Begandring.com-Tujuh Tiang Listrik Atas (TLA) trem berusia seratus tahun lebih diidentifikasi lokasinya oleh Komunitas Begandring. Dua TLA diketahui masih utuh tegak berdiri, serta terdapat jejak tembakan peluru yang diduga dari peristiwa 10 November 1945. Lima TLA lainnya sudah tak utuh lagi. Seluruhnya mendesak untuk segera direlokasi.
Anggota Komunitas Begandring di lokasi Tiang Listrik Atas trem Surabaya, di kawasan Krembangan Surabaya. Foto: Begandring.com
Ditemui di lokasi penemuan di sekitar Jalan Rajawali (29/6), Navy Pattiruhu, anggota Begandring Soerabaia menuturkan, TLA tersebut milik Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS). Yakni, operator trem listrik di Surabaya yang mulai beroperasi sejak 1 Juli 1922. Persis di bawah TLA, terdapat rel jalur ganda trem listrik yang sebelumnya terpendam tanah, akhirnya terbuka karena galian gorong-gorong.
“Tiang listrik Atas (TLA) trem ini bagian dari jalur trem listrik antara Jembatan Merah dan Tanjung Perak yang dibuka tanggal 12 Juli 1923,” ujarnya.
Tiang Listrik Atas dan Rel Ganda Trem Surabaya yang masih utuh. Layak direlokasi ke Kota Lama Surabaya. Foto Begandring.com
Navy menuturkan, jalur ganda tersebut menghubungkan pelabuhan tanjung perak dengan Willemsplein atau Jalan Jembatan Merah. “Pada tahun 1923, OJS memperkenalkan trem tenaga listrik alias listrik tepat saat panjang lintasnya mencapai 36 km. Kecepatan trem awalnya 30 km/jam, lalu meningkat jadi 40 km/jam pada tahun 1935,” ujar pria yang menekuni sejarah perkeretaapian di Indonesia ini.
Baca Juga: Surabaya Pernah Dikitari 49,4 Km Rel Trem, Kini Tak Tersisa
Navy mengatakan, awalnya lokomotif trem masih menggunakan uap. Di Surabaya, trem uap sudah beroperasi sejak 1897-1903. Setelah itu sempat vakum karena trem uap menyebabkan polusi asap yang tinggi.
Baik trem uap maupun listrik pernah eksis di Surabaya, termasuk di kawasan Kota Lama Surabaya. Hal itu tercatat dalam berbagai buku, arsip, dan juga foto-foto.
“Kedua jenis trem ini pernah melindas rel sampai area Jembatan Merah. Walaupun yang terkenal dan ikonik banget di sekitar Jembatan Merah itu trem listrik,” ujar Nevy.
Nevy menuturkan, trem listrik Surabaya warna awalnya kuning krem dipadu strip coklat tua. Trem listrik Surabaya itu, lanjut Navy, adalah buatan Jerman.
“Kebetulan basis desainnya ini agak mirip dengan trem yang dioperasikan perusahaan HTM (Haagsche Tramweg Maatschappij) di Belanda pada periode yang sama. Pasca nasionalisasi, livery dasar trem diubah jadi hijau tua dan kuning,” tandasnya.
Trem listrik Surabaya era 1950/60an masih beroperasi di kawasan Jalan Pahlawan. Foto: Pusat Data Begandring
Baca Juga: Halte Trem Listrik Surabaya,1930
Di tempat yang sama, Agung Widyanjaya, pegiat sejarah yang punya koleksi-koleksi penting tentang OJS berharap Pemkot Surabaya segera memindahkan TLA trem yang masih asli itu lalu dipajang di Kota Lama Surabaya.
“Agar bisa menjadi edukasi juga kepada pengunjung, bahwa Kota Lama Surabaya bukan hanya soal bangunan gedung-gedung kolonial. Tapi juga ada peninggalan-peninggalan lain yang tidak kalah penting seperti TLA trem ini,” ujarnya.
Dengan memajang TLA trem dan artefak serta dokumen terkait lainnya, hal tersebut dapat memperkuat nuansa edukatif dalam Kota Lama Surabaya. Khususnya sejarah sistem transportasi di Surabaya, dan kaitannya dengan mobilitas penduduk dan komoditi perdagangan.
Trem Uap melintas di Jembatan Merah. Foto: KITLV
Agung lantas menjelaskan bahwa beberapa lokomotif trem uap masih bisa dijumpai. Misalnya, di P.G. Gondang Winangoen dan Tasikmadoe. “Tinggal keseriusan untuk berkoordinasi dengan mereka,” ujar Agung.
Baca Juga: Kisah Lokomotif Uap Perintis Trem Surabaya
Jejak Tembakan Perang 10 November
Keberadaan TLA trem di Jalan Rajawali patut segera ditindaklanjuti. Ketua Begandring Soerabaia Achmad Zaki Yamani menuturkan, dirinya mendapati cekungan-cekungan yang diyakini merupakan jejak-jejak tembakan peluru.
“Dominan tembakan tinggi, bahkan sampai atas tiang, ada kemungkinan para pejuang naik ke tiang untuk mendapatkan pandangan jauh dan leluasa saat menembak,” ujar Zaki yang menekuni sejarah perang Revolusi Kemerdekaan ini.
Achmad Zaki Yamani memotret objek diduga jejak tembakan senapan saat perang 10 November 1945 di Tiang Listrik Atas Trem Surabaya. Foto: Begandring.com
Zaki mencatat, dari tujuh TLA yang dijumpai, semuanya terdapat jejak tembakan. Dia menduga kuat, jejak-jejak tersebut terkait dengan perang 10 November 1945.
“Saya yakin di dalam tiang ada pelurunya. Kalau ketemu dan diambil, ini luar bisa. Temuan bekas pertempuran paling hebat,” pungkasnya.
Karena nilai sejarah dari TLA trem tersebut amat kuat, Begandring Soerabaia mengusulkan kepada Pemerintah Kota agar segera merelokasinya ke Kota Lama. Dengan memajang TLA tersebut di kawasan Kota Lama, pengunjung dapat menyaksikan sendiri setidaknya dua bukti hebat yang dimiliki kota ini.
Yakni, sistem transportasi canggih pernah dimiliki Surabaya, serta jejak pertempuran legendaris yang menyisakan lubang di tiang-tiang besi baja itu. (*)
Saksikan vlog penemuan Tiang Listrik Atas Trem Surabaya oleh Komunitas Begandring di sini