Begandring.com: Surabaya (2/10/23) – Setahun lalu (16/4/2022) di Temanggung Jawa Tengah, ratusan seniman dari 15 kelompok ꧌ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀ꦥꦤꦫꦒ꧍ Reog Ponorogo asal Kabupaten Temanggung, menggelar doa bersama dan aksi tolak klaim Reog Ponorogo oleh Malaysia, di Halaman Gedung Temanggung TV. (Jatengprov.go.id) P
Selanjutnya, menindaklanjuti itu, ꧌ꦒꦸꦧꦼꦂꦤꦸꦂꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ Gubernur Jawa Timur, ꧌ꦑ꦳ꦺꦴꦥ꦳ꦶꦥ꦳ꦃꦆꦤ꧀ꦝꦂꦥꦫꦮꦤ꧀ꦱ꧍ Khofifah Indar Parawansa, pernah berkoordinasi dengan Menko PMK Muhadjir Effendy untuk menyikapi isu ini.
“Saya minta pada ꧌ꦧꦸꦥꦠꦶꦥꦤꦫꦒ꧍ Bupati Ponorogo untuk cari dokumen, yang kira-kira secara scientific, bisa meyakinkan UNESCO bahwa Reog produk asli seniman budayawan Ponorogo, Indonesia,” tegas Gubernur Khofifah. (Jatengprov.go.id).
Situasi ini menjadi sebuah gambaran suasana ketakutan, yang menyeruak ke permukaan, jika budaya asli Nusantara itu diakui dan diklaim oleh negara lain, misal ꧌ꦩꦭꦻꦱꦾ꧍ Malaysia. Atas isu ini, maka secara umum orang mengatakan bahwa “kita kecolongan” jika kemudian UNESCO mengamini usulan Malaysia.
Seorang ꧌ꦥꦼꦒꦶꦪꦠ꧀ꦧꦸꦣꦪ꧍ pegiat budaya, yang tidak bersedia disebut namanya, justru mengatakan bahwa diakuinya kultur bangsa Indonesia oleh negara lain adalah bukan lah sebuah kecolongan. Menurutnya menjadi dan dikatakan kecolongan jika warganya sudah berusaha melakukan upaya upaya ngopeni.
“Ini bukan kecolongan. ꧌ꦏꦼꦕꦺꦴꦭꦺꦴꦔꦤ꧀꧍ Kecolongan itu jika kita ngopeni. Misalnya memiliki dokumen yang menunjukkan sisi historical Reog misalnya melalui puluhan seminar, menggunakannya dan atau mementaskannya. Jika tidak punya dokumen sejarah dan tidak ngopeni dan selanjutnya diklaim pihak lain, itu bukan kecolongan”, ungkap seorang pegiat budaya dari ꧌ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ Jawa Timur yang tidak mau disebut namanya.
Menurutnya hal sama bisa berulang terjadi ketika aksara pegon (Jawi) telah diajukan ke UNESCO oleh Malaysia. Ini adalah fakta bahwa ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦥꦺꦒꦺꦴꦤ꧀꧍ Aksara Pegon atau Aksara Jawi yang berasal dari Jawa diajukan ke UNESCO oleh Malaysia.
Pengajuan Aksara Pegon (Jawi) oleh Malaysia ke UNESCO ini sebagaimana tertera pada diagram persebaran Aksara oleh negara negara di dunia yang dikeluarkan oleh Internationalized Domain Names (IDN). Dalam diagram itu tidak ada satu pun ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara, seperti pegon, yang tercantum. Justru salah satu aksara pegon (Jawi) telah didaftarkan oleh Malaysia.
Nama pegon dikenal. dengan nama aksara Jawi. Tapi diajukan oleh Malaysia. Bagaimana dengan Indonesia? ꧌ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦄꦣ꧍Tidak ada.
Akan kah kita protes seperti reog dulu? (nng/Aksara oleh IS)