Wakil Ketua DPRD Surabaya, A. Hermas Thony dan Pelestarian Aksara – Bahasa Jawa

Begandring.com: Surabaya (29/8/22) – Penghargaan di bidang Kebudayaan kembali didapat A. Hermas Thony atas kepedulian dan pengabdiannya kepada Kota Pahlawan Surabaya dan Masyarakat Surabaya. Tahun lalu ia juga mendapat penghargaan serupa dari asosiasi jurnalis lainnya di Surabaya. Kali ini tahun 2023 diterima dari Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) DPP Pusat.

Penghargaan ini diberikan dalam rangka Peringatan Ulang Tahun Perak PJI ke-25 tahun, yang jatuh pada 20 Agustus 2023. Menurut Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia, Hartanto Buchori, sebagaimana tertulis melalui surat undangan kepada A.H. Thony, sepanjang pengamatan dan penilaiannya, Thony adalah sosok pejuang masyarakat.

Penghargaan atas kepedulian pada sejarah kepahlawanan dan mastt kota Surabaya dari PJI Pusat. Foto: Begandring.

Dalam sambutannya di acara penerimaan penghargaan itu, Thony mengatakan bahwa pembangunan seyogyanya bisa dilakukan melalui pendekatan kebudayaan, melalui perubahan sikap dan kebiasaan masyarakat.

“Apalah artinya pembangunan fisik seperti proyek gorong gorong untuk mengatasi persoalan banjir, jika kebiasaan masyarakatnya masih membuang sampah sembarangan. Di sungai misalnya. Karenanya, harus ada pembiasaan membuang sampah pada tempatnya. Meski telah dibangun gorong gorong, tapi jika warganya membuang sampah di sungai, ya percuma”, jelas Thony.

Kebudayaan menjadi isu penting dalam mengatasi persoalan. Karenanya, Thony selalu menyuarakan isu pengembangan dan pembangunan kebudayaan untuk mengatasi berbagai persoalan.

Tidak salah apa yang diamati dan diketahui Hartanto Buchori selama ini terhadap AH Thony sehingga pihaknya memberikan apresiasi dalam rangka HUT ke 25 Persatuan Jurnalis Indonesia, yang digelar di Surabaya pada Senin, 28 Agustus 2023.

A. Hermas Thony selama duduk di kursi DPRD Kota Surabaya selalu menelorkan kebijakan berupa Perda yang terkait dengan kebudayaan. Ketika ia duduk di kursi dewan pada periode 2001-2004, ia menginisiasi Raperda Cagar Budaya dan akhirnya lahirlah Perda Cagar Budaya Kota Surabaya.

Baca Juga  Kongres Bahasa Jawa VII dan Asal Usul Aksara Jawa.

Pada periode 2019-2024, ia kembali menginisiasi Raperda yang terkait dengan kebudayaan. Yaitu menginisiasi Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan dan Kepahlawanan Kota Surabaya.

Apa yang dihasilkan Thony tidak hanya berupa aturan belaka, tapi ia pun menerapkan dalam aksi aksi lapangan. Di luar kedinasan, AH Thony memberi dukungan dan membina pegiat pegiat sejarah dan budaya kota Surabaya. Salah satunya adalah Perkumpulan Begandring Soerabaia.

Penghargaan khusus si bidang budaya. Foto: Begandring.

Penghargaan yang diterima Thony dari Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) menambah tiga penghargaan yang diterima Begandring Soerabaia. Sehingga praktis dalam satu bulan ada 4 penghargaan yang diterima perkumpulan pegiat sejarah dan budaya ini.

Semangat AH Thony, sebagai tokoh politik dari Gerindra yang duduk di kursi DPRD Kota Surabaya, salah satunya adalah menggelorakan semangat kebudayaan sebagai jati diri bangsa dan sebagai ruh kebangsaan. Tanpa nilai nilai budaya, negeri ini tidak punya jati diri. Jati diri adalah ruh suatu negeri.

Itulah, yang mendasari AH Thony bergeming masuk kembali ke kursi dewan pada pemilihan legislatif pada tahun 2019. Begitu berhasil duduk di lembaga legislatif pada periode 2019-2024, Thony pun menginisiasi lahirnya Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan dan Kepahlawanan Kota Surabaya.

