Surabaya 1945 Dalam Lensa Sineas Belanda

Begandring.com: Surabaya (23/11/23) – The battle of Surabaya, Pertempuran Surabaya yang pecah pada 10 November 1945 sungguh menjadi perhatian dunia. Disana ada seorang jenderal ꦱꦼꦏꦸꦠꦸ Sekutu tewas. AWS Mallaby pada 30 Oktober 1945. Kiranya ini yang menjadikan tampuk pimpinan Sekutu di wilayah Asia murka. Persiapan penggempuran Surabaya pun dilakukan. Surabaya hendak ꦣꦶꦧꦺꦴꦩ꧀ꦧꦂꦣꦶꦂ dibombardir dari darat, laut dan udara.

Realisasinya adalah perang pada 10 November 1945. Pihak Sekutu mempersiapkan penggempuran itu dengan seksama dengan menggunakan persenjataan lengkap. Sementara dari pihak Surabaya, yang sudah mengendus akan kedatangan Sekutu juga bersiap siaga meski persenjataannya masih apa adanya ditambah persenjataan hasil rampasan dari  ꦗꦼꦥꦁ Jepang.

Meski diultimatum untuk menyerah dan diancam akan dibombardir, pejuang pejuang Surabaya tidak gentar. Mereka memiliki satu nyali: Berani. Apalagi Gubernur Soerjo berseru lewat Komando Keramat yang membuat pejuang Surabaya lebih baik mati daripada berputih mata. 

Pegiat sejarah Bagus Kamajaya berkisah tentang Pertempuran Surabaya di Tugu Pahlawan. Foto: nng/Begandring.

“Berulang ulang telah kita kemukakan bahwa sikap kita adalah lebih baik ꦲꦚ꧀ꦕꦸꦂ hancur daripada dijajah kembali. Juga sekarang dalam menghadapi ultimatum pihak Inggris, kita akan memegang teguh sikap ini, kita tetap menolak ultimatum ini”, itulah kutipan pada ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶ prasasti Gubernur Soejo di Taman Apsari Surabaya.

 

Komando Keramat

Berikut isi Komando Keramat ꦒꦸꦧꦼꦂꦤꦸꦂ Gubernur Suryo selengkapnya.

Saudara-saudara sekalian,

Pucuk pimpinan kita di Jakarta telah mengusahakan akan membereskan peristiwa di Surabaya pada hari ini.

Tetapi sayang sekali sia-sia belaka, sehingga kesemuanya diserahkan kepada kebijaksanaan kita di Surabaya sendiri.

Semua usaha kita untuk berunding senantiasa gagal. Untuk mempertahankan kedaulatan negara kita, maka kita harus menegakkan dan meneguhkan tekad kita yang satu, yaitu berani menghadapi segala kemungkinan.

Baca Juga  Suroboyoan: Perang Suroboyo 1945

Berulang-ulang telah kita kemukakan bahwa sikap kita ialah: Lebih baik hancur daripada dijajah kembali.

Juga sekarang dalam menghadapi ultimatum pihak Inggris, kita akan memegang teguh sikap itu. Kita tetap menolak ultimatum itu.

Dalam menghadapi kemungkinan besok pagi, mari kita semua memelihara persatuan yang bulat antara Pemerintah, Rakyat, TKR, Polisi dan semua Badan-badan perjuangan pemuda dan rakyat kita.

Mari kita sekarang memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa, semoga kita sekalian mendapat kekuatan lahir batin serta Rahmat dan Taufik dalam perjuangan.

Selamat berjuang!

 

Didokumentasikan Produser Film Belanda

Kisah perang Surabaya  November 1945  yang melibatkan tiga ꦤꦼꦒꦫ negara: Indonesia, Belanda dan Inggris ini menarik perhatian sebuah rumah produksi Miron Production dari Belanda. Miron, produser film dokumenter, melakukan riset di Surabaya sebagai langkah awal dari film yang akan diproduksinya. Surabaya, Indonesia, adalah tempat pertama dalam risetnya. Berikutnya ia akan melakukan penelitian di Inggris dan Belanda. 

Produser film Miron di makam Bung Tomo. Foto: nng/Begandring.

Miron yang sudah tinggal di Surabaya sejak tanggal 2 November 2023 ini akan melakukan penelitiannya hingga 30 November 2023. Selama di Surabaya, ia mengikuti serangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 2023.

Di awal kedatangannya, ia mengikuti acara Parade Juang, Pameran Foto, menghadiri upacara Hari Pahlawan di Balai Kota, serta mendatangi tempat tempat bersejarah terkait dengan ꦥꦼꦫꦁ perang Surabaya.

Miron juga sudah melakukan serangkaian ꦮꦮꦚ꧀ꦕꦫ wawancara dengan tokoh tokoh yang dianggap memiliki keterkaitan dengan sejarah 10 November Surabaya. Misalnya mewawancarai Bambang Sulistomo, putera Bung Tomo, keponakan Roeslan Abdoelgani, Prof. Purnawan Basundoro, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony dan sejumlah pegiat ꦱꦼꦗꦫꦃ sejarah dan budaya Surabaya.

Baca Juga  Menggembalikan Sesanti Sura ing Baya
Miron di atas tiang bendera bersejarah hotel Majapahit. Foto: nng/Begandring.

Ia juga melacak jejak terjadinya insiden di  Penjara Kalisosok yang pecah tepat pada 10 November 1945. Menurut buku Pertempuran Surabaya, pada tanggal itu memang masih ada kantong pertahanan   pejuang Surabaya di sekitar Bioskop Sampoerna yang jumlahnya sekitar 100 orang dan terdiri dari PRI dan badan badan perjuangan.

Dari sumber yang dikantongi Miron, di tembok penjara sisi barat tergambar ada ledakan yang menjebol tembok. Yang menarik dari temuan lapangan adalah persis di barat tembok ada kampung yang bernama Pesapen Jetis. Dari pelacakan itu, diketahui bahwa arti Jetis adalah ledakan. Jadi Pesapen Jetis adalah Pesapen dimana pernah ada ledakan. Mulut jalan Pesapen Jetis ini langsung berhadapan dengan tembok penjara yang dalam gambar peta adalah tempat terjadinya ledakan yang membobol penjara.

Hingga hari Kamis 23 November, Miron sudah mengumpulkan sejumlah data dan masih dibutuhkan waktu seminggu lagi untuk melengkapi data dan gambar sebelum ia bertolak ke Belanda pada 30 November 2023. Film dokumenter ini akan bersanding dalam satu kemasan dengan angle dari pihak Inggris dan Belanda sebagai sajian informasi yang lengkap dan berimbang tentang kisah perang 10 November 1945. (nanang)

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *