Gubernur Samadikoen Diserang Belanda Di Gudo Jombang.

Setelah bertemu dengan Residen Malang R. Aboe Bakar Kartowinoto bertukar informasi dan koordinasi, maka Pj Gubernur Samadikoen melanjutkan perjalanan dinas gerilyanya ke ke arah barat, dari desa Sindurejo Kecamatan Tumpang Malang Timur melalui pinggir kota Malang menuju Batu, Pujon, Ngantang, Kasembon kemudian naik ke Anjasmoro menuju daerah perkebunan Wonosalam Jombang, wilayah karesidenan Surabaya.

Wonosalam, salah satu daerah yang dilintasi Pj Gubernur Samadikoen dalam dinas gerilyanya adalah wilayah pegunungan yang sejuk, terdapat perkebunan kopi dan cengkeh, termasuk daerah ini menjadi basis gerilya Mobile Brigade Besar Jawa Timur yang dipimpin oleh Komisaris Pol I Moehamad Jasin.

Dalam perjalanan diperoleh informasi bahwa Residen Surabaya R. Soedirman ada di Mojowarno Jombang, kemudian dari perkebunan Wonosalam Pj Gubernur Samadikoen bergerak menuju Mojowarno turun menuju dataran yang agak rendah.

Gubernur Samadikoen

Ternyata kedatangan Pj Gubernur Samadikoen telah diketahui oleh pejabat sipil dan militer, sehingga ketika turun dari Wonosalam hingga menuju Mojowarno ada semacam penyambutan kecil, terutama di Mojowarno ada penyambutan dari staf Karesidenan Surabaya, Kabupaten Jombang, Kepolisian RI, Militer dan dari jawatan-jawatan.

Rombongan Pj Gubernur Samadikoen setelah beristirahat semalam di Mojowarno, esok harinya sekitar jam 03:00 sudah bergerak menuju Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang, perjalanan dilakukan pagi buta, hal ini sengaja dilakukan agar saat menyeberang jalan besar jurusan Jombang-Cukir tidak bertemu patroli tentara Belanda.

Dalam waktu beberapa jam, perjalanan Pj Gubernur Samadikoen sudah sampai di Gudo dan disambut kembali oleh Bupati Jombang R. Moestadjab Sumowidigdo, Wakil Residen Surabaya Soetadji, Komandan Mobile Brigade Polisi Karesidenan Surabaya Inspektur Polisi I Soetjipto Danoekoesoemo dan Wedono Ngoro Samino. Diadakan pertemuan seperti halnya saat di Karesidenan Malang, Pj Gubernur Samadikoen menjabarkan dinas gerilyanya kepada para pejabat sipil, militer dan polisi, namun tiba tiba terdengar tembakan gencar dari kejauhan, ternyata pertemuan tersebut telah diendus mata mata Belanda sehingga tentara Belanda mengadakan serangan untuk menangkap para pejabat tersebut, namun gerakan tentara Belanda tersebut cepat diketahui oleh para anggota Mobbrig, segera para peserta pertemuan membubarkan diri dan menghindar menuju daerah aman.

Baca Juga  DARI RADIO PEMBERONTAKAN KE RADIO GERILYA MOBBRIG BESAR JAWA TIMUR

Serangan tentara Belanda itu meskipun masih agak jauh akan tetapi pasukan Mobbrig polisi Karesidenan Surabaya yang dipimpin Inspektur Polisi I Soetjipto Danoekoesoemo melakukan penghadangan dan penyekatan, terjadi tembak menembak yang sangat gencar antara Mobbrig dan tentara Belanda, akhirnya tentara Belanda dapat dipukul mundur kembali ke kota Jombang.

Residen Soedirman

Setelah keadaan aman, pertemuan diadakan kembali dan didapat informasi bahwa Residen Surabaya R. Soedirman telah meninggal dunia dalam perjalanan gerilyanya di desa Jonggos Kecamatan Papar Kabupaten Kediri 9 April 1949, maka itu untuk sementara wilayah Karesidenan Surabaya yang meliputi Kabupaten Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo dan Jombang dipimpin oleh Wakil Residen Surabaya Soetadji.

Setengah pertemuan selesai, rombongan Pj Gubernur Samadikoen segera meninggalkan Gudo dan perjalanan diteruskan ke wilayah Karesidenan Bojonegoro, mulai dari Jombang menuju ke Bojonegoro rombongan Pj Gubernur Samadikoen mendapatkan pengawalan 1 Pleton Mobile Brigade Polisi Karesidenan Surabaya. (Bersambung)

Oleh : Achmad Zaki Yamani

Sumber : Kirab Pemerintahan Darurat R.I Jawa Timur, MKGR Jawa Timur, Surabaya, 1998.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *