Strategi Pengelolaan Cagar Budaya di Belanda

Begandring.com: Rotterdam (28/7/23) – Kota Tua Nijmegen, 120 km di sebelah barat Rotterdam, menjadi obyek penelitian dan sekaligus praktek pelajaran pengelolaan urban heritage oleh peserta Urban Heritage Strategies 2023. Kota ini dijadikan obyek peneletian dan pelajaran karena kotanya menyimpan jejak sejarah tua dan terus membangun ke masa depan. Nijmegen selanjutnya menjadi kota dimana urban heritage bertemu urban development.

Dari keduanya, siapa yang kuat, tentu akan bertahan hingga masa depan. Sementara, yang tidak kuat akan terpelanting dari kota. Kondisi ini tidak hanya dihadapi oleh kota Nijmegen. Tetapi hal ini sudah menjadi masalah umum global bagi kota kota heritage dunia. Dihadapi dimana mana. Termasuk di Indonesia dan Surabaya.

Adapun materi yang menjadi bahasan Urban Heritage Strategies 2023 selama di Erasmus University Rotterdam adalah meliputi Adaptive Reuse, Sosial Housing, Climate Adaptation dan Urban Densification. Ke empat tema ini adalah elemen elemen penting dalam upaya pengelolaan kawasan heritage global dan dari empat tema itu, perwakilan Begandring Soerabaia, yang mengikuti kelas Urban Heritage Strategies 2023 ini, mendapat pokok bahasan Adaptive Reuse. 

Diskusi kelompok pengelolaan Cagar budaya di Erasmus University Rotterdam. Foto: nng/Begandring.

Adaptive Reuse adalah pola pemanfaatan bangunan dan kawasan cagar budaya sesuai dengan fungsinya yang baru. Adapun kawasan yang menjadi obyek penelitian kelas UHS 2023 adalah bekas kawasan pabrik (industrial estate) di Nijmegen.

Untuk mengetahui kondisi lapangan, tim dimana perwakilan Begandring bergabung harus mendatangi dan mengamati lokasi secara langsung. Ternyata, sebagian bekas kawasan pabrik ini telah berubah menjadi kawasan perumahan dengan design dan arsitektur klasik yang tidak lepas dari DNA daerah setempat. Bahkan di kawasan ini masih ada bekas benteng pertahanan militer. Selain itu juga masih ada sisa kawasan pabrik yang menjadi obyek bahasan oleh tim Adaptive Reuse. 

Tembok benteng yang masih tersisa dan terpadu dengan perumahan baru yang ada di sekitarnya. Foto: nng/Begandring.

Tim Adaptive Reuse harus bisa memecahkan persoalan dan sekaligus menawarkan solusi untuk pemerintah kota Nijmegen, yang nantinya akan dipersembahkan di Balai Kota Nijmegen pada akhir kegiatan Urban Heritage (4 Juli 2023). Selain tim Adaptive Reuse, juga tim lainnya: Sosial Housing, Climate Adaptation dan Urban Densification, yang akan mempresentasikan sesuai tema masing masing.

Baca Juga  Bahasa Jawi Dan Peradaban Islam

Dalam pengamatan lapangan di lokasi bekas pabrik, ternyata di sana juga terdapat bekas sebuah benteng, yang selanjutnya dibuat sebagai tetenger untuk lingkungan setempat. Tetenger ini menjadi bagian dari lingkungan perumahan baru yang telah dibangun oleh investor.

Yang perlu dibangun atau dimanfaatkan lainnya, sesuai harapan pemerintah, adalah kawasan bekas pabrik untuk menjadi sentra wisata kreatifitas seni dan kulinari demi mendukung eksistensi dan potensi wisata yang sudah ada selama ini. Yaitu di kawasan Kota Lama (oud stad).

Industri kecil pembuatan sepeda di lingkungan Kreatif Hub yang baru di Nijmegen. Foto: nng/Begandring.

Selama ini, di satu titik di kawasan bekas pabrik, sudah dibuka sentra kreativitas (kreatif hub) yang menampung industri kecil dan kulinari. Tentu yang selama ini sudah buka adalah sebagian kecil dari harapan besar. Berangkat dari yang kecil inilah diharapkan bisa menjadi lebih besar dengan dukungan pemikiran dan konsep oleh peserta kelas Urban Heritage Strategies 2023.

Setelah dari lapangan dengan berbekal data faktual, selanjutnya setiap tim dalam waktu 5 hari membahasnya di kampus Erasmus University Rotterdam secara akademik.

Suasana diskusi di kelas Urban Heritage Strategies. Foto: nng/Begandring.

Kesempatan mengolah pemikiran ini menjadi tugas setiap kelompok sesuai dengan tema masing masing, yang endingnya menjadi tugas untuk dipresentasikan di Balai Kota Nijmegen di penghujung kelas Urban Heritage Strategies 2023. Kegiatan ini dipandu oleh kalangan profesional baik dari Universitas Erasmus Rotterdam, Universitas Teknik Delf dan Cultural Heritage Agency of the Netherlands – Ministry of Education, Culture and Science. (nng).

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *