PTPN XI Terima Penghargaan Cagar Budaya

Tahun 2022, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim telah memberikan penghargaan kepada para pengelola gedung cagar budaya. Penghargaan itu diberikan karena pengelola bangunan cagar budaya mampu merawat asetnya dengan baik.

Salah satu penerima penghargaan itu adalah PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI), di era kolonial dulu dipakai kantor administratur perkebunan mewakili Handels Verenigging Amsterdam (HVA) yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda.

Direktur PTPN XI R Tulus Panduwidjaja ikut bangga karena gedung yang dikelola sebagai kantor perkebunan, khususnya komoditas tebu dan gula, bisa memberi manfaat. Tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga mancanegara.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan dengan pemberian apresiasi Pelestari Cagar Budaya Tahun 2022, terbaik dua kategori Heritage Cagar Budaya dari Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur,” kata dia kepada begandring.com.

Kata dia, gedung ini memiliki sejarah, baik histori perkebunan di Indonesia maupun bagian dari sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,

“Ini warisan sejarah untuk kita semua,” ucap Tulus.

Panel relief bergambar kuli mengangkut gula. foto: begandring

Apresiasi tersebut tentu sangat bagus. Setidaknya untuk mendorong pengelola gedung peduli untuk memanfaatkan asetnya untuk kepentingan publik demi tujuan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, budaya dan pariwisata. Itu sebagaimana diamanahkan Undang Undang Cagar Budaya.

Selasa, 27 September 2022, tim produksi film dokumenter dari Belanda, Bie Muusze, datang ke PTPN XI. Mereka mendokumentasikan nilai-nilai perpaduan budaya pada gedung yang dibangun pada 1925 itu.

Gedung PTPN XI ini memiliki nilai seni arsitektur yang megah dan luar biasa. Ornamennya menggambarkan kekayaan Jawa Timur dari sektor perkebunan.

Baca Juga  ꧌ꦄꦒꦛꦉꦠ꧀ꦤꦱꦫꦶ꧍ Agatha Retnosari, Anggota Komisi B DPRD Jatim Dalam Surabaya Urban Heritage

Berbagai komoditas hasil bumi menjadi relief indah yang terpampang di interior lantai dua. Kekayaan bumi Jawa Timur mulai dari tembakau, tebu, cacao, karet, teh, singkong, kelapa sawit dan lainnya terukir indah dalam karya keramik produksi Delf, Belanda.

Ada karya seni lainnya seperti kaca timah yang menghiasi lantai 1. Di sana terhias logo-logo berbagai kota di Hindia Belanda. Di antaranya, Batavia, Semarang, Makasar, Cirebon dan Surabaya. Juga ada logo Kota Amsterdam yang menjadi pusat kantor administrasi perkebunan ini.

Semua itu adalah nilai yang patut dihargai dan dijaga. Karena itu semua bisa menjadi modal pembangunan masa depan. Juga lebih mempererat kerja sama antara Belanda Indonesia melalui jalur Kebudayaan. Inilah yang dilakukan tim film dokumenter dari Belanda.

Relief kantor pusat HVA di kota Amsterdam, Belanda. foto: begandring

 

Seperti Kastil Raja 

Frans Leidelmeijer, pakar spesialis dekorasi dan kesenian arsitek bangunan kolonial sekaligus produser program dokumenter ini, mengaku sangat terpesona dengan keindahan arsitektur peninggalan kolonial.

Saat mengunjungi Surabaya dan melihat banyak sekali bangunan bangunan yang indah. Khususnya Gedung PTPN XI ini, dia sangat menyukai karya dari karakternya dan arsitektur khas kolonial.

“Bangunan ini terlihat seperti kastil raja yang megah dihiasi dengan motif-motif yang eksotis. Tidak hanya oriental, tapi juga motif natural dari Indonesia, dan ini merupakan alasan saya sangat menyukai bangunan ini,”  terang Frans Leidelmeijer yang juga pakar Seni Baru di program televisi Tussen Kunst & Kitsch di Belanda.

Gedung PTPN XI ini adalah karya arsitektur yang bernuansa klasik, karya asli arsitek Belanda, yaitu Huswit Fermont dan Ed Cuypers. Mereka mengusung gaya art deco yang digabungkan dengan unsur tradisional.

Baca Juga  Lokomotif Uap D14 : Si Hitam yang Serba Guna (bagian 2)

Penggabungan unsur tradisional dan kolonial inilah yang menjadi fokus Frans Leidelmeijer dan tim datang ke Surabaya untuk membuat film dokumenter bertema “Pembauran’.

Tim film dokumenter Bie Muusze dari Belanda. foto: begandring

Frans dalam kegiatan pendokumentasian ini didampingi oleh mitra pegiat sejarah  Begandring Soerabaia.

Catatan penulis, sejarah memang kejadian masa lalu, tapi akan menjadi pijakan saat ini untuk menatap masa depan. Dengan belajar sejarah berarti kita menatap masa depan. Dengan merawat Gedung PTPN XI, mengajak kita belajar sejarah untuk menatap masa depan.

Saat ini, PTPN XI telah mengelola 13 pabrik gula aktif dengan wilayah kerja Jawa Timur. PTPN XI memiliki kontribusi siginfikan terhadap produksi gula nasional. (*)

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x