Begandring.com: Surabaya (1/11/23) – Aksi ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦸꦩꦶꦏꦤ꧀ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ membumikan Aksara Jawa di Surabaya digelar di dua tempat pada Selasa, ꧌꧇꧓꧑꧇ꦎꦏ꧀ꦠꦺꦴꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧓꧇꧍ 31 Oktober 2023. Di pagi hari digelar di Balai Pemuda oleh mahasiswa ꧌ꦎꦤꦶꦮ꦳ꦺꦂꦱꦶꦠꦱ꧀ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀ꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya dan sore di ꧌ ꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃꦏꦿꦶꦱ꧀ꦠꦼꦤ꧀ꦩꦱꦣꦼꦥꦤ꧀ꦕꦼꦫꦃ꧍ Sekolah Kristen Masa Depan Cerah (MDC) Surabaya. Di masing masing lokasi, para peserta penulisan aksara Jawa pada sehelai kain putih berukuran panjang 8 meter, sangat antusias.
Dari Universitas Pembangunan Nasional, beragam etnis suku bangsa bercampur. Ada dari ꧌ꦩꦏꦱꦂ꧍ Makasar dan ada pula dari ꧌ꦩꦺꦣꦤ꧀꧍ Medan serta ibukota ꧌ꦗꦏꦂꦠ꧍ Jakarta. Bagi mereka Aksara Jawa adalah obyek kebudayaan yang baru dan bahkan belum pernah menuliskannya. Namun pagi itu mereka tertantang untuk bersama sama dengan rekan rekan mereka menorehkan aksara Jawa sebagai wujud dari bagian bela negara.
Mempertahankan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa adalah menjaga jati diri bangsa, yang semakin ke kini semakin dihadapkan pada budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Bagi mereka, mahasiswa dari luar daerah, turut menuliskan aksara jawa adalah bela negara. Hasil tulis ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa mereka ternyata tidak kalah dari rekan rekan mereka yang dari Jawa.
Dalam penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa di pelataran ꧌ꦒꦼꦣꦸꦁꦩꦺꦫꦃꦥꦸꦠꦶꦃ꧍ Gedung Merah Putih komplek ꧌ ꦧꦭꦻꦥꦼꦩꦸꦣ꧍ Balai Pemuda itu, mereka didampingi tokoh penggerak budaya Surabaya, ꧌ꦄ꧈ ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦛꦺꦴꦤꦶ꧍ A. Hermas Thony, yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Setelah penulisan selesai, mereka mendapat kuliah lapangan di gedung dewan, yang diberikan oleh Thony.
Sekolah Kristen Masa Depan Cerah (MDC) pionir SMA Tulis Aksara Jawa.
Sementara itu, roadshow penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍Aksara Jawa ini berlanjut ke Sekolah Menengah Kristen Masa Depan Cerah (MDC) yang berlokasi di komplek Citraland, Surabaya Barat. Acara digelar di hall lapangan basket dengan ꧌꧇꧒꧕꧐꧇꧍ 250 peserta, yang terdiri dari lebih dari ꧌꧇꧒꧐꧐꧇꧍ 200 siswa, warga sekolah mulai dari karyawan, guru hingga kepala sekolah dan wali murid.
Dra. Liem Sioe Ie, Kepala Sekolah Kristen MDC, menyambut baik penggunaan Aksara Jawa di Surabaya dan sekolah yang ia pimpin pun siap mengisi dengan aksi aksi edukasi yang menyenangkan buat siswa. Misalnya aksi aksi dalam upaya membumikan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa itu dilakukan dalam bentuk karya seni budaya siswa, Pensi, Pentas Seni.
“Dalam Pensi mendatang akan kita kemas dengan memasukkan unsur unsur aksara Jawa yang diaktualisasikan dalam bentuk pergelaran seni budaya”, jelas Liem Sioe Li usai penulisan aksara Jawa.
