Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair) bakal menggelar Indonesian Diversity at Airlangga (INDIAIR). Kegiatan bertajuk Truly Nusantara: Exploring Cultural Heritage on East Java tersebut akan berlangsung pada 14-17 Maret 2022 mendatang.
Dekan FIB Unair Prof. Dr. Purnawan Basundoro menegaskan, penyelenggaraan INDIAIR dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia khususnya Jawa Timur ke mancanegara.
“INDIAIR adalah kegiatan budaya yang diselenggarakan Universitas Airlangga sebagai program internasional. Acara ini menyajikan keragaman budaya Nusantara, khususnya Jawa Timur untuk dipersembahkan kepada mahasiswa mancanegara,” ujar Basundoro, Sabtu (12/3/2022).
Pria yang juga ketua Masyarakat Sejarawan Jawa Timur itu lalu menuturkan, hingga tanggal 12/03, sudah 49 mahasiswa dari 15 negara yang memastikan berpartisipasi dalam INDIAIR. Mereka berasal dari berbagai negara, di antaranya Korea Selatan, Australia, Singapura, Nigeria, Pakistan, Filipina, Taiwan, dan lainnya.
Program ini juga mengundang dosen tamu dari luar negeri untuk memperkaya sudut pandang pemahaman terhadap kebudayaan, yakni budaya Jawa Timur dalam konteks kebudayaan negara-negara di Asia Tenggara. Karena itu, program ini juga akan menghadirkan Dr. Adil Johan dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Anita Dewi Ph.D dari Monash Herb Feith Foundation.
Melalui program internasional ini, mahasiswa mancanegara diharapkan dapat mempelajari keragaman budaya Jawa Timur. Juga, untuk meningkatkan pemahaman akan keragaman, sehingga menumbuhkan toleransi dan menjadikan bekal untuk bekerja sama antarnegara sesuai bidang-bidang yang ada.
“Semua persiapan kegiatan mulai dari materi hingga pembicara sudah siap. Sesuai jadwal, perkuliahan internasional secara daring akan dimulai pada Senin (14/3/2022) hingga Kamis (17/32022),” terang Basundoro.
Basundoro juga mengungkapkan, dalam acara ini, FIB Unair turut mengundang Pemerintah Provinsi Jawa Timur, juga Pemerintah Kota Surabaya, serta Begandring Soerabaia, komunitas sejarah dan budaya terkemuka yang dikenal sangat aktif di Surabaya dan sekitarnya. Upaya menggandeng pemerintah dan komunitas merupakan perwujudan dari prinsip kolaborasi dalam pemajuan budaya.
“Begandring Soerabaia adalah salah satu mitra FIB Unair dalam eksplorasi sejarah dan budaya. Perwakilan Begandring akan mengisi materi perkuliahan untuk disajikan kepada mahasiswa mancanegara,” ungkap dia.
Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono menyatakan sangat mengapresiasi digelarnya INDIAIR. Karena acara ini bisa menjadi wadah kolaborasi positif yang bersifat lokal tapi berdampak global.
“Inilah kolaborasi lokal tapi berdampak global, local collaboration for global interaction. Di mana saatnya dunia perlu tahu siapa dan bagaimana Indonesia,” jelas Nanang yang pernah menjadi Project Leader dan Programme Coordinator dalam Program Pertukaran Pemuda/Mahasiswa Indonesia Canada 1989 & 1993, ini.
Nanang menuturkan, pihaknya akan menyampaikan materi yang sarat pesan penting berisi kebersamaan, perdamaian dan kemanusiaan yang bersifat universal.
“Pesan itu berwujud inskripsi kuno dari abad 13 itu ternyata ada di Surabaya,” pungkas Nanang. (*)