 

Revitalisasi Aksara Jawa

Namanya sudah passion, A Hermas Thony, yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, setelah menerima penghargaan sebagai Penggerak Budaya Juang Kota Surabaya dari Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) pada Senin, 28 Agustus, 2023, langsung tancap gas dalam gerakan kebudayaan.

Sore itu, ia bersama Nanang Purwono, Ketua Begandring Soerabaia menuju Balai Bahasa Jawa Timur. Mereka segera mewujudkan gagasan yang sudah lama menjadi diskusi panjang tentang pemasyarakatan kembali kultur adi luhung bangsa Jawa. Yaitu Aksara dan Basa Jawa.

Baca Juga  Konser Dewa 19 di JIS dan Pesan Persahabatan

Mereka menjajagi kemungkinan dibuatnya rubrik baru di blog Perkumpulan Begandring Soerabaia, yang bernama Begandring.com. Selama ini, sejak 9 Februari 2022, Begandring.com fokus pada penulisan artikel tentang sejarah dan budaya.

Seiring dengan berkembangnya komunitas dan melihat kebutuhan zaman di era millenial, ada warisan budaya yang perlu dipertahankan dan direvitalisasi. Yaitu Aksara dan Basa Jawa. Dalam pengamatan AH Thony dan Begandring Soerabaia, Aksara Jawa pada khususnya, semakin menjadi asing dan lebih asing daripada bahasa asing. Ini ironis.

Karenanya blog perkumpulan, Begandring.com, yang selama ini menyajikan artikel artikle sejarah dan budaya, akan menambah menu kontennya. Selain ada Gallery dan Kuliner, juga akan ada rubrik Aksara & Basa Jawa.

Rubrik Aksara & Basa Jawa ini akan menjadi ruang dalam mensosialisasikan budaya leluhur yang semakin luntur. Rubrik ini juga menjadi wadah bagi para pegiat Aksara Jawa untuk bersama sama berekspresi untuk menjaga budaya adi luhung ini tetap lestari.

Rubrik Aksara & Basa Jawa ini sekaligus sebagai aktualisasi salah satu dari 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan, Undang Undang 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Yaitu Bahasa.

Diskusi kebudayaan tentang Pelestarian Aksara dan bahasa Jawa di kantor Balai Bahasa Jawa Timur. Foto: BBJT/Begandring.

Bersama Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT), Begandring Soerabaia akan menitih upaya pelestarian warisan budaya ini. Kedatangan AH Thony dan Nanang Purwono diterima oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jawa Timur), Dr.Umi Kulsum, M.Hum., yang didampingi oleh Redaktur Majalah Ajisaka, Andy Asmara dan Wiwien.

Umi Kulsum dan jajaran menyambut baik gagasan dan niatan yang disampaikan Begandring Soerabaia. Sementara redaktur majalah Ajisaka, majalah dwi tahunan yang diproduksi Balai Bahasa Jawa Timur, siap berkolaborasi dengan Begandring dalam upaya bersama sama melestarikan warisan budaya Jawa yang berupa Aksara Jawa.

Baca Juga  Membumikan Aksara dan Bahasa Jawa di Surabaya dan Jawa Timur. Bisakah? 

Mereka, BBJT dan Begandring, sepakat bahwa kerjasama pelestarian warisan pusaka ini tidak hanya di bidang tata tulis dan baca Aksara Jawa, tapi kelak dalam kegiatan kegiatan fisik yang bermuara pelestarian Aksara dan Bahasa Jawa.

AH Thony (kiri), Wiwien (kedua dari kiri), Umi Kulsum (ke tiga dari kiri) dan Nanang Purwono (kanan). Foto: Begandring.

AH Thony mengatakan bahwa ini semua menjadi kegiatan yang bersifat memviralkan Aksara Jawa sehingga menjadi kebiasaan.

“Kalau dalam istilah dulu adalah ngusumke“, jelas Thony.

Kolaborasi ini nantinya tidak sebatas antara Balai Bahasa Jawa Timur dengan Begandring Soerabaia saja, tetapi juga akan berkolaborasi dengan lembaga terkait lainnya, misalnya dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Mengakhiri pertemuan itu, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Umi Kulsum menyerahkan majalah Ajisaka edisi terbaru kepada Begandring Soerabaia. (nng)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *