Jalur Rempah memang sudah menarik perhatian saya sejak lama. Makanya, adanya Heritage Walk yang difasilitasi oleh Begandring dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair ini, serasa mendekatkan saya dengan sejarah Surabaya yang banyak tak diketahui dan digali.
Menurut saya, banyak orang terlalu fokus akan wajah kotanya yang kian gigantik masa kini, atau hanya fokus pada peristiwa 10 November dan Perobekan Bendera di Hotel Yamato.
Padahal, lebih dari itu, Surabaya merekam begitu banyak memori di masa lampau. Di mana jejaknya bisa dengan seru dijelajahi, seperti dalam acara bertajuk “Pabean Heritage Walk” ini.
Aktivitas yang digagas Begandring Soerabaia ini, saya rasa perlu diperkenalkan secara luas, kemudian jadi agenda alternatif pariwisata sejarah dan budaya di Kota Surabaya. Lebih penting lagi, bagaimana kawasan Jalur Rempah ini digali sebagai dokumen sejarah yang penting.
Tentu, kita butuh lebih banyak acara seperti ini. Yang bisa diikuti oleh siapa saja. Yang ingin mencari tahu, merasakan pengalaman lain, dan mengenal lebih dekat dengan sejarah Jalur Rempah di Indonesia, khususnya Surabaya.
Ketika berinteraksi dengan para perempuan pembersih bawang, saya merasa melebur dengan mereka untuk beberapa saat. Saya menanyakan jam berapa mereka pulang, dari mana bawang itu didatangkan, dan lain sebagainya.
Saya bertanya kepada mereka meggunakan dengan bahasa Indonesia. Sebab, meski berada dalam satu kota, nyatanya bahasa yang saya pahami dengan mereka berbeda. Mereka berbahasa Madura, sedangkan saya berbahasa Jawa.
Saat itulah saya bersyukur adanya bahasa persatuan. Terlebih lagi ada Indonesia sendiri. Kita yang berbeda dapat disatukan dan dipahamkan dengan bahasa persatuan tersebut.
Pengalaman dan cerita adalah hal menarik yang saya cari dan akhirnya saya dapatkan setelah mengikuti acara Heritage Walk. Akhirnya, saya merasa lebih dekat dengan Surabaya dan ceritanya lewat penelusuran gang-gang kecil dan basah di Pabean.
Sedihnya, saya baru pertama kali mengunjungi Pabean secara intens, meski hampir separo dekade menumpang tinggal di Surabaya. Cerita dan visual yang saya lihat langsung membantu saya menyusun kepingan puzzle untuk melengkapi cerita perjalanan saya di tempat lain yang selama ini sudah saya kunjungi.
Akhirnya, timbul untuk menambah lagi kepingan cerita tentang sejarah Kota Surabaya dan Indonesia lainnya, khususnya tentang Jalur Rempah.
Ya, perjalanan yang membangkitkan semangat saya kembali untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah negeri ini. (*)