Pasar Bong Jadi Night Shopping, Begini Kondisinya!

Pasar Bong dibuka menjadi wisata belanja malam (night shopping), Jumat (30/12/2022). Hal ini menjadi wujud nyata pengembangan dan pelestarian kawasan cagar budaya yang bersifat tematik. Seperti harapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang disampaikan kepada Tim  Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya, beberapa waktu lalu.

Kawasan Kembang Jepun memang di Kampung Pecinan. Dalam pelestarian dan pengembangan kawasan Pecinan ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, baik yang bersifat fisik (tangible) maupun non fisik (in tangible).

Sejak dibukanya kembali Kya-Kya Kembang Jepun pada10 September 2022, Pemerintah Kota Surabaya secara gradual menata elemen tangible dan in tangible tersebut. Semisal menghidupkan kuliner setempat yang berupa aneka jajanan dan makanan.

Hal Ini menjadi bagian dari tradisi yang pernah ada di kawasan Pecinan, meski komposisi jajanan dan makanan yang dijajakan di Kembang Jepun lebih banyak jajanan yang berasal dari luar kawasan Pecinan.

Contoh lain untuk membangun wisata tematik Pecinan adalah pemasangan papan petunjuk jalan dan bola pedestrian dengan pewarnaan khas Pecinan: merah dan kuning.

Belum lagi mural pada bangunan di Kembang Jepun dan lampion-ampion yang digantung di atas jalan. Konsep ini semakin mempertegas keberadaan kawasan Kembang Jepun sebagai Kampung Pecinan.

Pasar Bong menambah khazanah Pecinan. Pasar Bong tidak sekadar pasar, tapi sejarah peradaban Pecinan yang nyata adanya. Pasar Bong berdiri di atas lahan kuburan Pecinan. Bong berarti kuburan China.

Pasar Bong yang bersifat ekonomis ini hendaknya tidak mengubur kuburan yang menjadi potret peradaban etnis Pecinan di Surabaya. Sejarah Bong (makam Pecinan) harus dinarasikan sebagai bagian dari wisata sejarah Pecinan di Kembang Jepun.

Baca Juga  Museum Futuristik Surabaya dan Aktualisasi Pesan Bung Karno
Pasar Bong Jadi Night Shopping, Begini Kondisinya!
Para guide dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Surabaya. foto: yoni astuti

Perspektif Insan Pariwisata

Pasar Bong adalah jejak sejarah kota masa lalu yang sangat berpotensi menjadi penggerak ekonomi dalam menyongsong masa depan. Karenanya ketika Pasar Bong dibuka pada malam hari, kehadirannya bisa menjadi wadah wisata belanja dan wisata sejarah kota (urban history) yang eksotik.

Perpaduan wisata belanja dan sejarah ini memang ada di Pasar Bong. Karenanya untuk menghidupkan Pasar Bong yang terkoneksi dengan wisata kuliner Kembang Jepun, penataan dan pengelolaannya harus serius.

Syaifuddin, pemandu wisata (guide) Surabaya City Tour, berpendapat bahwa upaya membuka Pasar Bong menjadi pasar malam sangat bagus. Karana sering sekali wisatawan, terutama tamu-tamu dari Malaysia dan Singapore, mencari pasar malam.

“Dulu, ada pasar malam tradisional di Pandegiling, Wonokromo dan Banyu Urip, tapi sekarang sudah tidak ada. Pasar Bong pada malam hari menambah atraksi wisata kuliner di Kembang Jepun pada malam hari,” jelas guide freelance yang akrab dipanggil Udin ini.

Udin menambahkan, sebagai jujugan wisata perlu juga dipikirkan area parkir untuk tamu tamu rombongan yang datang menggunakan armada bus.

“Di manakah lahan parkir untuk bus bus yang datang? Karena tamu tamu Malaysia dan Singapore umumnya datang secara rombongan dengan bis,” tutur Udin

Menurut Udin berdasarkan pengalaman memandu tamu-tamu Malaysia dan Singapura, umumnya mereka mencari kaus, kerajinan tangan, dan baju baju khas Surabaya.

“Jangan lupa ketersediaan toilet umum yang memadahi dan bersih,” pesan Udin.

Yoni Astuti, pemandu wisata lain, menyarankan agar ada lampu penerangan yang cukup yang mengkoneksikan Kembang Jepun dan Pasar Bong. Tidak hanya pencahayaan, tapi tiang tiang PJU harus memiliki design yang tematik dengaan kawasan Pecinan.

“Saya menyambut penataan dan optimalisasi Kawasan Pecinan, utamanya membuka Pasar Bong untuk wisata belanja malam hari. Untuk mendukung itu harus ada lampu yang bisa menerangi kawasan, juga design tiang lampunya harus diperhatikan untuk menambah indahnya lingkungan,” jelas Yoni.

Baca Juga  Bung Karno, Lagu Aryati, dan Buku Nikah

“Lingkungan harus rapi dan bersih. Sedangkan sisa sisa bong (kuburan) yang masih ada di dalam area pasar harus dijaga dengan memberi penerangan dan narasi. Karena Bong Bong ini menjadi bukti sejarah dari pasar ini,” imbuh dia.

Hal lain disampaikan tour operator, Adjie Wiyono, dari Aneka Tour and Travel. Ia berpendapat jika Pasar Bong dibuka di malam hari sebagai penyangga Wisata kuliner Kembang Jepun, maka lokasi di sekitar Pasar Bong sampai Kembang Jepun harus terang dengan penataan lampu yang indah dan rapi.

“Kita tahu seperti apa kawasan Pasar Bong selama ini di saat malam hari. Selain sepi, lampunya pun juga redup. Kondisi ini menimbulkan kesan yang rawan. Maka, jika dibuat pasar malam, penerangan dan keamanan sangat penting supaya wisatawan merasa aman dan nyaman,” jelas Adjie .

Selain itu, timpal dia, untuk antisipasi wisatawan yang datang dengan bus, maka harus ada tempat parkir yang memadahi.

“Setidaknya ada zona penjemputan (pick up zone). Pengalaman dari wisatawan Singapura dari kapal pesiar Genting Dream beberapa hari lalu, jumlahnya mereka bisa ratusan. Armada yang digunakan bisa puluhan bus,” kata Adjie mengingatkan.

Melihat pengalaman itu, maka pemerintah kota Surabaya harus siap dengan infrastruktur yang dibutuhkan, termasuk ketersediaan toilet umum yang bersih.

Pasar Bong Jadi Night Shopping, Begini Kondisinya!
Kondisi lingkungan di sekitar Pasar yang butuh penataan. foto: begandring

Masih Compang Camping

 Berdasarkan pengamatan pada Jumat siang (30/12/2022), di mana pada petang harinya pk 18.00, Pasar Bong dibuka oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagai pasar wisata belanja di malam hari, ternyata masih terlihat compang-camping.

Sampai jumat siang pekerjaan yang telah dilakukan adalah pembongkaran penutup teras dan lorong lorong pasar yang sudah usang dan tidak karu karuan.

Baca Juga  Antara Museum Prasasti dan Kerkhoff Peneleh

Jumat siang lorong-lorong di Pasar Bong sudah langsung beratapkan langit. Selama ini lorong-lorong gang memiliki atap yang tidak permanen sebagai pelindung dari hujan dan panas. Maka ketika hujan turun, lorong gang langsung basah. Kondisi ini sebagaimana terpantau pada Jumat siang (30/12/2022).

Akibatnya, lorong gang yang paving nya baru dicat warna-warni nan indah menjadi rusak karena hujan. Tidak terlihat lagi mozaik warna warni cat yang menghiasi pavingan. Yang terlihat adalah bagai tumpahan cat.

Ini dampak buruk ketika atap lorong gang dibongkar dan belum tertata kembali. Seorang pedagang yang memiliki stan warung di mulut gang merasakan tampias air hujan di warungnya.

“Katanya sih mau dipasang penutup di atas lorong lorong pasar, termasuk di depan warung saya, tapi gak tau kapan akan dipasang,” kata pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di situ.

Ia berharap pemerintah kota Surabaya bisa menata kembali Pasar Bong setelah pembongkaran penutup yang dianggap sudah usang.

“Apalagi saat ini masih musim penghujan”, kata penjual warung yang berharap agar pasar Bong tetap nyaman buat pedagang dan penjual baik di malam maupun siang hari. (*).

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *