TVRI Jawa Timur Turut Membumikan Aksara Jawa.

Begandring.com: Surabaya (18/10/23) –

Upaya membumikan aksara Jawa di Surabaya terus dilakukan. Berangkat dari gagasan membuat sebuah program televisi oleh \ꦠꦺ\ꦮ꦳ꦺ\ꦌꦂ\ꦆ꧉ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ TVRI Jawa Timur yang mengangkat potensi Urban Heritage Surabaya, kemudian berkembanglah dengan menyertakan konten Aksara Jawa sebagai upaya mendukung kebijakan wali kota Surabaya,꧌ꦌꦫꦶꦕꦭꦾꦢꦶ꧍ Eri Cahyadi.

Aksara Jawa sudah terpasang di atas atap gesung Balai Kota Surabaya. Foto: Begandring.

Bulan September lalu, seiring dengan peringatan Hari Aksara Internasional, Eri Cahyadi menginstruksikan penggunaan aksara Jawa pada kantor kantor di lingkungan pemerintah kota Surabaya. Pemasangan Aksara Jawa ini ditargetkan sudah selesai, minimal di lingkungan ꧌ꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠ꧍ Balai Kota sebelum 10 November 2023.

Untuk menyambut berkembangnya gagasan dasar program televisi tentang Heritage dan budaya ini, Tokoh Penggerak Budaya ꧌ꦄ\ ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦛꦺꦴꦤꦶ꧍ A. Hermas Thony, yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, bersama pegiat sejarah dan budaya dari Perkumpulan꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Soerabaia, Nanang Purwono, beraudiensi kepada Kepala Stasiun TVRI Jatim, ꧌ꦄꦱꦺꦥ꧀ꦱꦸꦲꦺꦤ꧀ꦝꦂ꧍ Asep Suhendar, pada Selasa siang, 17 Oktober 2023.

Audensi demi Aksara Jawa ke Kepala Stasiun TVRI Jatim. Foto: Begandring.

Pada kesempatan itu Asep Suhendar dibersamai oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPID) Jawa Timur, ꧌ꦪꦺꦴꦱꦸꦮꦆꦩ꧀ꦩꦤꦸꦮꦺꦭ꧀꧍ Yosua Immanuel. Nanang Purwono menjelaskan kepada Asep Suhendar dan Yosua Immanuel mengenai urgensi menyisipkan konten꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍  Aksara Jawa dalam konten urban heritage Surabaya yang digagas TVRI. Menurutnya Bahwa Aksara Jawa semakin ke kini semakin dalam keadaan darurat karena keberadaannya semakin asing dan lebih asing daripada aksara asing.

“Generasi sekarang ini lebih mengenal aksara Kanji Jepang dan Hanzi China daripada aksara Jawa yang disebut ꧌ꦕꦫꦏꦤ꧀꧍ Carakan (hanacaraka)”, jelas Nanang.

Baca Juga  Ungkap Sejarah Wonokromo dan Riwayat Gerbong Maut

Akibatnya, aksara Jawa semakin langka. Oleh sebab itu, walikota Surabaya membuat instruksi penggunaan Aksara Jawa untuk penamaan kantor dan instansi di lingkungan Pemerintah ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya. 

Dalam rangka mendukung kebijakan Eri Cahyadi, Nanang Purwono yang didampingi oleh AH Thony selaku Tokoh Penggerak budaya, yang dalam keseharian sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, menyampaikan usulan dikemasnya konten Aksara Jawa ke dalam program Urban Heritage yang sedang dirancang oleh salah seorang produser TVRI Jatim, ꧌ꦄꦤ꧀ꦢꦿꦺꦄꦫꦶꦱꦺꦴꦠꦾ꧍ Andre Arisotya.

Pada prinsipnya Kepala Stasiun \ꦠꦺꦮ꦳ꦺ\ꦌꦂ\ꦆ꧉ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ TVRI Jawa Timur, Asep Suhendar, menyambut baik gagasan program, yang memadukan konten Heritage dengan konten budaya, aksara Jawa, yang sedang hangat dibicarakan akhir akhir ini di Surabaya.

Gagasan ini juga disambut baik oleh Ketua ꧌ꦏ\ꦥꦺ\ꦆ\ꦣꦺ꧉ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ KPID Jawa Timur, Yosua Immanuel, yang pada hari itu juga tengah berkunjung ke Stasiun TVRI Jatim. Menurutnya, dalam rangka mendukung kebijakan walikota Surabaya, perlu ada aksi aksi nyata seperti lomba lomba edukatif yang berbasis Aksara Jawa untuk memperkenalkan aksara Jawa kepada siswa.

“Saya kira perlu ada kerjasama dengan ꧌ꦝꦶꦤꦱ꧀ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦝꦶꦏꦤ꧀꧍ Dinas Pendidikan”, tegas Yosua Immanuel.

Sementara AH Thony, yang mendampingi Nanang Purwono, menjelaskan bahwa dalam rangka membumikan aksara Jawa di Surabaya harus dilakukan aksi aksi nyata secara bertahap dan berkelanjutan. 

Tahap pertama, menurut Thony, adalah ꧌ꦏꦼꦩꦠ꧍ Kemata (terlihat oleh mata). Pendekatan ini adalah pendekatan yang memaksakan mata untuk melihat aksara Jawa. Yaitu melalui pemasangan aksara Jawa sebagai nama nama ꧌ꦆꦤ꧀ꦱ꧀ꦠꦤ꧀ꦱꦶ꧍ instansi yang sering dikunjungi masyarakat, misalnya kantor kantor dan instansi pemerintah.

Tahap kedua adalah ꧌ꦏꦼꦮꦕ꧍ Kewaca (terbaca). Setelah mata dipaparkan dengan aksara Jawa yang dipasang di tempat tempat publik, akhirnya dengan harapan aksara itu dapat terbaca. Apalagi aksara Jawa itu didampingi oleh aksara latinnya.

Baca Juga  A.H. Thony Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Budaya Surabaya

“Berikutnya ꧌ꦏꦼꦠꦠ꧍ Ketata atau tertata. Artinya  kita sudah mulai bisa menata aksara Jawa dalam rangkaian kalimat dan seterusnya, maka sampailah pada tahap ꧌ꦏꦼꦫꦱ꧍ Kerasa, yaitu dapat memaknai nilai nilak filosofi Jawa yang terkandung di dalamnya”, jelas AH Thony.

Hadir dalam pertemuan itu adalah Tim TVRI Jawa Timur yang akan memproduksi program pendek Heritage and Culture tersebut. Diantaranya adalah Iwan Tuwanakota, Andre Arisotya dan ꧌ꦕꦕꦸꦏ꧀ꦏꦸꦚ꧀ꦕꦫ꧍ Cacuk Kuncoro. Seperti halnya produk produk TVRI Jawa Timur sebelumnya yang mengangkat profil sosok tokoh pejuang seperti Soekarno yang kemudian diikuti oleh stasiun stasiun TVRI lainnya, maka kemasan baru ini juga diharapkan bisa diikuti stasiun TVRI lainnya karena kandungan konten yang bersifat ꧌ꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ nasional ini.

“Aksara yang menjadi konten dalam program ini bersifat nasional karena aksara ini, contohnya aksara Jawa, adalah salah satu ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara. Program ini sekaligus sebagai keberlanjutan kebijakan Walikota Surabaya mengenai membumikan kembali Aksara Jawa di Surabaya”, pungkas Nanang dalam pertemuan itu. 

Dari kiri ke kanan: Iwan Tuwanakotta, Asep Suhendar, AH Thony, Yosua Emmanuel dan Nanang Purwono. Foto: Begandring.

Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Stasiun TVRI Jawa Timur, Asep Suhendar, program pendek mingguan ini akan segera dibuatkan dummy, percontohan. Kegiatan pra produksi, penguatan konsep, juga sudah dilakukan pada Selasa petang, ꧌꧇꧑꧗꧇ꦎꦏ꧀ꦠꦺꦴꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍17 Oktober 2023. (nng).

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *