Komando Keramat Gubernur Soerjo Pukau Pengunjung Balai Pemuda

Teatrikal “Komando Keramat Gubernur Soerjo berlangsung di Pelataran Balai Pemuda, Surabaya, Sabtu malam (10/11/2022).  Aacara ini menjadi tontonan alternatif yang sarat nilai sejarah kepahlawanan.

Teatrikal hasil kolaborasi pegiat re-enactment (pereka ulang sejarah) yang tergabung dalam Re-enactor Djawa Timur bersama Begandring Soerabaia itu  menawarkan gagasan segar yang dikemas dalam serangkaian kegiatan untuk meramaikna event Road to Gala Premier Film Soera ing Baja.

Pada pertunjukan teatrikal, yang sifatnya uji coba itu, menampilkan cerita menjelang pecah pertempuran Surabaya 10 November 1945. Karenanya di arena teatrikal dipasang sebuah radio bekupon yang umum keberadaannya di Surabaya kala itu.

Radio bekupon adalah sebuah radio penerima yang bentuknya (casingnya) dibuat seperti bekupon (kandang merpati) dan dipasang di tempat tempat strategis di kota Surabaya. Bekupon sendiri menjadi bagian dari kebiasaan warga Surabaya yang gemar memelihara burung merpati.

Penempatan radio penerima, yang bentuknya seperti kandang burung merpati, di tempat-tempat strategis di kampung dan di pinggir jalan untuk memudahkan publik berkumpul dan mendapatkan informasi sehingga secara komunal sekali siar banyak yang menerima pesan. Tentu, pesan-pesan kemerdekaan yang dikumandangkan oleh tokoh-tokoh Surabaya seperti Bung Tomo dan Gubernur Soerjo.

Menurut Achmad Zaki Yamani, manager teater dari Begandring Soerabaia, pergelaran ini  masih bersifat penjajagan, survei nyata dan uji coba.

Pengunjung memadati pelataran Balai Pemuda. foto: begandring

“Dengan uji coba iki kita bisa memperhitungkan aksi-aksi teatrikal nantinya. Misalnya, apakah kita akan menggunakan petasan atau tidak, lalu bagaimana mengarahkan kembang api di arena yang berlantai datar dan lingkungan yang terkurung gedung-gedung. Jangan sampai efek efek pertunjukan merusak lingkungan,” terang Zaki.

“Kami akan menyusun jadwal dan scenario setiap cerita yang akan dipersembahkan dengan efek efek pendukung yang menyertainya,” tambah Zaki yang juga sebagai Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Begandring Soerabaia.

Baca Juga  Gedung Singa Berlage: Sintesis Eropa dan Nusantara

Rina, staf Disbudporapar yang ikut menyaksikan acara, mengatakan, pertunjukan teatrikal di lingkungan bersejarah, Balai Pemuda, sangat tepat sebagai sarana penyampai pesan pesan cerita kepahlawanan.

“Kegiatan positif yang sesuai dengan semangat kepahlawanan ini layak menjadi sajian hiburan bagi warga kota Surabaya,” ujar dia.

Karenanya, imbuh dia, berangkat dari uji coba ini dapat dipetakan apa yang perlu diperhatikan sebagai tontonan dan tuntunan bagi warga baik dari dalam maupun luar kota. Ajang publik dengan atraksi yang ada harus-benar benar dapat mengisi ruang kota yang memberi manfaat.

“Atraksi teatrikal kepahlawanan di Pelataran Balai Pemuda ini bisa menjadi agenda pariwisata Kota Surabaya pada malam minggu,”  tandasnya.

***

Usai pertunjukan pihak pihak yang selama ini berkolaborasi dalam Event Road to Gala Premiere Film Soera ing Baja menyatakan sepakat untuk menyajikan pertunjukan publik bertema sejarah kepahlawanan di Balai Pemuda.

“Saya dan kawan kawan TVRI Jatim akan mendukung kegiatan kegiatan perekaman baik untuk materi pertunjukan maupun perekaman atraksi nya sendiri,” ujar Andre Ari Sotta.

Kegiatan kolaboratif ini juga mendapat apresiasi dari dosen sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rojil Bayu Aji.

foto: begandring

“Kami ajak para mahasiswa Unesa untuk bersama-sama meramaikan atraksi yang edukatif ini,” ujar Rojil.

Menurutnya, kegiatan ini cocok bagi mahasiswa sejarah karena para mahasiswa bisa mendapat pesan dan pelajaran sejarah tidak hanya datang sebagai penonton, tapi juga sekaligus ikut berperan dalam teatrikal.

Kuncarsono Prasetyo, salah satu pendiri Begandring Soerabaia, mengatakan bahwa komunitas sejarah ini terbuka bagi siapa pun untuk bersama-sama belajar sejarah.

“Komunitas Begandring Soerabaia memberi peluang dan kesempatan bagi mereka untuk belajar sejarah dengan cara ikut terlibat dalam aksi dan kegiatan komunitas. Di sini, di komunitas ini, menjadi panggung ekspresi bagi kawan kawan dalam berbagi,” kata Kuncarsono.

Baca Juga  Begandringan: Melacak Jejak Surabaya Kota Minyak sejak 1880

Dari pengamatan lapangan terhadap jalannya teatrikal, ribuan penonton berjubel memenuhi Pelataran Balai Pemuda dengan tertib dan peratur. Mereka membentuk formasi lingkaran dan duduk di tepian luasan pelataran.

Adanya acara ini sebaglis menjadikan “Pemuda” yang disematkan pada gedung yang dibangun pada 1907 ini, menyandang sejarah kepahlawanan Arek-Arek Suroboyo. Di mana pernah dipakainya Gedung Putih Surabaya ini sebagai Markas Pemuda Republik Indonesia (PRI).

Kini, sejak selesai direnovasinya Gedung ini, Balai Pemuda semakin menjadi titik berkumpulnya warga dalam mencari hiburan yang murah meriah dan bersantai ria. Beragam pameran dan gelaran seni telah meramaikan kompleks Balai Pemuda selama ini. (nanang purwono)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *