Ada yang menarik dari dua perkumpulan di Surabaya yang beda zaman. Yaitu Soerabaiasche Studie Club yang berdiri di awal abad 20 (tepatnya pada 1924) dan Begandring Soerabaia yang terbentuk di awal abad 21 (tepatnya pada 2018).
Pada dasarnya kedua perkumpulan ini adalah klub belajar, atau bahasa kerennya Study Club. Jika Soerabaiasche Studie Club adalah kelompok belajar kebangsaan. Sedangkan Begandring Soerabaia adalah kelompok belajar sejarah dan budaya. Penggeraknya sama-sama orang muda. Di Begandring Soerabaia, meski sudah ada yang usia manula, tapi semangatnya adalah anak muda.
Keduanya adalah kelompok yang dinamis dan visioner. Soerabaiasch Studie Club memiliki pandangan untuk meraih kemerdekaan. Sementara Begandring Soerabaya memiliki pandangan pelestarian sejarah, budaya dan cagar budaya sebagai aset pembangunan untuk masa depan.
Begandring Soerabaia dilaunching di Lodji Besar pada 30 November 2018, disaksikan pejabat legislatif dan kksekutif Kota Surabaya. foto: begandring
Soerabaiasche Studie Club memiliki program dan kegiatan yang terencana melalui kegiatan-kegiatan investigatif dan dihadapi masyarakat kala itu, mulai dari masalah sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya. Bukan politik, meski pada akhirnya klub ini berubah menjadi sebuah partai politik yang bernama Partai Bangsa Indonesia.
Sedangkan Begandring Soerabaia juga memiliki program-program terencana di bidang pendidikan, budaya dan pariwisata yang diawali dengan kegiatan investigatif hingga advokatif demi pelestarian, pengelolaan dan pemanfaatan cagar budaya dan sejarah di Kota Surabaya. Tapi, Begandring Soerabaia sudah berkomitmen tidak bermetamorfosis menjadi partai politik.
Soerabaiasche Studie Club yang didirikan oleh dr. Soetomo ini, bukanlah kelompok belajar yang mendiskusikan mata pelajaran sekolah pada umumnya. Klub ini mempelajari dan menginvestigasi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat dan mencari solusi agar tercipta ketahanan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan yang pada akhirnya menciptakan ketahanan kebangsaan guna meraih kemerdekaan.
Mirip dengan Begandring Soerabaia. Dari namanya saja “Begandring”, kosa kata lokal Surabaya yang merupakan serapan dari kosa kata bahasa Belanda “vergadering”, yang berarti rapat atau kumpul-kumpul mencari mufakat. Itulah Begandring Soerabaia. Perkumpulan ini basic-nya adalah kumpul-kumpul atas isu isu sejarah dan budaya.
Siapa pun dapat membawa isu dan temuan tentang sejarah dan budaya, kemudian didiskusikan secara internal hingga mendapat kejelasan atas isu itu setelah dikaji berdasarkan sumber-sumber literatur maupun data faktual dan bukti bukti. Selanjutnya temuan itu disampaikan ke publik melalui program program Begandring. Yaitu diskusi publik, jelajah sejarah Surabaya Urban Track (Subtrack), penulisan, dan pembuatan film.
Syuting film Koesno, Jati Diri Soekarno di Lodji Besar. foto: begandring
Semuanya bertujuan untuk mengedukasi publik akan sejarah dan budaya Surabaya sehingga mereka bisa mengapresiasi nilai-nilai sejarah dan budaya yang ada.
Selain dalam rangka mengedukasi, Begandring juga melakukan advokasi cagar budaya dengan bermitra dengan stakeholder terkait baik dengan unsur legislatif maupun eksekutif.
Begandring juga bermitra dengan lembaga akademisi, media dan dunia usaha. Itulah kolaborasi pentahelix yang dianggap sebagai kekuatan bersama untuk meraih cita cita pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya di Kota Surabaya.
Seiring dengan perjalanan waktu, Begandring memandang perlu adanya partisipasi publik sebagai subjek dalam gerakan bersama. Karenanya dalam menjalankan kegiatannya, Begandring mulai memberdayakan masyarakat. Artinya masyarakat dilibatkan dalam penyelenggaraan kegiatan. Mereka sebagai subjek, bukan objek.
Rupanya arah kegiatan Begandring ini mirip dengan arah kegiatan Soerabaiasche Studie Club yang pernah ada pada masa masa pergerakan kebangsaan di Surabaya pada awal abad 20. Jika dulu ada Soerabaiasche Studie Club, sekarang ada Begandring Soerabaia.
Jika Soerabaiasche Studie Club lahir di Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jalan Bubutan, maka sebagai “reinkarnasi”-nya lahirlah Begandring Soerabaia di Lodji Besar di Peneleh. Keduanya tidak sekadar klub, tapi agen pergerakan sesuai zamannya. (*)