Sekolah Kristen ꧌ꦌꦩ꧀꧈ꦣꦺ꧈ꦕꦺ꧉꧍ MDC ini adalah sekolah yang mayoritas siswanya adalah warga keturunan etnis ꧌ꦠꦶꦪꦺꦴꦁꦲꦺꦴꦮ꧍ Tionghoa. Karenanya dalam program sekolah, disana ada program magang yang sederhana diberi nama Cultural and Social Exposure Program atau dinamakan juga program Live In.
Lewat program ini, siswa diajak untuk tinggal bersama penduduk di suatu desa tertentu selama kurang lebih 1 minggu. Di sana mereka berbaur dengan masyarakat sekitar untuk beraktivitas layaknya penduduk desa tersebut.
Melalui aksi menulis aksara Jawa adalah bagian dalam mengenal dan menjaga budaya Jawa di ꧌ꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Surabaya. Dalam kegiatan itu, sekolah melibatkan semua kelas (grade) mulai dari kelas 10, 11 hingga 12. Jumlahnya lebih dari 200 orang. Meski dalam jumlah banyak, tata cara penulisan diatur rapi bergantian.
Lembar kain berukuran lebar 1,15 meter dan panjang ꧌꧇꧘꧇꧍ 8 meter dibeber di depan siswa yang berjajar rapi secara berkelompok berdasarkan kelas. Kemudian per kelas dipanggil dua siswa untuk maju ke depan dan menuliskan aksara Jawa. Dalam menulus, mereka menggunakan aplikasi Salin Saja yang tersedia di laman https://kongresaksarajawa.id/salinsaja.
Adapun yang ditulis adalah nama siswa masing masing dan orang tua dalam aksara Jawa. Yang menarik dalam penulisan ini adalah nama nama siswa yang berbau asing masih dapat ditulis dalam aksara Jawa. Misalnya ada nama Daniel, Martina, Felicia dan masih banyak lagi lainnya. Inilah aksara Jawa yang tidak hanya untuk menuliskan bahasa Jawa saja karena aksara Jawa ditulis berdasarkan bunyi (voice based).
Penulisan aksara Jawa ini dapat diselesaikan dalam dua jam. Hasilnya sangat rapi sehingga penulisan aksara Jawa pada sehelai kain berukuran panjang 8 meter ini terlihat seperti Batik Aksara Jawa. Aksara ini ditulis dengan menggunakan spidol warna warni. Ada marah, biru dan hitam. Indah. Usai membatik dilakukan sesi foto bersama.
Diharapkan aksi menulis aksara Jawa ini dapat berlanjut di sekolah sekolah lain di tingkat ꧌ꦌꦱ꧀꧈ꦌꦩ꧀꧈ꦄ꧉꧍ SMA dan sederajat hingga jenjang ꧌ꦌꦱ꧀꧈ꦌꦩ꧀꧈ꦥꦺ꧉꧍ SMP dan ꧌ꦌꦱ꧀꧈ꦣꦺ꧉꧍ SD pada masing masing kain berukuran panjang 8 meter.
“Jika di Surabaya, minimal ada ꧌꧇꧓꧐꧇꧍ 30 sekolah per jenjang, berarti akan ada 90 sekolah. Dari ꧌꧇꧙꧐꧇꧍ 90 sekolah jika dikalikan 8 meter, berarti akan terakumulasi ꧌꧇꧗꧒꧐꧇꧍ 720 meter kain bertuliskan aksara Jawa. Nantinya kain sepanjang 720 meter ini dipajang di lapangan Tugu Pahlawan” pungkas Nanang Purwono dari ꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Soerabaia, penyelenggara kegiatan Nulis Aksara Jawa.
Dengan model penulisan berkelanjutan, nantinya bisa saja menjadi kain beraksara Jawa sepanjang ꧌꧇꧑꧐꧐꧐꧇꧍ 1000 meter. Komunikasi awal sudah dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam upaya gerakan membumikan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa di Surabaya. (nng)