Respons publik terkait perlunya pergantian nama Alun-Alun Surabaya makin kencang. Sejumlah akun media sosial bahkan mulai melakukan polling, menjaring suara masyarakat tentang alternatif nama penggantinya.
Di IG lovesuroboyo, misalnya, dibanjiri komentar netizen ketika memposting usulan pergantian nama Alun-Alun Surabaya dari hasil webunar Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur. Juga tuntutan yang disampaikan Perkumpulan Begandring Soerabaia.
Mayoritas netizen tidak setuju dengan penggunaan nama Alun Alun Surabaya. So, simak saja beberapa komen mereka:
rizky.f0: Ya paling bener balai pemuda min, dari awal pembangunan sudah di protes sama seniman2 yg di balaipemuda dan eks balai pemuda tapi sama pemkot ga di gubris sama selali malah maunya di usir hehee padahal dibalaipemuda seniman2 jos pada saat itu
suroboyokotapahlawan27: balai pemuda cakep,alun alum simpang juga cakep, emg slama ini min masyarakat kurang tau letakalun2 suurabaya,kalo ga salah lohh yaa, mungkin org2 dahulu yg hidup sampe skr mungkin tau letak alun2 su.mending pake nama balai pemuda aja ato simpang alun alurabaya
barhermawannnn: TETAP BALPEM #RINDUKONSER
dimasprasetyo_n: Balai Pemuda, wes cocok menuurutku. Memang bener alun2nya Sby itu ya daerah Tugu Pahlawan, KM 0 juuga ada di sana
Alasan mereka sangat masuk akal. Yakni, penggunaan frasa Alun Alun Surabaya mengaburkan sejarah karena berada di kompleks Balai Pemuda. Selain itu, sejarah Alun-Alun Surabaya yang memang pernah ada di kompleks Tugu Pahlawan ketika sistem pemerintahan Surabaya masih berbentuk Kadipaten dan Kabupaten.
Dalam polling itu, netizen meminta agar nama Kompleks Balai Pemuda dipakai untuk menggantikan nama Alun-Alun Surabaya agar tidak salah arah dan salah kaprah di kemudian hari. Ada juga yang menginginkan dengan nama Alun-Alun Balai Pemuda atau Alun-Alun Simpang.
Pemakaian nama Balai Pemuda atau Simpang karena kedua nama itu mengandung kearifan lokal. Balai Pemuda adalah nama yang diambil dari peran Pemoeda Repoeblik Indonesia (PRI) ketika menggunakan gedung Simpangsche Societeit sebagai markas PRI.
Sedangkan Simpang adalah nama kawasan elit di sana yang namanya menjadi label beberapa infratruktur di kawasan itu. Misalnya Huiz van Simpang (sekarang Grahadi), Rumah Sakit Simpang (sudah hilang dan berganti Surabaya Plaza), Hotel Simpang (Gran Inna Hotel), dan Apotik Simpang (masih ada).
Sebelumnya, Begandring Soerabaia melalui Youtube Channel Heritage Walk merekam pendapatn sejumlah pengunjung Alun-Alun Surabaya. Hasilna, seratus persen mereka tidak mengetahui keberadaan Balai Pemuda.
Video jajak pendapat itu kemuudian direspons MSI Jawa Timur. Melalui webinar, Selasa (11/1/22) lalu, bertajuk “Anomali Alun-Alun Kota Surabaya”. Webinar itu menyimpulkan perlunya segera mengganti nama Alun-Alun Surabaya karena bisa mengaburkan sejarah.
Ketua MSI Jatim Prof Dr Purnawan Basundoro berjanji menyerahkan rekomendasi diskusi tersebut kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (*)
Ditulis Oleh : Nanang Purwono, jurnalis senior dan ketua Begandring Soerabaia