PDAM Kota Surabaya Uji Kwalitas Air Sumur Jobong.

Air jernih di sumur Jobong Pandean, Surabaya, telah menjadi perhatian publik, khususnya pengunjung yang datang ke sumur kuno dari era Majapahit itu. Mereka tidak hanya membasuh muka dan cuci tangan, tapi ada pula yang meminumnya.

Segar dan sejuk rasanya meski di luar ruangan sumur sangat terik. Sumur kuno jobong, yang diketahui sudah ada pada 1430 M, berada di dalam ruang bawah tanah dengan kedalaman sekitar 1 meter.

Terakhir, air sumur Jobong ini digunakan sebagai kelengkapan untuk penyambutan kunjungan Ganjar Pranowo yang telah ditetapkan sebagai bakal calon Presiden Indonesia tahun 2024. Dalam kunjungannya ke Rumah Lahir Bunga Karno di Pandean IV pada 6 Mei 2023, Ganjar mencuci tangan dan membasuh muka dengan air yang diambil dari Sumur Jobong yang berada di Pandean I.

Sejak itu nama Sumur Jobong Pandean menjadi viral. Surat kabar dan media nasional memberitakan bahwa sebelum memasuki Rumah Lahir Bung Karno, Ganjar terlebih dahulu mencuci tangan dan membasuh muka dengan menggunakan air yang diambil dari Sumur Jobong Pandean.

Hal ini menarik perhatian Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Ir. Arief Wisnu Cahyono, ST. dan apalagi didengar bahwa ada tamu yang meminum air sumur Jobong ketika berkunjung ke tempat itu.

Karenanya Arif menugaskan Manajer Laboratorium Pengujian Air, Eko Saputro, S.T.,

untuk meneliti kwalitas air Sumur Jobong secara klinis. Sementara menurut maulida Inayati, Supervisor Laboratorium Pengujian Mikrobiologi dan Fisika, IPAM Ngagel, bahwa air sumur Jobong memang bening tapi belum diketahui kandungannya.

Pengambilan air sumur untuk sampling pengujian. Foto: Begandring Soerabaia.

“Karena air sumur ini dikonsumsi, diminum oleh pengunjung, maka perlu diketahui kandungannya”, tambah maulida Inayati.

Baca Juga  Kunjungi Markas Begandring, Asisten II Bahas Wisata Peneleh

Ia menjelaskan bahwa pada Rabu pagi, 10 Mei 2023, Maulana Sarip petugas PDAM datang ke Sumur Jobong di Pandean untuk mengambil air sumur jobong sebagai sampling. Sampling air ini langsung diteliti di laboratorium untuk analisa Total Coliform dan E Coli.

Di Pandean, Maulana Sarip didampingi oleh Agus Santosa, juru pelihara yang juga sebagai keturunan leluhur Pandean yang tulangnya ditemukan di sekitar Sumur. Berdasarkan test DNA, DNA orang tua Agus identik dengan DNA tulang yang ada di sumur.

Untuk memperoleh hasil penelitian maka dibutuhkan waktu sekitar lima hari.

“InsyaAllah maks 5 hari ya Pak”, jelas Maulida.

Sementara itu menurut Nanang Purwono, yang selama ini mengantarkan tamu tamu ke sumur Jobong dalam program jelajah wisata Subtrack, merasa sangat perlu untuk mengetahui kwalitas dan tingkat keamanan jika dikonsumsi.

Petugas PDAM Kota Surabaya, Maulana Sarip, setelah ambil sampling. Foto: Begandring Soerabaia

“Kami perlu mengetahui air sumur ini layak minum atau tidak. Jika layak maka kami akan tetap menyampaikan ke para tamu bahwa air sumur Jobong bisa diminum. Jika tidak ya kami akan sosialisasikan bahw airnya tidak layak minum meskipun airnya jernih”, jelas Nanang.

Dalam lima hari sejak Rabu, 10 Mei 2023, akan diketahui hasil dari uji laboratorium terhadap air sumur Jobong yang telah viral itu. (Tim Begandring)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *