Begandring.com: Surabaya (23/10/23) – Surabaya Urban Track (Subtrack) dengan rute baru telah dibuka. Pada Minggu sore, ꧌꧇꧒꧒꧇ꦎꦏ꧀ꦠꦺꦴꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍ 22 Oktober 2023, tracking yang diselenggarakan oleh Perkumpulan ꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Soerabaia ini mengambil rute di kawasan Bubutan.
Perjalanan dimulai dari komplek ꧌ꦒꦼꦣꦸꦁꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀ꦇꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ꧍ Gedung Nasional Indonesia (GNI) di jalan Bubutan, kemudian berjalan menuju ꧌ꦒꦼꦫꦺꦗꦥꦿꦺꦴꦠꦺꦱ꧀ꦠꦤ꧀ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾꦧꦫꦠ꧀꧍ Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB), ex Penjara Koblen, Asrama Polisi Koblen dan Kantor Polisi Polsek Bubutan.
Kegiatan jelajah jejak sejarah ini diikuti oleh 40 peserta dan didampingi oleh krew Subtrack yang berkostume historik dengan tema ꧌ꦫꦺꦮ꦳ꦺꦴꦭꦸꦱꦶꦗꦶꦲꦢ꧀꧍ Revolusi Jihad yang jatuh tepat pada 22 Oktober 1945. Kegiatan ini digelar tepat pada peringatan Rosolusi Jihad pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Berangkat dari Gedung GNI, para peserta diajak berziarah kubur di pusara ꧌ꦣꦺ꧈ꦌꦂ꧈ꦱꦸꦠꦩ꧍ dr. Soetomo yang dikenal sebagai tokoh ergerakan bangsa di awal abad 20, jauh sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agusfus 1945. Bahkan ꧌ꦣꦺ꧈ꦌꦂ꧈ꦱꦸꦠꦩ꧍ dr. Soetomo sendiri tidak dapat mengenyam kemerdekaan karena ia wafat pada 1938.
Di depan makam ꧌ꦣꦺ꧈ꦌꦂ꧈ꦱꦸꦠꦩ꧍ dr. Soetomo inilah jelajah jejak Sejarah Subtrack itu dimulai setelah memanjatkan doa untuk mendiang dr. Soetomo. Jelajah sejarah dipandu oleh ꧌ꦏꦸꦚ꧀ꦕꦂꦱꦤꦥꦿꦱꦼꦠꦾ꧍ Kuncarsono Prasetyo dan dibantu oleh krew yang berkostum kedaerahan dan kepahlawanan, yang tidak hanya berkostum tema Revolusi Jihad tapi juga tema pergerakan.
Ketika rombongan berada di spot bersejarah ex Penjara Koblen, kisah KH. Hasyim.Ashari melengkapi jejak sejarah di kawasan Bubutan ini. Pada masa itu, KH Hasyim Ashari pernah ditahan di penjara ini. Namun sayang seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan ꧌ꦗ꦳ꦩꦤ꧀꧍ zaman, perubahan di Penjara Koblen pun menyertai.
Sekarang tidak ada lagi zall zall tahanan yang pernah menjadi kurungan bagi KH Hasyim Ashari, kecuali tembok tahanan yang masih melingkari lahan bekas tahanan dan menara pengawas di tengah tengah lahan. Usia hampir 100 tahun. Penjara mulai dibangun pada akhir 1929 dan berlanjut hingga awal tahun 1930-an.
Kala itu kontruksi dan design penjara disesuaikan dengan kawasan permukiman yang dianggap kawasan elit, di kawasan ꧌ꦱꦮꦲꦤ꧀꧍ Sawahan. Keberadaannya di dekat Gereja yang sekarang disebut GPIB di jalan Bubutan. Pilihan batu cadas berwarna kuning kecoklat coklatan menjadi pilihan sebagai bentuk kemewahan konstruksi dan ꧌ꦄꦂꦱꦶꦠꦺꦏ꧀ꦠꦸꦂ꧍ arsitektur bangunan penjara. Hingga sekarang pun, keberadaan ex penjara ini selaras dengan lingkungan.
Dari ex Penjara Koblen, kemudian perjalanan menuju ke ꧌ꦄꦱ꧀ꦫꦩꦥꦺꦴꦭꦶꦱꦶ꧍ Asrama Polisi Koblen yang secara arsitektur ada kesamaan dengan Penjara Koblen. Kala itu di akhir tahun 1929-an, kesatuan polisi belum terbentuk. Apalagi digunakan sebagai asrama Polisi.
Komplek bangunan yang secara design sudah tampak sebagai fungsi tangsi ini sangat terkait dengan Penjara Koblen pada masanya. Diduga kuat bahwa jauh sebelum digunakan sebagai ꧌ꦄꦱ꧀ꦫꦩꦥꦺꦴꦭꦶꦱꦶ꧍ Asrama Polisi (sekarang), komplek ini adalah perumahan bagi sipir dan pegawai penjara Koblen.
Sekarang kedua komplek ini: ex Penjara Koblen dan ꧌ꦄꦱ꧀ꦫꦩꦥꦺꦴꦭꦶꦱꦶ꧍ Asrama Polisi Koblen menjadi dua institusi yang berbeda. Ex Penjara Koblem sudah menjadi entitas swasta. Sedangkan lainnya menjadi entitas milik Kepolisian.
Asrama Polisi.
Ketika melacak jejak sejarah di komplek Asrama Polisi Koblen terdengar kabar bahwa komplek, yang dihuni keluarga anggota kepolisian baik yang aktif maupun yang sudah pensiun, akan segera dikosongkan, lalu dibongkar untuk dibangun gedung baru.
Mendengar kabar itu, Begandring.com mencoba melacak kabar tersebut dan termasuk akan dibangun apa di tempat ini di kemudian hari. Dari data yang dapat dikumpulkan, kemudian diketahui bahwa di bulan Desember ꧌꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍ 2023 komplek ini harus segera dikosongkan karena di bulan Maret-April 2024 akan segera dilakukan pembangunan.
Kabar ini juga sudah membuat penghuni asrama gusar. Kalau harus dilaksanakan, mereka belum tau harus pindah kemana. Sementara dari kabar yang telah mereka dapatkan, belum ada petunjuk yang menyertai mereka harus kemana pasca pengosongan asrama pada Desember ꧌꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍ 2023.
Komolek Asrama Polisi Koblen ini memiliki kesejarahan lokal yang dapat menunjang ex Penjara Koblen, Kantor Polisi Koblen, Kantor Polisi Polsek Bubutan, ꧌ꦒꦼꦣꦸꦁꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀ꦇꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ꧍ Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang langsung terkait dengan dr. Soetomo.
Karenanya kawasan ini menjadi spot bersejarah yang menjadi jujugan jelajah sejarah kota Surabaya yang sedang digalakkan oleh Pemerintah ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya sebagai bagian penting dari Sejarah Kepahlawanan Kota Surabaya. (nng