Dewa 19, SMA Negeri 2, dan Taman Remaja

Tahun 2022, bisa dibilang menjadi yang termanis bagi Dewa 19. Grup band asal Surabaya itu sukses menggelar tur 30 kota. Semua kota yang didatangi selalu full penonton. Bahkan, beberapa kota yang disinggahi tiketnya sold out.

Tur yang menandai perayaan ulang tahun ke-30 Dewa 19, dimulai dari Surabaya. Kota kelahiran Dewa 19. Kota yang sangat nostalgik. Terutama bagi Ahmad Dhani dan Andra Ramadhan, dua personel Dewa 19 yang masih bertahan.

Pun dengan Ari Lasso yang kemudian memilih bersolo karir. Juga dua personel lainnya: Wawan Juniarso dan Erwin Prasetya (kini sudah almarhum) yang keluar ketika nama Dewa 19 lagi moncer-moncernya.

Saya lumayan mengikuti perjalanan Dewa 19. Karena secara usia relatif sama, yakni kelahiran tahun 1972 dan 1973. Hanya saya yang mendahului sekolah, sehingga lulus SMA-nya tahun 1990. Sedang semua personel Dewa 19 lulus tahun 1991.

Dhani, Andra, Wawan, Erwin dulu sama-sama menempuh studi di SMP Negeri 6. Sedangkan Ari Lasso ketika itu sekolah di SMP Negeri 12.

SMA Negeri 2 menjadi kawah candradimuka para personel Dewa 19. Mereka aktif berkegiatan dan membuat event. Salah satunya, Smada Fiesta, event musik yang digelar secara periodik.

Saya cukup sering nonton gelaran Smada Fiesta. Dari pagi hingga petang. Band-band yang tampil membawakan lagu ber-genre beragam. Ada rock N roll, jazz, pop, rock, dan metal. Di luar genre tersebut saya tidak menontonnya.

Saat di SMA, Dhani tampil bukan dengan para personel Dewa 19. Hanya Andra dan Wawan yang sering main bareng. Beberapa personel lain ada Salman Harun (drum), anak pengusaha asal Padang. Juga Ucok Saxophone, begitu dia karib disapa, yang kini masih aktif tampil di acara-acara di Surabaya.

Dhani bersama Smada Band sering membawakan lagu-lagu yang hits kala itu. Di antaranya The Final Countdown milik Europe, Hard to Say I’m Sorry (Chicago), dan Spain yang ngetop dibawakan olah Al Jarreau.

Personel Dewa 19 saat jumpa pers Tur 30 kota. foto: tribunnews.com /fauzi nur alamsyah

***

SMA Negeri 2 memberi kebebasan bagi anak didiknya untuk menyalurkan bakatnya. Bukan hanya musik, tapi juga olahraga dan seni. Mereka yang memiliki bakat-bakat tersebut pasti mendapat privilege (hak istimewa) dalam pelajaran sekolah.

Baca Juga  Ini Trilogi Pelurusan Sejarah Kota Surabaya

Dewa Budjana di channel Youtube-nya, mengaku sangat beruntung bisa sekolah di SMA Negeri 2. Karena saat itu, dalam hal pelajaran sekolah, dia mengaku sangat ketinggalan. Banyak pelajaran yang tidak ia mengerti.

Bahkan, masih dalam pengakuan Budjana, dia tergolong murid yang cepat dalam mengerjakan ujian. Bukan berarti dia pintar, tapi saking tidak pahamnya sehingga dia mengerjakan dengan spekulasi tinggi.

Dari semua personel Dewa 19, Dhani, Ari Lasso, dan Andra tergolong lebih banyak mencecap pengalaman di luar sekolah. Ketiganya pernah bergabung dengan Los Angeles, grup rock yang terkenal di Surabaya, kala itu.

Di masa SMA itu, saya yang saat itu menjadi siswa SMA Ipiems, getol lihat konser musik. Baik di sekolah maupun di kampus. Biasanya, acara konser musik tersebut digelar pada hari Sabtu atau Minggu.

SMA Negeri 2 adalah sekolah favorit di Surabaya. Biasa disebut SMA Kompleks. Selain SMAN 2, di sana juga ada SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, dan SMA Negeri 9.

Sejarahnya, SMA Kompleks dulu hanya ada dua sekolah, yaitu HBS (Hogere Burger School) dan HVO. Murid-muridnya adalah orang Belanda, sebagian kecil dari bumiputera.

Soekarno (Presiden pertama RI) pernah sekolah di HBS. Juga ada Roeslan Abdulgani (mantan Menlu), Soedjatmoko (mantan Dubes RI di PBB), dan Widjojo Nitisastro (mantan Menteri Keuangan).

SMA Negeri 2 dikenal gudangnya musisi. Para alumninya antara lain, Dewa Budjana, Ita Purnamasari, Didieth Sakhsana, Piyu, dan lainnya.

Ahmad Dhani, Ari Lasso, dan Wawan Juniarso satu angkatan. Andra Ramadhan bukan alumni SMA Negeri 2, tapi SMA Negeri 7. Pun dengan Erwin Prasetya yang alumnus SMA Negeri 3.

Masa itu, Los Angeles bisa disejajarkan dengan grup-grup rock Surabaya yang punya fans fanatik, seperti Power Metal, Adi Metal, Andromedha, Red Spider, Kamikaze, Rock Trickle, Surabaya Rock Band, dan Macan.

Baca Juga  Nama Jalan sebagai Narasi Sejarah Kota

Oh ya, dulu di Surabaya punya venue yang sering dipakai untuk pergelaran musik. Namanya, Taman Remaja. Lokasinya di Jalan Kusuma Bangsa. Bersebelahan dengan Taman Hiburan Rakyat (THR).

Di Taman Remaja ada amusement (hiburan). Banyak wahana permainan anak-anak dan dewasa. Tiketnya relatif murah. Di tempat itu, ada panggung terbuka yang dipakai konser musik dan selalu full dihadiri penonton.

Bagi pecinta musik di Surabaya, belum layak disebut musisi atau band rock kalau belum pernah tampil di Taman Remaja. Setiap gelaran musik, atmosfer penontonnya luar biasa. Mereka yang datang bukan hanya dari Surabaya, tapi beberapa daerah di Jawa Timur.

Masa itu, nonton konser rock di Taman Remaja adalah kebanggaan. Karena bisa lihat band-band pengisi acaranya yang atraktif. Seperti atraksi meletupkan kembang api dari pucuk gitar yang membuat penonton exited.

Di Taman Remaja, band-band jarang membawakan lagu ciptaan sendiri. Mereka membawakan atau men-cover lagu-band-band luar negeri macam Deep Purple, Led Zeppelin, Van Halen, Rainbow, Skid Row, Bon Jovi, dan lainnya.

Sayang, Taman Remaja yang legendaris itu, kini telah musnah. Setelah bangunannya dibiarkan mangkrak bertahun-tahun. Ini seiring dengan habisnya masa sewa yang waktu itu diberikan kepada PT Star Indonesia.

Ari Lasso dan Ahmad Dhani. foto: kompas.com/dian reinis kumampung)

***

Dewa 19 bisa dibilang grup band yang paling rapi dalam manajemen. Itu sebabnya mereka masih bisa eksis dengan job manggung tinggi. Tur 30 kota di Indonesia bukanlah pekerjaan ringan. Bahkan, di sela tur, Dewa 19 sempat manggung di Malaysia dengan sambutan penonton yang luar biasa.

Zaman dulu, acara-acara off air seperti Tur Dewa 19 juga dilakukan oleh Log Zhelebour. Dia seorang promotor musik yang juga berasal dari Surabaya. Log mampu menggelar Festival Rock se-Indonesia, melahirkan musisi dan band yang mampu berbicara banyak di belantika musik nasional.

Sejak merilis album pertama tahun 1993, nama Dewa 19 melejit, menyaingi Slank dan Kla Project yang lebih dulu ngetop. Lagu-lagu Dewa bisa merebut hati pecinta musik Indonesia.

Baca Juga  Reaktualisasi Nilai Kejuangan dari GNI

Dalam perjalanan, Dewa 19 juga mengalami “guncangan”. Keluar-masuk personel menjadi pekerjaan rumah Dewa 19 yang harus diatasi. Di posisi drum setelah hengkangnya hanya Wawan Juniarso, Dewa 19 sempat menggandeng Rere Grassrock sebagai additional, Wong Aksan dan Tyo Nugros.

Dua nama drummer terakhir juga keluar dan kemudian digantikan Agung Gimbal. Di tur 30 ini, posisi drummer selain Agung, ada tiga additional, yakni Tyo Nugros, Ikmal Tobing, dan Yoiqball.

Sementara untuk mengisi kekosongan Erwin Prasetya, Dewa 19 beruntung bisa mendapatkan Yuke Sampurna yang sebelumnya ikut menggawangi The Groove, grup musik acid jazz dari Bandung.

Kepergian Ari Lasso yang digantikan Once Mekel mungkin dianggap paling berat. Ini karena lagu-lagu Dewa 19 sangat identik dengan penyanyi yang lahir di Madiun, 17 Januari 1973 ini.

Kita tak mungkin melepaskan Kangen, lagu sejuta umat, dengan sosok Ari Lasso. Pun dengan lagu-lagu seperti  Cukup Siti Nurbanya, Cinta ‘kan Membawamu, Kamulah Satu-satunya, Kirana, Jalan Kita Masih Panjang, Swear, dan lainnya.

Ahmad Dhani sebagai leader, sangat piawai melahirkan grup band baru. Melalaui manajemen Republik Cinta, dia melahirkan band-band, di antaranya, T.R.I.A.D, MahaDewa, Mahadewi, Dewi Dewi, dan The Virgin.

Bahkan yang unik, Dhani bisa mengusung Ahmad Band, yang dibentuk tahun 1997, kini menjelma lagi. Tahun 2002, Ahmad Band main di panggung-panggung besar. Bahkan sempat menggebrak di Malaysia.

Para personel yang memperkuat Ahmad Band kini dikenal musisi bertalenta tinggi. Yakni, Andra Ramadhan (gitar), Yoyok Padi (drum), Thomas Gigi (bass), dan Stephan Santoso (gitar).

Tahun 2023 mendatang, Dewa 19 harus membuktikan diri sebagai band papan atas dengan bayaran, yang konon kabarnya, tertinggi di Indonesia. Sebagai fansnya, saya tentu berharap eksistensi tersebut bisa dipertahankan.

Hanya yang menjadi kekhawatiran, Ahmad Dhani sekarang terjun ke dunia politik. Bergabung dengan Partai Gerindra. Di banyak wawancara dengan media, dia acap menyebut sebagai “Part time a musician and full time a politician.”  Dua pandangan yang menurut saya kerap kali bertolak belakang. (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *