Jejak Sejarah Loge De Vriendschap di Surabaya

Gedung Loge De Vriendschap menjadi jejak sejarah di Surabaya. Gedung yang berlokasi di Jalan Tunjungan 80, Surabaya itu, juga disebut Loji Persahabatan atau Rumah Persahabatan (The House of Friendship). Publik lebih mengenal Gedung Loge De Vriendschap dengan Gedung Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Bangunan Loge de Vriendschap sangat langka. Karena menjadi satu satunya bangunan bergaya Yunani awal abad 19. Desainnya penuh makna seni dan filosofi. Fisiknya megah, bagai Parthenon di Yunani yang terkuak pada tahun 1750.

Kebesaran Parthenon mengilhami gaya arsitektur di Eropa, termasuk merambah ke Hindia Belanda. Di Hindia Belanda diperkenalkan oleh seorang gubernur Jenderal berdarah Perancis, Daendels.

Menurut Wikipedia, Parthenon adalah kuil Yunani yang dibangun untuk Dewi Athena, pelindung Athena pada abad ke-5 SM. Parthenon dianggap sebagai simbol Yunani Kuno dan demokrasi Athena, dan merupakan salah satu monumen budaya terbesar dunia.

Foto Begandring

De Vriendschap atau The Friendship atau Persahabatan ini adalah sebuah perkumpulan aliran kebatinan bagi orang-orang Belanda di Surabaya. Menurut GH von Faber, Perkumpulan ini didirikan oleh  H.J. Van Cattenburch pada 1809. Sebelum didirikan gedung De Vriendschap, pertemuan pertemuan awal digelar di kediaman sang pendiri.

Demi kepentingan perkumpulan, pada 12 Juli 1811, HJ van Canttenburch  menyerahkan sebidang tanah yang berada di Tunjungan. Selanjutnya, tahun 1812, di atas lahan inilah dibangun Loji Persahabatan, Loge De Vriendschap, The House of Friendship. Arsiteknya seorang ahli bangunan, JWB Wardenaar. Tahun 1813, bangunan tersebut diresmikan.

Sayang, sang pendiri perkumpulan, HJ van Canttenburch, tidak sempat melihat megahnya rumah perkumpulan ini. Sebab, pada 28 Agustus 1811, dia meninggal dan dimakamkan di lingkungan gadung, di mana pada dinding bangunan tersematkan sebuah prasasti tentang dirinya.

Baca Juga  Kunjungi Lodji Besar, Kepala BPK XI Jatim Ajak Begandring Kolaborasi

Penerus dari pendiri pertama adalah H.A. van den Broek (pendiri kedua). Menurut Von Faber dalam Oud Soerabaia, organisasi yang dibentuk sejak 28 September 1809 ini diketuai oleh J.A. Middlekoop (ketua), HJ. Van Cattenburch (pendiri pertama), H.A. van den Broek (pendiri kedua), P. Jansen (bendahara), J. De Bruyne (sekretaris).

Bagian dalam Gedung BPN yang kini sudah kosong. foto:begandring

Perkumpulan ini memiliki simbol sebuah jangka dan mistar (penggaris lipat) yang dipadupadankan sehingga membentuk sebuah bidang segi empat yang di tengahnya terdapat dua tangan yang sedang bejabatan.

Jabatan tangan simbol persahabatan yang dibingkai dalam peralatan kerja (jangka dan mistar) sebagai perlambang pekerjaan, giat bekerja.

Sekilas simbol persahabatan (tangan berjabat) dalam bingkai pekerjaan (alat kerja) seperti simbol Freemansory. Freemasonry sendiri adalah simbolisasi dari pengertian pekerja keras yang memunyai kebebasan berpikir dan berkreasi.

Kata mason berasal dari bahasa Prancis, yang artinya tukang batu, atau tukang bangunan atau perancang bangunan sehingga di tengah tengah bingkai jangka dan mistar diberi huruf G yang berarti Great Architects.

Karena simbol simbol yang kemudian nampak bagai simbol mata satu dengan bingkai segitiga, organisasi ini sempat dilarang oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961 karena dianggap beraliran sesat. Larangan ini dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan sejenisnya.

Tiga puluh delapan tahun kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut Keppres Nomor 264/1962 tersebut. Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pencabutan Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 Tentang Larangan Adanya Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (Amorc), Dan Organisasi.

Setelah pencabutan Keppres nomor 264/1962, kemudian presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000, yang kembali mengizinkan organisasi liga Demokrasi kembali beraktivitas.

Baca Juga  Aksara Jawa Satukan Imaginasi Penulis Belanda Dengan Fakta Jejak Leluhurnya di Surabaya

Lepas dari perkara pelarangan dan kembali diijinkannya kegiatan Freemasonry, Gedung De Vriendschap di Jalan Tunjungan memiliki nilai budaya, seni, dan arsitektur yang dapat menjadi objek pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian, budaya dan pariwisata.

Gedung De Vriendschap adalah simbol kebesaran peradaban manusia pada abad ke 5 sebelum Masehi. (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *