Sebanyak 120 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, berwisata sejarah di kawasan Kota Tua Surabaya, Minggu (18/9/2022).
Para mahasiswa tersebut mengikuti program perkuliahan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Dalam jelajah sejarah bertajuk Surabaya Urban Track (Subtrack) ini, mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mengunjungi satu Kampung Tua. Kelompok kedua menyisir Kampung Eropa. Dan kelompok ketiga mengunjungi Kampung Melayu dan Kampung Pecinan.
Masing masing kelompok didampingi 1 pemandu sejarah profesional dari Begandring Soerabaia. Juga ada 3 kru berseragam ala pejuang Surabaya. Kostum pejuang ini sengaja dikenakan untuk menambah atmosfir wisata sejarah, yang memang terkait dengan kisah dan sejarah perang Surabaya di tahun 1945.
foto:begandring
Setiap kelompok berisi 40 mahasiswa. Bagi mereka, kegiatan jelajah sejarah ini merupakan bagian dari materi pembelajaran tentang sejarah dan budaya Surabaya.
Jelajah sejarah Kota Tua Surabaya memberi pengalaman empiris dimana peserta bisa secara langsung mengobservasi obyek obyek sejarah dan budaya.
Ada keberagaman etnis di kawasan Kota Tua Surabaya. Hal itu dapat diobservasi melalui karya arsitektur, kegiatan bisnis, perdagangan, serta keberadaan tempat0tempat ibadah.
Di Kampung Melayu dengan jejak Jalur Rempah misalnya, memberikan potret perdagangan Rempah, yang masih eksis dari zaman ke zaman.
Pasar Pabean menjadi bukti bahwa rempah-rempah masih ada hingga sekarang dan berpotensi sebagai pusat perdagangan rempah-rempah Nusantara.
Sementara kelompok yang menjelajah Kampung Eropa dapat “mencium” jejak asap terbakarnya mobil Brigadir AWS Mallaby di dekat Jembatan Merah, di mana waktu itu membuat Sekutu murka dan membombardir Surabaya dari darat, laut, dan udara ketika pecah perang 10 November 1945.
Menyisir Jembatan Merah menuju kawasan Pecinan. foto: begandring
Kelompok lain yang menapaki kawasan Pecinan dapat menyimak kehadiran Marga Han yang berasal dari Lasem, Jawa Tengah. Dari silsilah keluarga Han terbaca bahwa marga, yang berasal dari Lasem ini, sudah ada sejak tahun 1673 Masehi.
Jelajah sejarah tidak hanya jalan-jalan, tetapi di setiap pemberhentian terjadi proses pembelajaran interaktif, tanya jawab, bagai di dalam kelas. Mereka sangat antusias karena materi pembelajaran nya nyata.
“Belajar sejarah adalah mempelajari masa lalu, namun dengan jejak sejarah yang masih ada di Surabaya, jejak jejak sejarah itu bagai tangga dan lorong waktu menggapai masa lalu,” jelas Nanang Purwono, ketua Begandring Soerabaia .
“Diharapkan dari proses refleksi masa lalu ini diharapkan dapat menjadi suatu proyeksi dalam menatap masa depan,” imbuh Nanang.
Jelajah sejarah Subtrack ini dimulai dari pk 15.30 hingga pukul 18.00. Puncaknya, peserta menikmati wisata kuliner di Kya-Kya Reborn di Jalan Kembang Jepun, Surabaya. (*)