Perkumpulan Begandring Soerabaia bersama TVRI Jawa Timur dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga Surabaya secara kolaboratif memproduksi sebuah film dokumenter tentang Soekarno.
Film ini menggambarkan riwayat Soekarno mulai lahir di Surabaya, bersekolah hingga mendapat gelar Honoris Causa di Universitas Pajajaran Bandung, termasuk penegasan Soekarno sendiri tentang tempat lahirnya. Lokasi pengambilan gambar dilakukan di dua kota, yakni Mojokerto dan Surabaya.
Menurut Sutradara TVRI, Andre Arisotya, lokasi syuting sengaja dilakukan di kawasan kawasan yang menjadi jejak perjalanan hidup Soekarno. Misalnya di kawasan Pandean (kampung kelahiran Soekarno) dan Peneleh (kampung remaja Soekarno) Surabaya.
“Pemilihan lokasi ini untuk memberikan dukungan emosi kepada para pemain agar benar benar menjiwai perannya masing masing”, jelas Andre.
Para pemain film Soekarno ini bukanlah pemain sineas atau artis. Mereka adalah para pegiat sejarah dan budaya yang akhir akhir ini melakukan riset tentang jejak Soekarno.
Salah satu pemain yang kebagian memerankan Soekarno adalah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Di antara fragmen yang mengilustrasikan Soekarno adalah ketika Soekarno meralat data pribadinya yang dibacakan oleh rektor Universitas Pajajaran Bandung dalam acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa. Oleh rektor dibacakan bahwa Soekarno dilahirkan di Blitar.
Dalam fragmen ini, Wali Kota Eri Cahyadi, yang memerankan Soekarno, langsung memberikan sambutannya dan sekaligus meralat pernyataan rektor.
“Bahwa saya dilahirkan bertanggal 6 Juni 1901 di Blitar. Itu salah. Saya dilahirkan di Surabaya. Jadi saya arek Suroboyo”, demikian petikan pernyataan Soekarno yang ditulis dalam buku Universitas Pajajaran yang oleh Soekarno diberi judul “Indonesia, ajam djantan – sedjarah dunia Baru!”.
Beberapa scene dalam film Soekarno diambil di Lodji Besar yang menjadi markas Begandring Soerabaia. Lodji Besar adalah bangunan tua dari era kolonial yang didirikan pada 1907, enam tahun setelah Soekarno dilahirkan.
Scene scene itu antara lain tentang kelahiran Soekarno, Kusno (Soekarno kecil) sakit, selsmstan ganti nama dari Koesno menjadi Soekarno, ayah Soekarno, Sukeni, berangkat kerja, Soekarno pacaran dengan Oetari (Puteri HOS Tjokroaminoto), sebuah diskusi pergerakan di rumah Tjokroaminoto, Soekarno menulis hingga Soekarno meralat rektor Universitas Pajajaran Bandung.
Untuk setting di Pandean dan Peneleh dikerjakan dalam dua hari, Sabtu dan minggu (30-31 Juli 2022). Rencananya, film dokumenter Soekarno ini akan ditayangkan oleh TVRI pada 13 Agustus 2022.
Sekira pukul 13.00 WIB, Wali Eri Cahyadi datang di Lodji Besar. Dia sambut para pemaian, kru, dan pengurus Begandring Soerabaia. Eri mengaku gembira dan bangga bisa ikut bermain dalam film dokumenter tentang Soekarno ini. (*)