Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi Makam Eropa Peneleh pada senin siang, 19 Juni 2023. Kunjungan ini terkait upaya bersama dalam pengembangan Kawasan Peneleh yang berbasis sejarah dan budaya. Kunjungan Eri Cahyadi didampingi oleh Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) beserta jajaran.
Kedatangan rombongan wali kota ini ditemui oleh salah satu founder Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo dan selanjutnya didampingi meninjau Makam Eropa yang dibuka pada Desember 1847. Selama ini, Makam Eropa Peneleh, yang sudah tutup alias tidak menampung pemakaman baru sejak tahun 1940 an ini, teronggok bagai belantara kota.
Ketika menyambut Preparatory Committee (PrepCom) 3 for Habitat III di Surabaya pada 2016, area pemakaman sembat dibersihkan dan dirapikan. Tetapi seteleh acara usai, Komplek Pemakaman Eropa ini kembali sepi seperti sedia kala dan hanya dikunjungi oleh kerabat ahli waris.
Namun sejak tahun 2020 ketika komunitas sejarah, Begandring Soerabaia, mulai memperkenalkan Makam Eropa Peneleh sebagai bagian dari upaya pengembangan Peneleh yang berbasis sejarah, maka pemakaman Eropa ini mulai ramai pengunjung.
Perhatian tidak hanya datang dari warga lokal, tetapi juga pengunjung luar negeri. Diantaranya adalah peneliti, pegiat dan konsultan museum, sejarah dan budaya dari negeri Belanda. Atas kepentingan bersama, rancangan kerjasama antar negara pun diinisiasi oleh Begandring dan pihak Belanda.
Pun demikian dengan kerjasama pentahelix, yang melibatkan lima unsur: Komunitas, Pemerintah, Dunia Usaha, Akademisi dan Media juga menggelinding untuk pemajuan Peneleh.
Peneleh adalah sebuah kawasan historis dan heritage yang menyimpan lapisan sejarah mulai dari era klasik (Singasari dan Majapahit), kolonial, pra kemerdekaan dan kemerdekaan serta pembangunan pada pasca kemerdekaan. Bahkan di Peneleh tidak hanya menyimpan cagar budaya yang berskala lokal, tapi berpotensi sebagai cagar budaya nasional. Hal ini terkait dengan keberadaan rumah lahir Bung Karno (RLBK) dan rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi dapur kebangsaan (Cyndi Adam: Penjambung Lidah Rakjat).
Maka Peneleh layak dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis sejarah, yang berpotensi mendongkrak perekonomian.
Terkait dengan keberadaan Makam Eropa Peneleh, aset ini bisa menjadi jembatan penghubung guna mempererat kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Belanda.
Dalam kunjungan itu, Wali Kota Eri Cahyadi, yang didampingi oleh Kuncarsono dari Komunitas Begandring Soerabaia, menyusuri kawasan Makam dan melihat reruntuhan Rumah Balung. Konon kamar balung tersebut tempat penyimpanan tulang belulang orang Belanda (Dukut Imam. W; 2008; 327).
Siap Kolaborasi Dengan Belanda
Dalam kunjungan itu, Wali Kota mendapat informasi dari Kuncarsono bahwa Begandring Soerabaia telah menjalin hubungan kerjasama dengan mitra di Belanda, TiMe Amsterdam (konsultan museum, situs dan monumen) dalam upaya menata dan memanfaatkan Makam Eropa Peneleh sebagai media informasi yang mempererat hubungan kerjasama Indonesia dan Belanda di bidang sejarah bersama, Cagar Budaya, Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepada Begandring Soerabaia Wali Kota menyampaikan bahwa Wali Kota bersedia menerima dukungan dari pihak Belanda dalam kerangka kerjasama pengembangan Peneleh yang berbasis sejarah bersama.
“Kita bisa bersinergi. Pihak Pemerintah (kota Surabaya) menata infrastruktur area makam dan mengembalikan sesuai fungsi. Sedangkan Pihak Belanda bisa merekonstruksi beberapa makam penting. Ini semua untuk pengetahuan, pendidikan dan pariwisata serta menjalin hubungan dua negara”, papar Wali Kota Eri Cahyadi.
Menurut Kuncarsono Prasetyo, yang meneruskan pesan Wali kota, bahwa pihak Pemerintah Kota Surabaya akan merekontruksi Pintu Utama, Rumah Balung, Pintu Besi sisi barat (dekat Makam Gubernur Jendral Peter Merkus) dan penataan jalan koridor di area Makam.
Sementara Max Meijer dari TiMe Amsterdam, yang dihubungi melalui pesan WhatsApp pada senin sore, mengatakan bahwa ini adalah berita bagus dan progresif. Max mengatakan bahwa dirinya akan datang ke Indonesia di bulan September atau Oktober 2023 dan berharap bisa bertemu walikota untuk memaparkan gagasan kegiatan mengenai Sejarah Bersama (Indonesia – Belanda) yang bisa diwujudkan untuk kepentingan masyarakat di kedua belah pihak.
“We may be able to present how we see the clallenges and opportunities for shared history and co-creation with Peneleh as a best practice” (Mungkin kita bisa mempresentasikan tantangan dan peluang pengembangan Sejarah Bersama di Peneleh sebagai wujud kegiatan), pungkas Max. (nng)
One thought on “Wali Kota Eri Cahyadi Siap Kolaborasi Dengan Belanda Untuk Pengembangan Makam Peneleh”