Menguak Hubungan Soekarno dan Tjiel Romers, Seperti Apa?

Terkuaknya nama Tjiel Romers yang disebut sahabat karib Soekarno, memantik keingintahuan banyak orang. Siapa sejatinya pria yang dulu dikenal dari keluarga kaya raya di Surabaya itu?

Di kalangan warga Eropa di Surabaya, masa itu pasti mengenal Tjiel Romers. Aset milik keluarganya banyak berupa rumah dan tanah tersebar di berbagai tempat di Surabaya.

Tjiel Romers adalah orang Eropa berdarah Jawa-Jerman-Belanda. Secara sosial ekonomi sangat berpengaruh di Surabaya. Dalam surat Soekarno, status sosial ekonominya disebut sebagai pedagang (businessman).

Keterangan ini sebagaimana disampaikan Boy Marlisa, putra tiri Tjiel Romers, anak dari Toos Marlisa Raem yang dinikahi Tjiel Romers sebagai istri keempat.

Tjiel Romers dan Toos Marlisa Raem meninggal di Tiel, Belanda dan dimakamkan di liang lahat yang sama.

Sebelumnya, nama Tjiel Romers mencuat setelah ditemukan surat yang ditulis Soekarno pada 24 Juni 1954. Ketika itu, Soekarno sudah menjabat Presiden Indonesia. Surat Soekarno tersebut ditujukan kepada Gubernur Nusa Timur di Singaraja, Bali.

Ia (Tjiel Romers) adalah kenalan baik dari saja, sedjak dari bangku sekolahan H.B.S. di Surabaja sampai sekarang,” sebut Soekarno.

Selaian memperkenalkan temannya di Hogere Burger School (HBS) Surabaya, Soekarno juga menjelaskan keinginan Tjiel Romers yang mau membeli produk minyak kayu putih dan kopi Bali.

Tjiel Romers yang badannya berotot dan kekar. foto: ist

Identifikasi Foto

Penelusuran begandring.com kemudian mengungkap hubungan di balik persahabatan antara Soekarno dan Tjiel Romers. Salah satunya mengidentifikasi Tjiel Romers dalam sebuah foto bersama Soekarno dan kawan-kawannya sewaktu di HBS Surabaya antara 1916-1921.

Foto Soekarno bersama teman-temannya dengan background HBS ini cukup langka. Foto ini tambah menarik karena sisi lain yang bisa diungkap.

Baca Juga  Laboratorium Desain dan Arsitektur Itu Bernama Makam Peneleh

Bila diperhatikan foto Soekarno dan kawan kawan HBS, di manakah posisi Jiel Romers? Dugaannya, orang yang duduk di tengah pada barisan pertama. Dia hanya berjarak satu orang dengan posisi duduk Soekarno.

Karena penasaran, begandring.com meminta foto-foto keluarga yang masih disimpan Boy Marlisa. Khususnya foto-foto Tjiel Romers. Setelah diteliti dengan seksama, sosok Tjiel Romers di dua foto itu, memang sangat mirip. Yakni, foto siswa-siswa HBS dan foto pribadi Tjiel Romers.

Di dua foto itu, ada sosok tinggi besar. Di bagian di mulut tampak sedikit menonjol. Dugaannya dialah Jiel Romers. Namun untuk kebenarannya masih perlu pembuktian lebih lanjut.

Dr Suko Widodo, pakar komunikasi dan sosial Unair, mengatakan, orang berpengaruh atau punya kekuasaan itu biasanya kalau berfoto memosisikan diri pada bagian tengah. Di sampingnya adalah orang-orang yang dekat dengan mereka.

“Yang biasa-biasa posisinya agak jauh atau berjarak. Mereka berada di posisi kiri dan kanan, jauh dan di barisan belakang,” jelas Suko yang melihat dari pendekatan kebiasaan sosial dan budaya.

Meski masih bersifatnya dugaan, namun hal ini masih memiliki logika, baik berdasarkan materi dan non materi. Materi yang menjadi bukti otentik adalah surat yang ditulis Soekarno yang menyebut persahabatan dia dengan Tjiel Romers.

Sementara sumber non material adalah cerita yang didapat dari keluarga Tjiel Romers yang ternyata masih ada di Surabaya. Dia adalah Boy Marlisa (80), anak tiri Tjiel Romers yang memperistri Toos Marlisa Raem. Toos Marlisa Raem adalah istri ke empat setelah Tjiel bercerai dari istri istri sebelumnya.

Raden Ayu Musijah. foto: ist

Surat Pengadilan

Dari Boy Marlisa inilah diperoleh sebuah surat pengadilan yang dikeluarkan oleh Raad van Justitie Soerabaya yang terbit pada 1921. Surat ini kemudian dibuat turunan yang di legalisasi oleh Pengadilan Negeri Surabaya pada 11 Oktober 1954.

Baca Juga  Jalan Galuhan, Jembatan Hujunggaluh, dan Salah Kaprah Sejarah

Selain itu, ada foto-foto Tjiel Romers dan foto ibunya yang berdarah ningrat, namanya Raden Ayu Musijah. Sementara beserta foto bapaknya, Ferdinand Willem August Karl Hubert Leopold Romers belum didapatkan begandring.com.

Keterangan keluarga Boy Marlisa, Raden Ayu Musijah ini ada hubungan dengan bapaknya Bung Karno, Raden Soekeni Sosrodihardjo.

Raden Ayu Musijah, seingat Boy Marlisa, meninggal pada 1948 dan dimakamkan di pemakaman yang tidak jauh dari rumahnya di Kertopaten, dekat Pegirian. Makam ini adalah pemakaman para ningrat di Surabaya.

“Oma saya itu meninggal ketika saya masih kecil, sekitar 6 tahun. Dia dimakamkan di dekat rumah. Saya naik dokar. Orang lain berjalan,” jelas Boy.

Dari penuturan Boy ini, makam yang dimaksud adalah Pemakaman Sentono Agung Boto Putih di Jalan Pegirian. Di kompleks pemakaman itu untuk mereka yang memiliki trah ningrat dan para bupati di Surabaya.

Boy tidak ingat betul dengan makam itu karena sejak kecil ia pindah dan tinggal di Belanda. Ketika kembali ke Indonesia, ia pindah rumah di kawasan Surabaya Selatan. Boyo pulang pergi Belanda-Indonesia hingga sekarang untuk mengurus bisnisnya.

Ketika memorinya dibangkitkan dengan nama Pemakaman Sentono Agung Boto Putih, Boy lantas nyeletuk,” Ya, saya ingat ada putih-putihnya di makam itu.”

Karenanya, Boy berniat akan mencari makam omanya, Raden Ayu Musijah, tersebut.  Makam ini sangat dekat dengan Kertopaten.  Bisa ditempuh dengan berjalan kaki

Suka Berkelahi

Tjiel Romers secara fisik memiliki tubuh yang besar, kekar, dan berotot bak seorang atlet Mixed Martial Arts (MMA). Dia suka berkelahi. Seringnya berkelahi dengan orang Belanda dan tentara angkatan laut.

Tjiel Romers juga sering pergi ke Jaarmarkt Soerabaia, kemudian berubah menjadi Taman Hiburan Rakyat (THR) dan pamer otot. Jarak Jaarmarkt dengan rumahnya di Jalan Kertopaten tidak kelewat jauh.

Baca Juga  Hari Listrik Nasional dan Sejarah Penerangan di Surabaya

Banyak orang segan dengan Tjiel Romers. Selaian badannya gede dan berorot, dia juga pemberani. Apalagi dia dari keluarga yang berpengaruh di Surabaya. Orang ningrat.

“Dia seperti jagoan,” kenang Boy Marlisa tentang figur Tjiel Romers.

Lantas, apakah lantaran keberadaan Jiel Romers ini yang membuat Soekarno berani berkelahi dengan orang-orang Belanda di masa mudanya di Surabaya? (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *