Dua kado indah diterima A. Hermas Thony di penghujung tahun 2022. Kado pertama, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya itu, dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Budaya Surabaya.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Kelompok Kerja Wartawan Taman Surya Kota Surabaya. Kelompok wartawan ini memberikan penghargaan berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi kinerja pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya (eksekutif dan legislatif) selama tahun 2022.
Kado kedua, lahirnya Raperda Pemajuan Kebudayaan dan Nilai-Nilai Kepahlawanan Kota Surabaya. Raperda ini telah diinisiasi Thony pertengahan 2019-2024. Ini menjadi reperda orisinil dewan yang diinisiasi oleh Thony.
Kamis (15/12/2022), Naskah Akademik Raparda Pemajuan Kebudayaan dan Nilai Nilai Kepahlawanan telah diparipurnakan. Selanjutkan raperda tersebut akan diserahkan ke eksekutif untuk diproses.
Thony yang juga penasihat Perkumpulan Begandring Soerabaia, memang sosok yang konsisten mengawal budaya lokal Surabaya. Tidak hanya saat ia menduduki kursi dewan untuk periode 2019-2024. Pria kalem ini sudah menjadi pengawal kebudayaan sejak masih di bangku kuliah pada tahun 1980-an.
Sebelumnya, Thony juga pernah menduduki kursi legislatif untuk periode 2001-2004. Ada jeda antara 2005-2018 sebagai legislator DPRD Kota Surabaya. Namun kepeduliannya di bidang budaya terus menggelinding.
Politisi Partai Gerindra itu tak pernah lelah menyuarakan upaya-upaya perlindungan sejarah, budaya, dan cagar budaya melalui gerakan kebudayaan. Semangatnya terus menyala-nyala dan semakin membesar ketika melihat bangunan cagar budaya penting bagi sejarah Kota Surabaya dirusak.
Tahun 2016, Thony bersama para pegiat sejarah melakukan demo secara massif. Ini menyusul dibongkarnya Rumah Radio Pemberontakan Bung Tomo di Jalan Mawar 10, Surabaya yang kemudian diprotes melalui organ gerakan Komunitas Bambu Runcing Surabaya (KBRS) yang dibentuknya.
Thony menyadari bahwa upayanya dalam perlindungan sejarah, budaya dan cagar budaya selama ini seolah sia-sia. Karenanya, dia berjuang kembali ke panggung kekuasaan.
“Selama ini kami ini muruh–muruh dalam menyuarakan upaya perlindungan dan pelestarian sejarah, budaya dan cagar budaya. Kiranya dengan kembali ke jalur legislatif, saya bisa berbuat secara politis,” ujar Thony.
Dalam kontestasi legislator di Kota Surabaya untuk periode 2019-2024, AH Thony, yang diusung oleh Partai Gerindra, berhasil melangkah kembali ke Gedung DPRD Kota Surabaya. Thony bahkan terpilih sebagai salah satu wakil ketua dewan.
Pemberian penghargaan sebagai Penggerak Kebudayaan Kota Surabaya kepada AH Thony sangatlah beralasan. Selain penghargaan itu sendiri diberikan atas kemudahan ketika dihubungi oleh wartawan.
Tadi malam, secara estafet, Thony menghadiri diskusi publik bertajuk “Behind the Scene pembuatan Film Dokumenter “Soera ing Baja” di Basement Balai Pemuda.
Di kompleks yang sama, dia juga menghadiri pergelaran Festival Semarak Budaya Nusantara (Sadwana Festival) yang digelar Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Politik dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dalam Festival ini digelar fashion show yang mengangkat batik sebagai bagian dari budaya Nusantara.
Dalam sambutannya, Thony menyampaikan, sudah saatnya Unesa melalui fakultas-fakultas yang peduli budaya, seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengkreasi batik yang bermotif rempah sebagai upaya mendukung pemerintah Republik Indonesia untuk memperoleh pengaduan Dunia melalui UNESCO.
“Saya berharap Unesa bisa berkreasi bersama pemerintah kota Surabaya dalam menggali potensi budaya lokal melalui kreativitas mahasiswanya,” tutur Thony. (nanang purwono)