Berani Edukatif, Rekreatif dan bahkan Advokatif Demi Surabaya.
Bulan Mei 2023 adalah bulan yang penuh dengan kegiatan positif inspiratif bagi para aktivis heritage yang tergabung dalam Begandring Soerabaia. Dalam dua minggu terakhir pada bulan ini (Mei), serangkaian kegiatan berjejal setiap hari hingga tutup bulan.
Di sela sela pekerjaan harian dari masing masing personil, mereka masih meluangkan waktunya untuk kegiatan komunitas. Wujudnya macam macam. Mulai dari melayani penelitian sejumlah mahasiswa, juga ada pembicaraan gagasan kegiatan baru dengan komunitas lain untuk kepentingan bersama demi Surabaya.
Belum lagi kegiatan komunitas yang sudah tersetting sejak awal bulan. Diantaranya adalah produksi film dokumenter “Fatmawati” yang sudah berlangsung mulai 17 Mei hingga 22 Mei 2023. Kemudian hadir dalam “Jatim Media Summit 2023” di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya pada 24-25 Mei.

Selain itu mereka juga ikut meramaikan “Pasar Urban” di Grand City Surabaya mulai 25-27 Mei, persiapan peluncuran produk kegiatan baru yang bernama “Peneleh Studieclub” di Gedung Nasional Indonesia (GNI) mulai 22-24 Mei dan di penghujung bulan, akan ada agenda peluncuran buku “Meneropong Sejarah Surabaya Dari Sungai Kalimas”, yang dikemas dalam program talkshow televisi di JTV pada 30 Mei 2023.
Masih di bulan Mei, dimana para aktivis heritage ini harus mempersiapkan serangkaian kegiatan untuk mengisi bulan Juni, yang dikenal dengan bulan Soekarno. Selama bulan itu, akan ada kegiatan kegiatan yang berbasis sejarah dan budaya. Di bulan Juni, sebuah kegiatan kolaboratif antar negara juga akan dimulai, dimana Begandring Soerabaia akan mewakili Indonesia dalam forum heritage Internasional di Rotterdam, Belanda.
“Untungnya, kawan kawan ini sudah bisa berbagi peran bagai pemain bola yang menari nari di lapangan hijau”, kata Nanang Purwono, Ketua Begandring Soerabaia.
Nanang menambah kan bahwa Begandring Soerabaia ini terdiri dari orang orang yang berbeda profesi tetapi memiliki satu perhatian yang sama di bidang sejarah dan budaya.
“Ada dokter, arsitek, dosen, guru, jurnalis, entrepreneur, seniman, pekerja pabrik, pegawai swasta, warung dan masih ada lagi lainnya. Tidak ada yang sejarawan”, tambah Nanang.

Meski demikian masing masing mau memperkaya dirinya dengan belajar secara otodidak mulai dari membaca hingga penelusuran lapangan. Dari temuan temuan yang ada kemudian dibahas dalam diskusi diskusi kelompok yang sangat informal sambil ngopi dan bercanda.
Tidak cukup dan selesai di warung kopi, apa yang menjadi hasil diskusi selanjutnya diwujudkan dalam beragam kegiatan yang melibatkan publik. Kegiatan kegiatan itu meliputi kegiatan wisata sejarah yang bernama Surabaya Urban Track (Sub track), publikasi melalui portal sejarah Begandring.com dan social media, diskusi publik dan pembuatan film.
“Melalui kegiatan kegiatan itu masyarakat luas akan ikut belajar apa yang kami dapatkan. Misalnya melalui pembuatan film yang saat ini sedang kami lakukan. Yaitu produksi film dokumenter Fatmawati. Setidaknya sudah ada 6 film yang kami kerjakan secara kolaborasi dengan TVRI Jatim”, terang Ahmad Zaki Yamani, Kepada Bidang Pendidikan dan Latihan Begandring, yang saat ini sedang mengawal produksi film dokumenter Fatmawati.
Selama ini, yang terhitung sebagai film program televisi dan layar lebar, adalah “Tenggelamnya Kapal Van der Wijk” (2021), “Penanggungan Poros Peradaban” (2021), “Jalan Sunyi dr. Soebandi” (2022), “Koesno” (2022), “Soera ing Baia” (2022) dan “Fatmawati” (2023).
“Alhamdulillah, film Koesno masuk nominasi Festival Film Indonesia tahun 2022”, kata Cacuk, aktivis heritage lainnya yang kesehariannya sebagai kamerawan di TVRI Jatim.
Cacuk mengatakan model model film seperti yang selama ini dikerjakan secara kolaboratif dengan Begandring telah menginspirasi stasiun TVRI daerah lainnya untuk memproduksi karya secara kolaboratif. Misalnya TVRI Jogjakarta yang memproduksi film dokumenter bersama komunitas sejarah setempat.
Bagi Begandring Soerabaia, kegiatan kegiatan yang dilakukan bukan lagi untuk kepuasan dan kepentingan pribadi, tetapi sudah berfikir luas bahwa apa yang dilakukan adalah demi kepentingan publik melalui kegiatan kegiatan yang bersifat edukatif, rekreatif dan bahkan advokatif. (Tim)