Begandring.com: Surabaya (3/10/23) – Sarasehan budaya dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional di Balai Pemuda Surabaya pada 29-30 September 2023 lalu membuka mata. Ada hal menarik untuk ditindaklanjuti pada pasca pameran Aksara Nusantara dan Dunia ini.
Salah satunya yaitu Aksara Pegon. Aksara Pegon adalah salah satu dari Aksara nusantara, yang beraksara Arab dan berbahasa Jawa (dan juga Sunda). Dengan definisi lain adalah Aksara pegon merupakan huruf Arab yang sudah dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa, Melayu, Sunda dan sebagainya.
Banyak sekali kitab kitab yang ditulis dalam Aksara Pegon. Bahkan kitab kitab ini masih dibaca di pondok pondok pesantren di Jawa Timur.
Tahun lalu (2022), menurut Kementerian Agama, Aksara Pegon dikongreskan dengan tajuk “Mengawal Peradaban Melalui Digitalisasi Aksara Pegon”. Ini adalah Kongres Aksara Pegon Pertama.
Sementara itu, didengar bahwa tahun ini (2023) akan ada peluncuran papan tombol (keyboard) dan font Aksara Pegon. Tanggal 14 Oktober 2023 dijadwal dilakukan di Semarang. Sedangkan pada 22 Oktober yang bertepatan Hari Santri akan dilakukan di Jombang.
Bila tahun 2023 akan dilakukan Kongres Aksara Pegon ke dua, diharapkan bisa menstandarisasikan font, tata letak papan tombol dan transliterasi aksara pegon.
Selain Pegon, yang sudah dikenal di Jawa, ada pula Aksara Jawi yang sangat dikenal di Malaysia. Aksara Pegon (Jawa) dan Aksara Jawi (Malaysia) seolah sama. Bagi orang awam maka Aksara Pegon (Jawa), ya Aksara (Abjad) Jawi (Malaysia). Apalagi Aksara Malaysia ini menggunakan kata “Jawi”.
Aksara Jawi telah masuk dalam daftar domain Aksara Aksara dunia sebagaimana tercantum pada diagram Internationalized Domain Names (IDN). Internationalized Domain Names adalah nama domain yang terdiri dari karakter khusus dalam suatu bahasa lokal seperti aksara Arab, Mandarin, Sirilik atau Devanagari.
Ironisnya tidak satupun Aksara Nusantara masuk dan tercatat pada Domain sebagaimana dibuat dan terdaftar pada IDN. Oleh karena itu, kiranya perlu ada upaya keras dan sungguh sungguh oleh berbagai pemangku secara kolaboratif bisa membawa Aksara Nusantara, termasuk Aksara Pegon, tercatat dalam Domain IDN.
Di Jawa Timur dikenal sebagai rumah Aksara Pegon, Jawa dan Kawi. Demi pelestarian kebudayaan dan pemajuan Kebudayaan sesuai dengan UU RI 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, maka sudah saatnya Jawa Timur bersama stakeholders terkait melakukan upaya upaya pelestarian itu dengan memiliki domain tersendiri.
Jika Malaysia dengan Aksara Jawi nya sudah memiliki domainnya dan tercatat pada Internationalized Domain Names (IDN), maka Jawa Timur bisa berkolaborasi dengan kelembagaan yang sudah ada dan fokus mendaftarkan domain Aksara nusantara ke lembaga internasional terkait.
Ketika Aksara Jawi (Malaysia), yang mirip dan relatif sama dengan Aksara Pegon, telah memiliki domain dan terdokumentasikan pada papan internasional, maka adalah upaya yang bijaksana ketika Jawa Timur bisa berkontribusi dukungan demi lebih mempopulerkan Aksara Nusantara ke jenjang internasional. .
Bergerak Kolaboratif
Menyadari pentingnya menjaga, melestarikan dan menggunakan Aksara Nusantara sesuai kapasitasnya, termasuk Pegon di Jawa Timur, Begandring Soerabaia kembali melanjutkan upaya pelestarian Aksara Nusantara, khususnya yang ada di Jawa Timur, pada pasca peringatan Hari Aksara Internasional.
Kemarin, Senin (2/10/23) Begandring Soerabaia menyampaikan gagasan terkait dengan upaya pelestarian Aksara Pegon ke tokoh penggerak budaya, yang sekaligus wakil rakyat yang duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony.
Bulan Oktober, yang dikenal sebagai Hari Santri dan apalagi pada 2022, dalam rangka peringatan Hari Santri 2022, pernah digelar Kongres Aksara Pegon Pertama di Jakarta dan kini pada peringatan Hari Santri Kedua (2023) akan bijaksana bila ada Kongres Aksara Pegon ke Dua. Ada atau tidak, tetap akan menjadi langkah yang bijak bila menyambut Hari Santri 2023, ada langkah langkah penguatan sehingga, publik lebih mengerti tentang isue dan harapan serta tantangan mengenai Aksara Pegon.
Karenanya, Begandring Soerabaia bersama tokoh penggerak budaya AH Thony menemui Prof. Amin Widodo, ahli geologi ITS yang peduli pada budaya di komplek ITS untuk membicarakan langkah langkah penguatan konten agar publik akan lebih memahami isue Aksara Pegon.
Mendengar isue Aksara Pegon yang dikaitkan dengan Negeri Jiran, Malaysia, yang aksaranya, Aksara Jawi, sudah bertengger pada tangga diagram Aksara Aksara Internasional (IDN), menurut AH Thony Aksara Pegon (Indonesia) yang mirip dan relatif sama dengan Aksara Jawi (Malaysia) harus segera dan cepat beraksi agar dunia tau bahwa Aksara Pegon (Indonesia) ada.
Untuk itu, dalam waktu dekat akan digelar webinar tentang Aksara Pegon. Webinar Aksara Pegon ini adalah kerja bareng Begandring Soerabaia dengan Institute Technology Sepuluh November (ITS) Surabaya. (nng/Aksara oleh IS).