan penting dalam menjual paket wisata ritual ini ke wisatawan mancanegara dan atraksi ritual budaya ini memberikan pengalaman dan manfaat menarik bagi mereka.
Sementara itu menurut Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana, Profesor I Gde Pitana, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/12/2021) menyebutkan bahwa bahwa sejak dulu, masyarakat Bali sudah biasa melakukan ritual Melukat ini. Kemudian, wisata spiritual Melukat menjadi ramai di kalangan wisatawan sejak lima tahun terakhir.
Tradisi Melukat ini umumnya dilakukan di pura atau di tempat dengan sumber air. Jalannya Melukat dipimpin oleh pandita.
I Wayan Arcana menyatakan bahwa dirinya memiliki keluarga yang menjadi pendeta di Bali dan melayani upacara Melukat.
“Saya mempunyai keluarga jadi pandita di rumah (Bali). Sekarang sudah menikah sama bule dan buka sekolah yoga di Amerika. Sekarang memimpin salah satu umat besar di Tibet pak”, terang Wayan.
Wayan menambahkan bahwa saudaranya termasuk pandita termuda di Bali. Namanya Ida Resi Alit dan menjadi pandita pada usia 23 tahun, kini berusia 30 tahun. Ketika pandita Ida Resi Alit tidak ada di Bali lagi, maka yang menggantikan adalah pamannya yang bernama Ida Pandita Siwa Budha.
Karena Melukat ini sudah terbuka untuk umum dan bahkan menjadi wisata ritual, maka yang datang mengikuti Melukat untuk suci diri dengan tujuan yang bermacam macam.
Dengan suci diri ini diharapkan agenda atau hajatan dari masing masing orang dapat berjalan lancar dan sukses serta tidak ada halangan apapun. Beberapa pasangan artis melakukan ritual Melukat. (nanang)