Ludes, Laris Manis Dalam 3 Jam

Begandring.com – “Lho kecelik. Wis entek”, celetuk seorang pengunjung yang kehabisan makanan favorit yang disajikan dalam stand UMKM Festival Peneleh.

Dari pengamatan lapangan pada hari pertama Festival Peneleh (7/7/2023) rata rata makanan dan minuman yang dijajakan pada stand UMKM sudah terjual laris manis. Rata rata terjual habis dalam waktu 3 jam. Kulinari Peneleh ini mungkin sudah biasa dicicipi dan dimakan dalam keseharian, tetapi ketika dilahap dalam suasana tempo dulu, inilah yang belum pernah.

Bersantai setelah dagangan habis. Foto: Begandring

Festival Peneleh 2023 ini memang dikemas vintage, bernuansa tempo dulu. Peneleh terkenal dengan lingkungan heritage. Karenanya Heritage Urban Landscape di kawasan Peneleh ini menjadi kekuatan dalam tema vintage.

Lingkungannya tidak dibuat buat. Orisinil, langsung bersinggungan dengan Makam Eropa Peneleh, sehingga menikmati kulinari tidak hanya dikecap lidah tapi juga dirasa oleh hati. Apalagi pengunjung yang datang berpakaian tempo dulu.

Pada hari pertama Festival Peneleh pada Jumat (7/7/2023) sempat diguyur hujan lebat, tapi tidak menyurutkan pengunjung untuk datang dan menikmati suasana vintage. Peneleh sendiri sudah vintage tapi seolah sudah tergerus oleh modernisasi. Festival Peneleh berusaha mengembalikan suasana kekunoan dalam kemasan kekinian.

Ludes, laris manis. Foto: Begandring

Nur, warga Undaan Peneleh, penjual tahu campur, sudah bersantai di tengah keramaian pengunjung. Dagangannya sudah habis. Ditanya bagaimana dengan persiapan untuk hari kedua, Sabtu 8 Juli. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan menambah kuantitas jualannya.

“Biasanya hari ini laris, ke depannya tidak terjebak untuk menambah. Tidak boleh serakah”, ujar Nur.

Hal senada juga disampaikan oleh pedagang minuman sehat dari mentimun jeruk nipis, Errin asal Kalimantan yang sudah menetap di Peneleh.

Baca Juga  Kampung Wisata Sejarah Peneleh dalam program Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC) 2023

“Alhamdulillah mas, dagangan habis meski tadi hujan. Padahal yang dijual adalah es”, aku Errin.

Sasaran UMKM yang menyajikan kekhasan Peneleh dan variannya memang terlalu laris sehingga pedagang berkesempatan menikmati hiburan di Festival Peneleh. Mereka tertawa bahagia sambil berfoto diri.

Lurah Peneleh Skundario saat melihat lihat stand dagangan warganya. Foto: Begandring.

Lurah Peneleh Skundario menyempatkan berkeliling dari satu stand ke stand lainnya untuk menyapa warganya. Dia merasa senang dengan ludes nya dagangan warganya.

“Ya ini yang diharapkan. Ada manfaat dari kegiatan ini”, kata Skundario.

Berfoto bahagia setelah dagangan habis. Foto: Begandring

Melihat dan merasakan manfaat dari Festival ini, pedagang berharap momen seperti ini bisa digelar lagi dengan konsep sesuai dengan lingkungan bersejarah Peneleh.

Menurut Skundario dengan adanya momen seperti ini maka potensi lokal tidak akan hilang dan ajang serupa akan memperkukuh kekayaan kerakyatan Peneleh. Sebagai daerah tujuan wisata memang harus tersedia kulinari yang bisa dan siap dicicipi oleh pengunjung.

“Kita harus bersama sama menjaga kekayaan kita dalam proses pengembangan wisata Peneleh ini”, pungkas Skundario. (nng)

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *